"Saya ingin memberitahukan keadaan kedua pasien. Syukurnya Aiden tidak kenapa-kenapa dan tak ada luka serius, hanya ada memar di kaki dan tangannya. Dan untuk ibu Audrey Alesya Wardana, dia mengalami patah tulang pada lengan dan kakinya, karena posisi Ibu Audrey di temukan tengah memeluk Aiden. Untuk ibu Audrey boleh di jenguk ketika sudah di pindahkan ke ruang rawat inap"
Lutut Kevin seketika lemas mendengar penjelasan dari dokter. Tapi Kevin tetap bersyukur kepada Tuhan, Audreynya masih di selamatkan.
Rian yang melihat Kevin hampir jatuh segera menggandengnya untuk duduk. Sedangkan ibu Audrey masih tetap menangis dalam pelukan suaminya.
"Nak Kevin dengan Nak Rian kalian istirahat saja dulu di rumah om, biar Arka yang hantar, pasti kalian capek kan habis perjalanan jauh"
"Saya gak apa-apa om, saya mau nunggu di sini" Kevin menoleh kearah Rian.
"Lo aja Jom ikut bang Arka, lo kan tadi yang nyetir pasti lo lebih capek dari gue"
"Gak apa-apa ni gue tinggal?"
"Gak apa-apa Jom"
"Ya udah nanti kabarin kalo ada apa-apa"
"Ok"
"Gue balik dulu sama bang Arka, om, tante, saya duluan"
"Iya nak Rian. Bang hati-hati" Kali ini mama Audrey yang menjawab, mama Audrey sudah mulai tenang.
***
Audrey sudah di pindahkan ke ruang rawat inap. Kevin dengan setia duduk di samping ranjang Audrey dan menggenggam tangan Audrey yang terdapat infus, juga terus berdoa agar Audrey segera sadar. Lama kelamaan Kevin mengantuk dan menjatuhkan kepalanya di sebelah tangan Audrey.Rama yang melihat betapa tulusnya Kevin mencintai Audrey merasa tersentuh, putrinya berada di tangan orang yang tepat.
***
Audrey perlahan lahan membuka matanya, menyesuaikan dengan cahaya di sekitarnya. Dia ingat jelas kejadian terakhir kali sebelum dia tak sadarkan diri. Kepalnya mendadak pusing, ketika Audrey ingin menyentuh kepalanya dengan tangan kirinya ternyata ada seseorang yang menggenggam tangannya, namun orang itu tertidur. Audrey tersenyum ketika mengenali orang itu siapa.
Kevin yang merasakan tangannya yang tadi menggenggam sekarang balik di genggam langsung mengakat kepalanya dan melihat kearah Audrey, Audrey tengah tersenyum kepada Kevin.
"Drey? Kamu udah sadar sayang?"
Audrey tersenyum
"Haus" Audrey berucap tanpa suara, dia merasa sangat kehausan sekarang.
"Sebentar" Kevin membantu Audrey untuk setengah duduk agar memudahknnya untuk minum. Kevin menyodorkan gelas berisi air putih ke arah Audrey.
Setelah minum Audrey menyandarkan tubuhnya ketumpukan bantal yang sudah di susun Kevin tadi.
Kevin memanggil dokter untuk mengecek keadaan Audrey.
"Keadaan ibu Audrey baik, tinggal pemulihan saja. Kalau ada keluhan bisa beritahu kami ya bu. Ya sudah bu Audrey, mas Kevin saya keluar dulu"
"Im, anak kecil yang sama aku gimana?"
"Kamu masih sempet-sempetnya nanyain orang lain saat kamu sendiri aja gak baik-baik aja"
"Keselamatan penumpang nomor satu Im"
"Dia baik-baik aja, sore ini juga kayaknya dia pulang"
"Aku juga pengen pulang"
"Kamu baru sadar sayang. Kondisi kamu belum stabil"
Audrey mengerucutkan bibirnya.
"Tangan sama kaki aku lama gak ya sembuhnya?"
"Yang penting kamu lakuin yang terbaik, dan sering terapi biar cepet sembuh"
"Gak enak banget ya gak bisa di gerakin gini"
"Sabar, nanti juga kaya dulu lagi"
"Mama, papa kesini?"
"Iya, tadi mereka di sini sama aku. Tapi aku ke tiduran jadi gak tau"
"Kamu ketemu sama mereka dong?"
"Iya, kenapa?"
"Gak apa-apa sih"
"Udah istirahat aja, kamu baru sadar jangan banyak nanya nanti kaya mba Wid"
Tak lama kemudian pintu kamar inap Audrey terbuka, ternyata mama papa Audrey yang datang membawa makanan.
"Nak Kevin, makan dulu nak" mama Audrey menyodorkan kantong plastik berisi makanan.
"Makasih tante, tante sama om gak makan?"
"Sudah, kami tadi sudah makan" jawab mama Audrey.
"Kevin makan ya tante, om. Sekali lagi makasih"
"Sama-sama nak Kevin" kali ini giliran papa Audrey
"Audrey belum sadar nak Kevin?"
"Udah tadi tan, tapi Kevin suruh istirahat lagi"
Mamah Audrey mengangguk dan menghampiri putrinya yang terbaring di atas ranjang, mengelus rambutnya dengan sayang.
"Mama" Audrey terbangun
"Aduh mama jadi bangunin adek ya"
Audrey menggeleng dan memeluk mamanya dengan sebelah tangan.
"Maafin adek ya ma. Udah bikin mama khawatir"
"Kamu bikin mama hampir kena serangan jantung tau gak"
Audrey terseyum dan menampilkan deretan giginya.
Papa Audrey mendekat mengetahui putrinya bangun.
"Pa"
Rama mengusap kepala Audrey dan mencium keningnya.
Audrey melirik Kevin yang tengah makan.
"Mau makan juga?" Mama Audrey menyadari arah mata Audrey.
"Mau, tapi kaya yang punya Kevin"
Kevin yang mendengar namanya di panggil menoleh
"Kenapa?" Kevin bertanya dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.
"Mau itu" Audrey menunjuk dengan dagunya.
"Hah" Kevin terkejut dengan permintaan Audrey
"Gak boleh sayang, nanti kalo udah sembuh baru boleh. Sekarang makan makanan rumah sakit dulu ya" mama Audrey merayu Audrey.
***
Kevin mengobrol dengan papa Audrey mengenai berbagai hal, dari mulai olahraga dan bisnis, ternyata papa Audrey adalah salah satu pengusaha yang cukup sukses di bidangnya.
"Kapan-kapan main la ke kantor om, siapa tau tertarik sama bisnis biar bisa nerusin perusahaan. Dua anak om gak ada yang minat"
"Iya om, kalo ada kesempatan nanti saya main. Emang bang Arka gak minat om?"
"Anak itu sukanya gambar, makanya dia milih jadi arsitek. Om sempet naruh harapan sama Audrey eh dia milih jadi pramugari"
"Setelah kejadian ini om masih ngijinin Audrey tetep jadi pramugari?"
"Sebenernya om gak mau, tapi kalau anaknya masih mau om gak bisa maksa, om gak mau dia kehilangan mimpinya, apa lagi hal-hal yang buat dia bahagia"
Merry Christmas 🎄 untuk kalian yang merayakan. May you have a wonderful Christmas 🎄
Jangan lupa vote and comments ❤️
See you on the next part 👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at the first sight | Kevin Sanjaya ✔️
RomanceKita gak bisa milih buat jatuh cinta sama siapa aja tapi kita bisa milih buat sayang sama siapa. Pertemuan yang tak di sengaja ternyata awal dari sebuah cerita yang di alami dua manusia berbeda jenis ini. Apakah mereka bisa bersama? Atau harus berpi...