Hari pertama PPSMB tahun 2019 dimulai. Naren sudah mempersiapkan perlengkapan yang harus dibawa. Mulai dari jas almamater, name tag, dan juga caping. Ia bergegas berangkat ke kampus karena acara ospek dimulai jam 7 pagi. Sebelumnya ia sudah berjanjian dengan Rifan dan Abas supaya bisa bersama. Dikendarainya motor ninja kesayangan Naren dengan cepat. Ia memacu kecepatannya hingga 100 km/jam karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.45. Sayangnya pandangan Naren tidak fokus ketika di jalan, ia menabrak tukang bubur ayam yang sedang menyebrang jalan
GUBRAKKK....
Naren terjatuh dari motornya, semua makanan yang ada di gerobak tersebut berceceran di tengah jalan. Naren segera bangkit dan membantu tukang bubur itu untuk mengangkat gerobaknya.
"Polahmu i pie to mas, sembrono men," teriak tukang bubur terebut
"Maaf maaf pak saya nggak sengaja," ucap Naren sambil menangkupkan kedua tangannya.
"Maaf...maaf..pokonya saya mau uang ganti rugi sekarang juga, gara-gara kamu saya nggak bisa jualan," jelas tukang bubur tersebut sambil memunguti peralatan yang berserakan di jalan
Naren yang saat itu sedang diburu oleh waktu langsung mengeluarkan lima lembar uang serratus ribuan dari dalam dompetnya dan memberikannya kepada tukang bubur tersebut
"Ini ya pak, sekali lagi saya minta maaf." Ucap Naren yang kembali ke motornya dan melanjutkan perjalanan.
Waktu menunjukkan pukul 07.15, Naren bergegas memarkirkan motornya dan berlari menuju barisan mahasiswa baru yang sedang mengikuti upacara pembukaan PPSMB UGM 2019. Namun, langkahnya terhenti oleh seorang laiki-laki yang merupakan panitia PPSMB. Panitia tersebut menarik tangan Naren.
"Mau kemana dek?" tanya panitia tersebut
"Ikut yang lain," jelas Naren singkat
"Enak aja ikut yang lain, lu tuh telat 15 menit. Sana cepet masukk barisan sama maba yang telat juga," perintah panitia itu
Tanpa jawaban Naren langsung berjalan menuju barisan di samping barisan peserta upacara, ada beberapa siswa yang terlambat datang juga
Coba aja tadi nggak nabrak orang, gerutunya dalam hati.
Ketika upacara usai, barisan yang telat datang pun belum dibubarkan. Mereka diberi hukuman untuk membersihkan sampah yang ada di lapangan tempat PPSMB berlangsung. Namun sebelumnya mereka disuruh untuk menyanyikan Hymne Gadjah Mada sebanyak dua kali.
Bakti kami mahasiswa Gadjah Mada semua
Kuberjanji memenuhi panggilan bangsaku
Di dalam Pancasilamu jiwa seluruh nusaku
Kujunjung kebudayaanmu kejayaan Indonesia
Bagi kami almamater kuberjanji setia
Kupenuhi dharma bakti tuk Ibu Pertiwi
Di dalam persatuanmu jiwa seluruh bangsaku
Kujunjung kebudayaanmu kejayaan NusantaraWaktu itu, hanya Naren yang tidak hafal dengan Hymne Gadjah Mada. Panitia yang melihat Naren hanya diam saja sambil mengikuti irama lagu tersebut pun langsung menarik tangan Naren ke depan barisan.
"Lihat nih guys! Udah telat, nggak hafal Hymne lagi?!?!", ucap panitia laki-laki yang mengenakan topi warna hitam dengan jas almamater yang melekat di tubuhnya
Prok...prok...prok..
Suara tepuk tangan terdengan nyaring dari sebelah kiri, tepukan itu juga berasal dari panitia ospek
"Enaknya kita apain nih?" seru panitia tersebut
"Kita suruh lari muterin lapangan seru kali ya," celetuk panitia perempuan yang berdiri di samping Naren
Anjing, batin Naren
Naren hanya bisa tertunduk pasrah dengan apa yang dilakukan panitia ospek tersebut. Akhirnya Naren lari dua kali putaran mengelilingi lapangan tempat mahasiswa baru melakukan upacara tadi. Setelah dua putaran ia selesaikan, Naren kembali ke barisan dengan nafas yang terengah-engah.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUKA JADI LUKA
JugendliteraturMengisahkan tentang sosok Naren mahasiswa teknik Industri'19 yang menyimpan segudang masalah dan ditutupi dengan sifatnya yang dingin, emosian, dan tak mau dikekang. Ia bertemu dengan gadis rupawan bernama Shena yang tak lain adalah mahasiswi baru d...