[06] SHENA HELENDRA.

12 8 0
                                        

Drama korea bergenre romance yang Shena tonton sejak pukul 21.00 WIB kemarin sudah ia tonton sampai semua episode habis. Ia mematikan laptopnya dan menaruhnya di meja sebelah kanan ranjangnya. Layar HP Shena sudah menunjukkan pukul 03.00 WIB pagi. Ia bergegas tidur karena hari ini merupakan ospek hari pertamanya. Shena merupakan mahasiswi baru jurusan psikologi Universitas Gadjah Mada yang masuk melalui jalur SNMPTN. Ia merupakan alumni dari SMA Bunga Bangsa yang ada di Jogja. Perempuan berambut hitam pekat sebahu itu memang termasuk anak yang pintar di sekolahnya. Ia selalu mendapat peringkat satu di kelasnya sehingga ia dapat dengan mudah menembus SNMPTN di UGM. Tempat Shena bersekolah juga sudah meloloskan banyak alumni ke UGM yang makin memudahkan angkatan Shena untuk berkuliah di UGM. Shena memilih jurusan psikologi karena ketertarikannya di jurusan tersebut dan ingin mengikuti jejak sang bunda yang berprofesi sebagai Psikolog. Ia tertarik di jurusan tersebut karena ketika SMA, ia sering mendapat cerita dari teman-temannya mengenai masalah pribadi yang menyebabkan kondisi mental temannya tidak stabil. Ia ingin ketika sudah lulus nanti bisa membantu orang terdekatnnya untuk mengatasi permasalahan psikis yang dihadapi. Selain itu, ia juga ingin menjadi seperti ibunya yang berhasil mendidik kedua anaknya dengan baik sehingga selalu merasa bahagia.

Knop pintu kamar Shena terbuka, saudara kembar Shena yakni Sheyra Helendra datang untuk membangunkan kakak perempuannya yang umurnya hanya beda lima menit saja. Sheyra berbeda dengan Shena. Ia lebih memilih untuk melanjutkan kuliahnya di sekolah kedinasan, yaitu di Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN), ia berhasil lolos pada serangkaian tes masuknya dan sekrang tinggal menunggu pengumuman untuk mulai menempuh perkuliahan.

"Woyy bangun, udah jam enam tuh," teriak Sheyra sambil menggoyangkan punggung Shena
Shena yang mendengar hal tersebut langsung terbangun

"HAH OMAIGAT CEPET BANGET UDAH JAM ENAM?!" teriaknya

"Lu sih drakoran mulu, udah tau hari ini hari pertama ospek. Awas aja nanti di hukum kating AHAHA...," ledek Sheyra

"Diem ya wibu!," ujar Shena sedikit jengkel

"Bodo amat, dah sana mandi, udah di tungguin di bawah tuh sama Ayah Bunda," perintah Sheyra

"Iya bawel," timpal Shena singkat.
Sheyra pergi meninggalkan kamar Shena dan bergegas menuju meja makan. Sementara Shena, ia langsung mengambil handuk dan pergi mandi supaya tidak telat datang ke kampus. Seusai mandi dan memakai jas almamater, ia turun tangga dan menuju meja makan. Didapatinya ayah, bunda dan Sheyra yang sudah menunggunya sedari tadi untuk sarapan bersama.

"Pagi ayah...bunda...," sapa Shena ketika sampai di meja makan

Ia langsung mendaratkan bokongnya di samping kursi Sheyra

"Pagi nak...," sapa Bunda Shena

"Hari ini kamu ospek ya?" tanya ayah Shena setelah menenggak kopi yang dihidangkan oleh pembantunya

"Iya yah," jawab Shena singkat sembari mengambil satu centong nasi goreng dihadapannya

"Ayah anter aja ya, nak? Kan ini hari pertama kamu kuliah," pinta Ayah Shena

"Gapapa nggak usah yah, Shena mau naik Gojek aja biar cepet, kalo naik mobil nanti malah kejebak macet trus jadi telat," tolak Shena

"Yaudah kalo gitu, nanti berangkanya hati-hati ya, jangan luoa bawa helm
Shena langsung mengangkat tangan kanannya di samping jidat tanda hormat

"SIAP KAPTEN," tegasnya

Ayah, bunda, dan Sheyra hanya bisa tertawa dengan tingkah Shena. Mereka kembali melanjutkan sarapannya dengan nikmat.
Satu suap terakhir telah berhasil mendarat di mulut Shena, ia langsung meminum segelas susu yang ada di depannya dan bergegas meninggalkan ruang makan karena driver Gojek sudah menunggu di depan rumahnya. Ia berpamitan kepada kedua orang tuanya dan pergi mengambil helm di garasi rumahnya.

"Dengan Mbak Shena?" tanya driver Gojek Tersebut

"Iya pak," jawab Shena singkat sembari mengenakan helm

"Mari Mbak," intruksi driver Gojek kepada Shena untuk segera menaiki motornya dan bergegas pergi menuju kampus.

Sepanjang perjalanan, Shena menikmati sejuknya udara Jogja dengan mendengarkan lagu di earphone yang ia kenakan. Ia larut dalam lagu Untuk apa-Hindia hingga ikut berdendang

Mengejar mimpi sampai tak punya rasa
Mengejar mimpi sampai lupa keluarga
Mengejar mimpi lupa dunia nyata
Mengejar mimpi tapi tidak bersama

"Suaranya bagus Mbak," celetuk driver Gojek yang mendengarkan Shena bernyanyi

Perkataan driver Gojek tersebut memecah fokus Shena, ia sedikit malu karena nyanyian yang ia keluarkan secara tidak sadar tersebut.

"Hehe, makasih Mas," ujar Shena malu-malu
Perjalanan Shena ke kampus masih berlanjut. Jalan raya di daerah kampus tiba-tiba macet karena bamyak sekali MABA yang juga akan mengikuti ospek seperti Shena. Beruntungnya, driver Gojek yang Shena tumpangi cukup jago untuk melesat di kemacetan sehingga ia dapat tiba di kampus tepat waktu.

"Udah lewat aplikasi ya Mas," ujar Shena yang sudah turun dari motor driver tersebut

"Baik Mbak terima kasih," balas driver Gojek

Driver Gojek tersebut langsung menancapka gasnya dan pergi. Sementara Shena, berjalan menuju dalam kampus. Akan tetapi, ia dikejutkan tatkala melihat para MABA yang membawa caping di hadapannya

Anjir gua lupa bawa caping, batin Shena.

Ia terus berjalan ke dalam kampus seperti mahasiswa lainnya dan sudah pasrah jika nantinya harus dihukum oleh kating. Namun, belum sempat ia masuk, Shena diberhentikan oleh seorang laki-laki berpostur badan tinggi dengan menggunakan id card panitia ospek.

Laki-laki itu tak lain adalah Naren. Shena mencoba bersikap santai tatkala ditanyai mengenai caping yang seharusnya ia bawa. Naren memberi perintah kepada Shena untuk mengambil caping terlebih dahulu. Akan tetapi Shena menolak dengan alasan nanti akan datang terlambat. Maka dari itu ia lebih memilih di hukum untuk lari keliling lapangan.

"Gara gara Sheyra ngomong bakal dihukum kating, eh malah dihukum beneran," gerutu Shena kesal

"HAH?" teriak Naren yang ternyata masih di belakang Shena
Shena langsung menengok kebelakang dan sedikit panik ketika mengetahui keberadaan Naren

"Gapapa kak," jelas Naren singkat
Shena langsung menjalankan hukumannya dan mulai berlari keliling lapangan. Baru satu putaran, kepala Shena sudah pusing, pandangannya kunang-kunang, dan sekujur badannya lemas. Tak lama kemudian ia jatuh pingsan. Shena memang memiliki kondisi fisik yang lemah sehingga ia tidak boleh melakukan aktivitas yang berat. Bahkan semasa SMA, ia sering izin untuk tidak mengikuti pelajaran olahraga karena kondisi fisiknya. Naren yang melihat Shena pingsan langsung mendekatinya dan menggendong Shena ke tempat yang lebih sejuk di bawah pohon.

"Woy bantuin," teriak Naren kepada teman-teman panitianya

Beberapa panitia perempuan menghambiri Naren dan Shena. Mereka langsung mengeluarkan kotak P3K dan mengambil minyak kayu puith untuk dioleskan di hidung Shena. Shena yang terkapar di pangkuan Naren tersebut tersadar setelah diberi minyak kayu putih.

"Alhamdulillah," ucap panitia perempuan yang memberi Shena minyak kayu putih
Naren langsung memindahkan posisi Shena dan menyuruhnya untuk duduk. Ia langsung pergi meninggalkan Shena dan melanjutkan untuk mengawasi para maba yang lain

"Lain kali nggak usah sok-sokan," bisik Naren kepada Shena

Shena yang masih lemas akibat pingsan tadi pun tak merespon perkataan Naren. Namun, dalam hatinya ia merasa emosi karena perkataan Naren

Dasar kating sadis, gumamnya dalam hati.

Panitia perempuan tadi menemani Shena dan memberikan segelas teh hangat kepadanya.

"Belum sarapan ya dek" tanya perempuan tersebut

"Udah kak, tapi emang akunya aja yang gabisa capek hehe, jadinya pingsan deh. Makasi ya kak udah dibantuin," ucap Shena

"Iya dek sama-sama, aku sama kakak-kakak yang lain kesana dulu ya dek," ujar panitia perempuan tersebut.

Shena hanya mengangguk pelan, sementara beberapa panitia yang membantunya tadi beranjak pergi untuk mengurus upacara PPSMB yang sebentar lagi akan dimulai.

SUKA JADI LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang