Naren masih terduduk di kursi tempatnya duduk tadi, Rosa menatapnya penuh emosi dan sudah mengepalkan tangannya. Sementara Naren, hanya bisa menutupi wajahnya dan menangis ketakutan. Trauma yang ia derita sewaktu kecil kini kembali lagi. Rosa pun mendangakkan kepala Naren, dua tamparan di pipi kanan dan pipi kiri berhasil dilayangkan oleh tangan Rosa.
"Awas aja ya Ren, kalo sampe kamu nggak lolos di PTN, ibu nggak segan-segan buat ngusir kamu dari sini," tegas Rosa yang langsung keluar dari kamar Naren
Naren hanya bisa terdiam dan tak henti menggigiti kukunya. Bahkan kuku jari telunjuk Naren sampai mengeluarkan darah akibat gigitan Naren terlalu keras. Naren saja harus menerima kenyataan bahwa dirinya tidak lolos SNMPTN, dan sekarang ia kembali mendapat kekerasan oleh ibu tirinya itu.
Naren membuka ponselnya dan menuliskan pesan Whats App di grup Trio Ubur-ubur yang beranggotakan dia dan kedua sahabatnya.Naren : Kalian gapapa? Sorry tadi mak lampir berulah
Rifan : Aman Ren, lu gapapa kan?
Abas : Heh iya @naren gapapa kan lu, khawatir banget gua
Naren : Biasalah, dapet dua tamparan hari ini wkwk. Tapi gapapa lah aman
Abas : Wah gila lu Ren, dua tamparan tapi masi bisa ketawa. Cepet cuci muka sana Ren, takutnya pipi lu gatel-gatel karena kena tangannya mak lampir AHAHA
Rifan : Bener tuh Ren, mending lu sekarang mandi trus tidur. Kejadian tadi gausah dipikirin
Naren : THX BRO!
Setelah beberapa waktu Naren saling berkirim pesan dengan kedua sahabatnya, ia langsung pergi mandi dan bergegas tidur.
***
Keesokan harinya, Naren berangkat sekolah seperti biasanya. Bedanya kedua pipi Naren sedikit memerah akibat tamparan semalam. Saat perjalanan menuju sekolah, ia melihat kakek buta yang hendak menyebrang jalan. Tanpa pikir panjang, Naren langsung meminggirkan motornya ke dekat trotoar dan membantu kakek tersebut menyebrangi jalan. Mungkin Naren bisa terlihat seperti manusia yang tak peduli dengan sekitar. Akan tetapi, jika berurusan dengan oran tua, ia langsung sigap dan peka untuk membantu."Mari kek, saya bantu," ujar Naren sambil memegang tangan dan pundak kakek buta itu
"Ohiya, terima kasih Nak" ucap Kakek
Naren pun langsung menuntun kakek tersebut dan membelah ramainya jalanan kota yang penuh akan orang-orang yang akan bersekolah dan bekerja.Setelah sampai, Naren berpesan kepada kakek tersebut dan memberikan tiga lembar uang serratus ribuan. Kakek itu sangat berterima kasih kepada Naren dan memeluknya erat. Seketika Naren langsung flashback ketika ayah Naren memeluknya untuk yang terakhir kali. Pelukan itu terasa hangat sekali. Naren melihat jam yang ada di tangan kirinya dan menunjukkan waktu pukul 7.20, ia langsung berpamitan kepada kakek itu dan bergegas melajukan motornya di kecepatan 100 km/jam. Beruntungnya, gerbang sekolah belum ditutup dan Naren masih bisa datang ke kelas tepat waktu.
Kondisi kelas tidak setenang biasanya. Semua anak kelas ramai membicarakan hasil pengumuman SNMPTN semalam, ada yang berbahagia, tapi ada juga yang bersedih. Tentu saja Naren masuk ke dalam tim yang bersedih, ia hanya bisa melihat teman-temannya bergembira karena sudah berhasil mendapatkan tempat kuliah yang diinginkan. Selang beberapa saat, Rifan dan Abas tiba di kelas, mereka langsung menghampiri Naren dan mengobrol bersama sembari menunggu wali kelas datang.
Agenda hari ini adalah sosialisasi mengenai SBMPTN. Maka dari itu, sudah tidak ada guru yang mengajar pelajaran lagi di kelas 12. Seisi murid di kelas Naren memperhatikan sosialisasi dari wali kelasnya mengenai tata cara pendaftaran SBMPTN dan hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk mengikuti tes. Tekadnya untuk mewujudkan impiannya semakin kuat. Ia akan berusaha semaksimal mungkin sampai mendapatkan jurusan yang ia mau.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUKA JADI LUKA
Roman pour AdolescentsMengisahkan tentang sosok Naren mahasiswa teknik Industri'19 yang menyimpan segudang masalah dan ditutupi dengan sifatnya yang dingin, emosian, dan tak mau dikekang. Ia bertemu dengan gadis rupawan bernama Shena yang tak lain adalah mahasiswi baru d...