That One Snowy Night

677 34 12
                                    

"Ambilkan barang-barangku."

Lumine yang sedang menggendong bayinya itu, langsung berdiri dari tempat ia duduk. Mencoba untuk, menyiapkan tas dan jas kerja suaminya, dengan langkahnya yang tergesa-gesa Lumine membawakan kedua barang itu. Tangannya bergetar ketika memberikan kedua benda itu kepada Suaminya.

Setelah membantu suaminya mengenakan jasnya, Pria yang berdiri di samping meja makan itu lalu menatap Lumine sembari tersenyum. "Aku berangkat dulu ya, sayang...."

Sayang....

Tubuh Lumine sedikit bergetar ketika mendengarnya, "Hati-hati di jalan. Alex....." Balas Lumine, ia sedikit berjinjit untuk memberikan Suaminya itu kecupan di bibir.

"Aku akan pulang larut,"

"Baiklah. Hati-hati."

Suasana rumah, akhirnya, tidak mencekam lagi bagi Lumine. Setidaknya ia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa harus takut, jika suaminya akan melemparkan peralatan dapur ke arahnya ataupun ke arah anak mereka.

Pria bernama Alex, yang ia pilih menjadi pendamping hidupnya dua tahun silam ternyata tidak memberikannya kehidupan yang ia inginkan. Terlebih lagi ketika Lumine setelah melahirkan anak pertama mereka.

Lumine tidak bisa melakukan apapun, selain menurut kepada suaminya itu.

Tetapi di sisi lain ia tidak tahan di perlakukan seperti ini terus. Lumine duduk di teras rumahnya, memandangi kapal-kapal yang berlabuh di pelabuhan Kota kecil bernama Olyna, sebuah kota yang mengandalkan pelabuhan mereka, menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal yang berlayar dari negeri jauh.

Banyak pelaut yang berlalu lalang di daerah tempat tinggal Lumine itu, beberapa pekerja pelabuhan menyiapkan satu spanduk, dan kemudian mengikatnya di tiang Pelabuhan.

Setelah itu menurunkan spanduk tersebut dan dapat terlihat Tulisan yang di cetak dengan sangat megah, mencuri perhatian siapa saja yang melewati jalan itu.

"HAPPY NEW YEAR, 1900."

Ah benar.... Sebentar lagi akhir tahun.

Penghujung abad ya.... Menyambut abad baru, kedua mata Lumine masih tertuju kepada spanduk itu. Hingga akhirnya suara tangisan Putrinya yang sedari tadi ia gendong itu memecahkan suasananya. "Sssshhh..... Ssshh....."

-

"Alex A... Apa yang..."

"Air!" Seru Alex, ia masuk ke dalam rumahnya dan langsung berbaring di sofa ruang tamu. Lumine cepat-cepat mengambilkan segelas Air, sembari berlari kecil. "LUMINE! AIR!"

"Iya.... Iya...." Balas Lumine, kedua tangan Lumine menyerahkan segelas air itu kepada Alex. Wajah pria itu sangat merah, Lumine dapat mencium bau alkohol di sekitar badannya dan samar-samar Lumine dapat mencium bau parfum yang feminim di badan suaminya itu. Tangannya merampas dengan kasar gelas tersebut,

Dan kemudian meminumnya. Selesai meminum, Alex melemparkan gelas kaca itu, yang hampir mengenai badan Lumine. Alex, berjalan mendekati Lumine tangannya menggenggam rambut Lumine erat.

Nafas beratnya menampar wajah Lumine, bau alkohol yang sangat pekat. Tatapan matanya, Alex....

Membuat Lumine bergetar setengah mati.

"Jika Aku minta sesuatu, bisa tidak Kau bergerak cepat! Aku ini suami mu. Jadi Istri tidak pernah becus." Seru Alex, tangannya menggenggam pipi Lumine dengan keras. "Ma.... Maaf...."

"MAAF MAAF..... ITU SAJA YANG SELALU KELUAR DARI MULUTMU. TAPI TIDAK KAU BUKTIKAN."

Kedua mata Lumine menutup, telinganya perlahan mendengung. Bulu kuduknya berdiri. Samar-samar ia dengar suara tangisan Putrinya dari kamar, Alex lalu melepaskan Kepala Lumine, "Urus Anakmu! Jangan sampai aku mendengarnya nangis saat aku ingin beristirahat!"

Lumiere du Soleil||Heroine Series|| GENSHIN IMPACT CHILUMI FANFICTION||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang