Jangjun segera berlari ke divisinya segera setelah ia tiba di stasiun TV.
"Jaehyun-ssi, apa beritanya sudah siap?"
"Sudah, tuan.", jawabnya.
"Baiklah, ruangannya?"
"Sudah disiapkan tuan. Ini jas anda, saya akan mengabari tim sound dan video.", ucap pria bernama Jaehyun itu.
Jangjun mengangguk dan memakai jasnya dengan cepat sembari memasuki ruangan.
Tanpa mengulur waktu lagi ia menata pakaian dan kartu bacaannya.
"Baiklah, kita akan live streaming dalam 3.. 2.. 1.."
Dengan tarikan nafas singkat, Jangjun menenangkan dirinya.
"Breaking News! Baru-baru ini dikabarkan sempat meredup eksistensinya, ternyata perusahaan TENM mengalami kebakaran dan konflik internal antar pegawai."
"Dilansir dari reporter WLMTV, perusahaan TENM sempat menunggak gaji untuk artis dan pekerjanya mengakibatkan sebagian pekerja yang melakukan aksi mogok kerja."
"Akibat minimnya pekerja yang masuk, kebakaran pada lantai dasar gedung TENM tidak dapat dihindarkan lagi."
"Meski tidak ada korban jiwa, dilaporkan kerugian yang dialami mencapai sebesar ₩2.500.000.000 termasuk kerugian sumber daya manusia."
Jangjun mengangguk singkat sesaat ia melihat arahan PD-nim untuk berhenti.
Ia bersandar dan menghela nafas lega ketika selesai memberitakan beritanya.
"Kerja bagus Jangjun-ssi. Kita berhasil mendapatkan yang pertama lagi.", ucap sang PD.
Jangjun mengangguk menggumamkan kata terimakasih.
"Woah, Tuan Lee itu benar - benar hebat. Anda memang ahli dalam bidang ini.", puji Jaehyun sang pegawai baru.
"Jaehyun-ssi, kau juga harus mulai belajar melakukan ini. Beruntung ada aku, kalau tidak ada siapapun lagi? Apa kau akan meminta PD-nim melakukannya?", tegur Jangjun.
"Maaf, tuan. Saya merasa belum layak untuk itu."
"Aku tidak ingin alasan lagi, bulan depan kau harus sudah memiliki 3 siaran breaking news."
Jaehyun menunduk takut.
"Sudah makan siang?", tanya Jangjun tiba - tiba.
"Y- Ya?"
"Aku bertanya apa kau sudah makan siang?"
"B- Belum tuan, saya tidak sempat untuk itu."
"Baguslah. Aku tahu tempat yang enak, ayo ikut aku."
Jaehyun mengangguk kecil dan mengikuti atasannya itu.
"Tuan.."
"Hm?"
"Saya hendak bertanya, eum.. Kenapa tuan memakai kartu masuk tamu?"
"Aku meninggalkannya di suatu tempat."
"A- Apa anda ingin saya mengambilkannya?"
"Tidak terimakasih. Tapi aku ingin makan siang sekarang dan kau harus ikut."
"Tapi tuan-"
"Tidak ada penolakan."
Sekali lagi Jaehyun mengangguk pelan.
.
.
Jangjun berjalan turun dari bus dengan Jaehyun yang mengekor di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity Platter
Fiksi PenggemarBerbisnis di dunia kuliner mungkin terkesan biasa saja. Tapi tidak bagi Lee Daeyeol. Seorang pemilik restoran populer di Seoul. Ia seringkali memperhatikan sekitarnya yang sangat beragam. Dan ya, Daeyeol menikmatinya. Komitmen dalam dirinya adalah m...