1

205K 3.1K 55
                                    

Hari yang cerah seperti masa depan author aww. Seorang siswi dengan seragam kebanggan senior high school.

"Cakep banget, sih, gue. Pasti emak bapak gue bangga sama anaknya yang secantik ini. Cuma satu yang sayang. Cakep-cakep jomblo, huh." Ucap Olivia dengan rasa haru membanggakan dirinya sendiri.

Seragam sudah, sepatu sudah, tas, serta buku. Nah ia sudah siap menempuh ilmu pengetahuan di tempat yang namanya adalah sekolah.

Olivia keluar dari kamar langsung menuju garasi, ia tak sarapan untuk apa sarapan jika hanya dirinya saja. Kedua orang tuanya sedang sibuk mengumpulkan gunung emas, namun itu tak membuatnya menjadi gadis pembangkang, ya hanya sedikit bersenang-senang tak salah kan.

Ia memasuki mobil, melajukan mobilnya dengan tenang menuju sekolah. Tak lupa ia memutar lagu kebangsaan remaja warga Indonesia. Lagu galau, wah semua pasti tau huee.

Olivia tiba di parkiran sekolah, dirinya keluar dengan gaya slow motion. Langkahnya seolah bak model di karpet merah, melangkah dengan anggunly. Hingga suara sahabatnya mengalihkan aksi gegayaannya.

"Pagi Olivia ...." Sapa Linka yang sudah kalian kenal sebagai pacar Naraka sejak beberapa minggu lalu.

"Pagi dedek, Linka." Balasnya dengan nada gurau.

"Ih, kok, dedek. Aku udah gede, yah."

"Apanya yang gede sayang," Sahut pemuda yang entah sejak kapan sudah berdiri diantara mereka.

"Tubuhku lah. Umurku juga, buktinya udah punya pacar gak kayak Olivia wlee ...." Ejek Linka merangkul lengan Naraka.

"Mainnya ngebuli, awas aja nanti gue dapet ceo-ceo wattpad. Gue pamerin ke kalian," balas Olivia dengan segala kehaluannya.

"Iya, sih gede, Yang. Apalagi yang itu.. awh .... Kok dicubit," teriak Naraka saat merasakan cubitan maut Linka pada perutnya.

"Ya, kamu, sih. Matanya jelalatan kemana-mana," kesal Linka saat mata Naraka menatap tubuhnya keatas dan kebawah.

"Maaf, ya, Sayangku," bujuk Naraka.

"Woy. Gak lihat kalian disini area dilarang bucin. B-U-C-I-N." Ucap Olivia berlalu tak lupa menarik lengan Linka agar mereka tak menebar kebucinan yang membuat kaum jomblo mengiri.

"Bye, Sayang. Nanti aku jemput waktu istirahat," teriak Naraka melambaikan tangan pada Linka yang ditarik Olivia, pemuda yang dimabuk asmara membuat urat malunya putus. Naraka tak peduli menjadi pusat perhatian,  kemudian pemuda itu berjalan menuju ruang kelasnya yang berbeda dengan Linka.

______

"Selamat pagi sahabat gue yang cangtiq dan gemoy," sapa Grizella yang bari tiba lalu duduk di kursi depan Olivia.

"Morning, Cantik," balas Linka dengan senyum lebar.

"Pagi, abis dapet uang saku lebih, ya, lo?"

"Yang bucin mah selalu bahagia tiap pagi auranya beda, gak kaya Neng Oliv," ejek Grizella dengan delikan.

Olivia melotot dengan tajam, ia gemas dengan sahabat satunya ini memang agak laknat.

"Laknat emang lo, lo gak sadar diri kalo Nona Grizella juga jomblo."

"Ets... Enggak salah lagi, sih, huee. Nanti sore kita pergi, ya, Cantik, kita cari om-om kaya, aww." Balas Grizella dengan semangat 45.

"Mau ikut dong." Timpal Linka yang tergoda dengan tawaran Grizella.

Dengan gemas Olivia menoyor kening sahabatnya yang paling unyu.

"Sadar, ya, Cantikku Sayangku, kamu udah punya babang Naraka yang uwaw. Lo mau kita dibakar Naraka hah." Gemas Olivia. Ia bisa membayangkan keduanya dikejar Naraka dengan bara api jika membawa Linka jalan dengan om-om.

Psychopath Obsession (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang