4

25 5 0
                                    


🌸

Selepas senu mengantarkan singgi, ia lalu pulang ke kediamannya, tepat ketika ia sampai shaka dan dika pun sama sampai bersamaan dari arah yang berlawanan dengan senu, mereka kini turun dari kendaraan nya masing-masing senu yang mengendarai pajero sport berwarna hitam sedangkan shaka mengendarai CBR250RR warna merah tampak gagah memang anak-anak dari pak Andreas itu
Sedangkan dika dan singgi pun sama memiliki kendaraan nya masing-masing motor dengan jenis yang sama dengan shaka hanya berbeda warna saja dika yang warna putih dan singgi yang warna hitam itu adalah hadiah terakhir dari sang ayah, shaka yang mendapatkan itu karena lulus SMA dengan nilai yang bagus dan shaka menjadi siswa terbaik dari seluruh angkatan nya sedangkan dika mendapatkan itu karena dika menang turnamen basket waktu mewakili sekolah nya di tingkat provinsi dan singgi mendapatkan itu tepat di hari ulang tahunnya dan itupun menjadi hari terakhir nya melihat sang ayah, salah satu alasan kenapa singgi gak pernah mau bawa itu motor karena itu hanya mengingatkan kejadian kelam bersama sang ayah sedangkan dika ia sempat kecelakaan gak parah hanya membuat kaki nya terkilir saja dan itu sukses buat senu khawatir berakhir dika dan singgi setiap berangkat di anterin sama senu, urusan pulang banyak ojol itu sihh pikir senu

"Mas kira kalian sudah ada dirumah setelah dari restoran mas tadi" ucap senu ketika melihat adik-adiknya

"Mas tumben pulang cepet" alih-alih menjawab pertanyaan mas nya shaka malah memberi pertanyaan balik

"Oh tadi mas abis anterin singgi ke rumah temannya trus mas udah gada kerjaan jadi ya pulanglah mau apalagi"

"Oh" jawab singkat shaka dan dika hanya diam tanpa berniat menjawab ataupun bertanya pada mas nya ia masih enggan berbicara pada mas nya atas insiden tadi

"Dika kok diam aja sihh? Masih marah sama mas?" tanya senu sambil merangkul adiknya, dika yang di tanya begitu tetap tidak ada niat untuk menjawab nya

"Dika jawab dong kalo di tanya"

"Mas butuh jawaban dika?" bukannya menjawab dika malah balik bertanya dan itu berhasil buat senu sedikit menahan emosi

"Mas tanya baik-baik yah dek" ucap senu dingin

"Iya mas, dika marah sama mas senu, mas pernah gak sihhh ngertiin perasaan nya dika sama bang shaka, mas pernah gak sih nanyain keadaan kita pas mas belain dia di depan kita, mas senu tuh terlalu ngedepanin DIA" ucap dika dan memberi penekanan pada akhir kalimat nya

"Dia punya nama dika, dan dia adik kamu"

"dika gak punya adek pembunuh mas" ucap dika datar dan menatap lurus dengan tajam ke arah senu

PLAAKKKK

Reflek yang spontan membuat ketiga nya terkejut bagaimana tidak terkejut, senu yang terkenal lemah lembut dan gak pernah main fisik dan sekarang dia malah menampar adeknya sendiri , dika pun terkejut karena itu pertama kalinya dika di tampar oleh mas nya sendiri sedangkan shaka yang dari tadi hanya melihat  mas dan adeknya sama halnya di buat terkejut pasalnya itu kali pertama shaka melihat mas nya menampar adeknya sendiri dan tamparan itu sangat keras bahkan tercetak jelas kemerah-merahan dipipi dika bahkan darah segar pun keluar dari sudut bibir dika

"LAGI MAS LAGI TAMPAR DIKA MAS!!!" Teriak dika sambil mengambil tangan senu dan diletakkan di pipi sebelah kanannya , senu hanya diam dia masih tidak percaya dengan apa yang tadi ia lakukan

"KENAPA DIAM MAS KENAPA?!" Teriak dika sekali lagi, shaka yang melihat adiknya semakin histeris pun merangkul nya dan membawa tubuh dika masuk kedalam rumah dan hal itu tidak berhasil karena dika memberontak dalam rangkulan shaka

"BANG LEPASIN DIKA BANG LEPASIIIIIN" dika masih berteriak dan berontak dalam dekapan abangnya

"DIKA DIAM" teriak shaka balik dan itu berhasil buat dika diam dan duduk berakhir dengan dika menangis sesegukan

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang