prolog

5.6K 421 27
                                    

Sunyi hanya di temani suara dari gesekan roda kereta dan jalurnya yang teredam dari dalam kereta.

Heeseung memasukan satu tangannya kedalam saku celana dan satu tangannya lagi ia gunakan untuk berpegangan pada tempat berpegangan yang menggelantung.

Suara speaker mengatakan bahwa kereta yang Heeseung tumpangi sudah sampai pada tujuan berikutnya. Kereta berhenti, membuka pintu untuk mengeluarkan orang dan menerima orang lagi untuk pergi ke pemberhentian selanjutnya.

Heeseung memerhatikan sekitar tanpa menoleh, menggunakan matanya untuk melirik seluruh isi gerbong tanpa pergerakan tubuh, menangkap sesosok pria yang sedang duduk dengan surat kabar di tangannya.

Salah satu sudut bibir heeseung terangkat sedikit membentuk senyuman kecil nyaris tak terlihat.

"Dapat..." Bisiknya pada diri sendiri.

Kereta berhenti tanda telah sampai pada pemberhentian berikutnya, membuka pintu gerbong.

Pria tersebut nampak melipat surat kabar yang ia pegang lalu meraih tasnya dan pergi meninggalkan posisi awal ke luar kereta.

Heeseung memasang earphone pada kedua telinganya, menggerakkan kepalanya naik turun layak nya ia saat mendengar lagu favorit nya, meski dia tak menyetel apapun pada handphone nya, salah satu bentuk penyamaran.

Lelaki tinggi itu melangkah mengikuti pria tadi dengan jarak yang cukup jauh agar tidak menimbulkan rasa curiga pada targetnya.

Tapi sayangnya Heeseung melihat gerakan pria itu seperti telah mengetahui keberadaannya.

"Dia kayaknya sadar! Kalian jaga di pintu keluar, gua bakal bawa dia ke sana!"

Bisik Heeseung mengarahkan orang di sebrang sana sebelum-

Brang

"Ah sialan!"

Umpat Heeseung karena dirinya tak sengaja menabrak tong sampah hingga terguling baahkan diri nya oleng, untung tak jatuh, namun itu membuat pria incarannya sadar sepenuhnya akan keberadaan Heeseung.

Pria tersebut langsung berlari kabur menghindari Heeseung sampai tak peduli kalau ia menabrak beberapa orang yang berlalu lalang.

"Dia lari!"

Ucap Heeseung, mengejar targetnya dan berusaha tetap mengarahkan pria itu ke tempat yang telah di rencanakan, meski beberapa kali hampir kehilangan jejak.

"Angkat tangan! Anda sudah terkepung!" Teriak lelaki dengan senjata di tangannya, dia tak sendiri bersama dengan anak buah lainnya.

Yah, misi kali ini berhasil lagi berkat Heeseung.

Pria pelaku dalang dari beberapa kasus pencurian di 4 bank kota dan kerusuhan kota itu mendapat borgol pada tangannya, dan juga tumpangan gratis menuju kantor polisi.

"Kerja bagus bro!"

Tepukan pada bahu heeseung dapatkan dari teman kerjanya, Park Sunghoon, selaku orang yang membantu penangkapan tadi

"Berkat bantuan lo juga, lah." Balas Heeseung memberi tonjokan pelan pada lengan temannya itu sambil terkekeh.

"Buat ngerayain kerja kita hari ini, gimana kalo minum?" Tawar Sunghoon, namun mendapat gelengan dari Heeseung.

"Ga dulu dah, gua ada kencan sama kasur."

Gurau Heeseung lalu mereka tertawa bersama sambil berjalan ke mobil untuk kembali ke kantor

Gurau Heeseung lalu mereka tertawa bersama sambil berjalan ke mobil untuk kembali ke kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kerja bagus tuan Lee, saya rasa anda menginginkan imbalan untuk kerja keras anda hari ini." Ejek sang ketua sambil terkekeh, bergurau tentu saja.

"Ah tidak, saya kan bekerja karena saya menyukainya." Balas Heeseung sambil tertawa ringan atas ucapan atasannya itu, ah dasar pak tua.

"Aku tau Lee, tetap lanjutkan pekerjaan baik mu, dan jangan lupa asah terus kemampuanmu itu, ya." Ingat sang ketua padanya.

"Baik ketua."

"Kalo begitu, kamu boleh kembali, Lee." Ucap sang ketua yang dibalas anggukan.

Heeseung dengan semangat berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.

"Heh, hati-hati, Bang-"

Brukk

Peringatan Sunghoon terpotong karena terlambat, sudah kejadian. Heeseung membentur pintu kaca dengan cukup keras, bahkan bisa dilihat dia tengah memegangi dahinya yang agak memerah.

"Penjahat noh kejar, kaca kaga salah lu sundul." Ejek Sunghoon pada yang lebih tua sambil membantunya berdiri.

"Bacot lu." Balas Heeseung masih meringis.

Sakit sih iya, tapi malunya lebih woeee.

Di depan ketua nya pula.

Heeseung langsung mengambil langkah dan pergi meninggalkan ruangan dengan dua manusia di dalamnya yang sedang geleng-geleng kepala melihat itu.

Agennya ini hebat, tapi selalu saja ceroboh.

Lelaki dengan mata bulat itu memasuki gedung apartemen dan berjalan menuju ruangan miliknya, ah dia sudah tidak sabar ingin berhambur pada kasur kesayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki dengan mata bulat itu memasuki gedung apartemen dan berjalan menuju ruangan miliknya, ah dia sudah tidak sabar ingin berhambur pada kasur kesayangannya.

Hari ini cukup melelahkan, mengingat bahwa Heeseung sampai tak tidur beberapa hari untuk mencari sang pelaku tadi, sangat menjengkelkan.

Heeseung menekan beberapa angka pada pintunya lalu membuka pintu dan masuk ke dalam tempat ternyaman baginya.

Sepertinya.....








Tes ombak dulu, vote!

Tes ombak dulu, vote!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SPY | HeeKi • Enhypen[✓] (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang