1. Bangku SMA

7 2 0
                                    

Jam istirahat kali ini, seorang gadis tengah berdiri di depan lorong menuju kantin. Mika, Mikayla Putri nama lengkapnya. Gadis yang selalu berulah di sekolah dan baru beberapa minggu ini menginjak kelas 12. Mika tidak sendiri, melainkan bersama dua orang sahabatnya, Edo dan Bayu, mereka bersahabat sejak duduk di bangku SMP.

Edo menghalangi langkah seorang siswi yang akan melintasi ketiga remaja itu. Penampilannya yang urakan, dan gaya slengehan andalannya, berhasil membuat Edo menjadi salah satu siswa yang paling disegani satu sekolah, "Dek bagi duit dong," katanya sambil menengadahkan tangan. Wajahnya dibuat se-menyeramkan mungkin.

Siswi itu mendongak, menatap Edo dengan wajah takut. "Aku gak punya uang Kak," ia menunduk dalam, kakinya mundur beberapa langkah, dengan tubuh bergetar ketakutan. Siswa-siswi yang akan pergi ke kantin pun memilih untuk mumutar arah, tidak ingin berurusan dengan ke-tiga pentolan sekolah.
Edo mendengkus sebal, "bohong! Kalo nggak punya duit ngapain ke sini?!" tanyanya mendesak siswi tersebut untuk segera memberikan uang. Mika hanya memperhatikan, tubuhnya bersandar pada dinding dengan kedua lengan disimpan di depan dada. Sementara Bayu berjongkok di samping Mika sambil menghitung uang yang mereka dapatkan dari hasil memalak hari ini.

"Woi!" sentak Edo saat siswi tersebut hanya diam tanpa berani menatapnya sedikitpun. Siswi tersebut memejamkan matanya dengan tarikan napas dalam, lengan kirinya mencengkeram kuat rok abu-abu, menahan tubuhnya agar tidak jatuh pingsan, sementara lengan kanannya mulai merogoh saku, meraih selembar uang sepuluh ribu, lalu diberikan kepada Edo.

Lelaki itu tersenyum miring menerima uang tersebut, "ini ada duit. Bohong mulu lo kecil-kecil. Yaudah sana pergi. Besok bawa duit yang banyak yak!" Mendengar perkataan Edo, siswi tersebut pun memutar tubuhnya, berlalu pergi menjauhi kantin dan ke-tiga penguasa sekolah.

Bayu bangkit, dia sedikit meregangkan otot-ototnya, "makanlah, laper gue." Kedua lengannya dimasukkan ke dalam saku, sembari melangkah lebih dulu, disusul oleh Edo di belakangnya.

Mika masih bertahan pada posisinya, entah kenapa dia sedang tidak bersemangat, "gue males ah" katanya. Edo dan Bayu tidak menanggapi, justru berjalan semakin menjauh.

Mika menegakkan tubuhnya dengan helaan napas panjang. Ia berjalan menjauhi lorong kantin. Tujuan utamanya saat ini adalah UKS, tempat yang paling nyaman untuk tertidur. Sesampainya di UKS, Mika segera menutup pintu rapat-rapat, merebahkan diri di atas ranjang, juga menyumpal telinganya dengan earphone. Tidak butuh waktu sepuluh menit, ia sudah masuk ke alam mimpi.

Sekitar 1 jam kemudian, pintu UKS terbuka, seorang lelaki berperawakan jangkung masuk sambil membopong seorang siswi tak sadarkan diri bersama seorang siswi yang lainnya. Laki-laki itu membaringkan gadis tersebut tepat di samping ranjang Mika. "Panggil petugas UKS nya."

Siswi yang ikut bersamanya mengangguk, lantas berlalu keluar UKS. Lelaki itu mengalihkan pandangannya pada Mika, mengembuskan napas jengah.

"Mana yang tadi pingsan?" Bu Tari, guru Ekonomi yang juga menjabat sebagai pembina UKS, datang bersama siswi yang tadi memanggilnya, ia segera mendekati siswi tak sadarkan diri tersebut dan memberikan pertolongan pertama. Hingga tak sampai lima menit kemudian, siswi itu sadar.

Semua yang ada di situ menghela napas lega setelah siswi tersebut beranjak pulih. "Ya sudah Ibu mau pergi dulu ya, kelas dua belas ada ulangan harian," katanya, ia berbalik lalu menemukan Mika yang masih tertidur pulas, kakinya langsung bergerak mendekat, dengan gemas lengannya menjewer telinga Mika hingga gadis itu menggeliat kecil. "Mika!" bentak Bu Tari, jeweran nya pun semakin kencang.

Mika meringis seraya bangkit sembari melepaskan kedua earphone yang masih menyumpal telinganya, sementara matanya masih setengah terpejam. "Apaan sih? Sak—" ucapan Mika terhenti saat matanya bersitatap dengan wajah kesal Bu Tari. Langsung saja cengiran lebar tanpa dosanya terbit, "eh Ibu, kok bisa ada di sini sih Bu?" tanya Mika sambil mengusap-usap tengkuk lehernya yang tak gatal.

Bad (Broken) Girl - TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang