Jam pulang sekolah, Miko berjalan di koridor. Membawa setumpuk buku fisika yang akan di kumpulkan ke meja Pak Wahyu. Ia adalah ketua OSIS di SMA Nuansa, di kelas pun ia menjabat sebagai ketua kelas. Miko, salah satu murid berprestasi yang selalu menjadi kebanggaan sekaligus andalan para guru.
Langkah Miko terhenti saat melihat Mika sedang memainkan basket di lapangan. Tak sadar, bibirnya mengulum senyum. Hanya beberapa detik, sebab selanjutnya Mika yang semula bermain basket kini berdebat dengan seorang siswi setelah berhasil melemparkan bola mengenai kepala siswi itu. Miko bergerak mendekat, gadis itu terlalu egois untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan.
"Salah lo sendiri, ngapain jalan di sini!" kata Mika sewot.
Siswi itu menatap Mika dengan jengkel, meski matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis, "dasar cewek barbar!" umpatnya kesal.
Mika geram, lengannya mengepal kuat, seolah menahan diri untuk tidak mencakar wajah gadis di hadapannya. "Lo manja!"
"Minta maaf" kata Miko sesaat setelah ia itu berdiri di samping gadis yang terkena bola.
Mika mengerling sebal, "gak usah ikut campur.""Minta maaf, Mikayla."
"Gak mau! Gue gak salah!"
"Terus siapa yang salah?"
Mika berdecak kesal, "ya suruh siapa dia jalan di sini, udah tau ada yang maen basket!"
"Batu" desis Miko pelan, "ikut saya." Baru saja satu langkah Miko menjauh, hantaman bola basket di punggungnya berhasil membuatnya meringis.
"Ngomong apa lo?!" sentak Mika kesal, ia berdiri tegak di hadapan Miko, menatap tajam lelaki yang hanya menatapnya datar, "dasar patung hidup!"
Miko tidak menanggapi, memilih pergi diikuti siswi yang tadi terkena bola. Meninggalkan Mika yang hanya menatapnya geram, mulutnya komat-kamit mengucapkan sumpah serapah untuk lelaki itu.
***
Miko dan seorang siswi yang tadi terkena bola tiba di UKS. Ia menyimpan tumpukan buku fisika milik teman-teman sekelasnya di atas meja, lalu melangkah mengambil baskom dan handuk kecil, mengisi baskom tersebut dengan air hangat lantas mendekati siswi tersebut.
"Apa yang kena?" tanya Miko, wajahnya masih datar, tak ada sedikitpun senyuman di sana.
Siswi tersebut memegang tulang pipinya, dan Miko mulai mengopresnya."Makasih ya Kak,"
Miko hanya bergumam pelan. Setelah itu hening, hingga sekitar lima menit kemudian Ia selesai mengobati siswi itu.
"Nanti malem di kompres lagi pipinya."
Siswi tersebut mengangguk pelan, matanya terus mengikuti setiap pergerakan Miko. Bahkan saat Miko hendak pergi, siswi itu menahan lengannya."Nama aku Aura." katanya seraya mengulurkan tangan.
Miko menatapnya datar, memilih segera pergi tanpa menerima jabatan tangan Aura.
***
Pukul 9 malam, Mika baru sampai di rumah. Sejak pulang sekolah tadi, ia pergi ke warung Mang Jajang, tempat tongkrongannya dengan anak-anak nakal, tentu saja seperti rumah kedua bagi Mika, Edo, dan Bayu.
Baru saja ia membuka pintu, matanya langsung bersitatap dengan kakak perempuannya yang sedang bersidekap dada.
"Dari mana jam segini baru balik?" tanya Nadia dingin.Mika tak begitu peduli. Langkah kakinya terayun santai menaiki anak tangga, tak acuh dengan Nadia yang kini mengikutinya di belakang.
"Mika! Gue lagi ngomong sama lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad (Broken) Girl - TERBIT
Ficção AdolescenteMikayla Putri adalah putri bungsu dari pengusaha terbesar di Asia Tenggara. Ia siswi SMA Nuansa yang duduk di bangku kelas 12. Bersama 2 orang temannya, Edo dan Bayu, Mika selalu berulah, menjadi siswi ternakal yang selalu bermasalah dengan guru. Na...