Tiga

119 10 0
                                    

Orchid 8 th Avenue

Dunianya berputar dan mendadak sepi. Tidak ada suara yang terdengar, dunia seperti dalam mode mute.

Taehyung mengerjapkan matanya, dipikirnya adalah Surga. Dihadapannya, padang rumput terbentang luas. Matahari ada di atasnya, namun Taehyung tidak merasakan terik yang membakarnya. Angin yang berhembus benar-benar sejuk namun Taehyung tidak mendengar suara sama sekali.

Aneh, batinnya.

Setelah mencerna keadaan, Taehyung berdiri dan dia mulai berpikir di mana dirinya. Tae ingat benar terakhir kali dirinya terkapar di lantai Kapel dengan dada yang sakit dan hampir mati. Namun kini rasa sakit itu hilang, Tae memegang dadanya merasakan detaknya yang sangat lemah

Dia merasakan ketakutan dan panik. Anehnya perasaan itu seolah tidak dapat muncul dan dirasakan, hanya bisa merasakan ketenangan dan angin yang berhembus sejuk

Disebut apa tempat ini. Inikah tempat perantara, jika benar mengapa dia harus berada di tempat ini?

Sambil terus berjalan, Tae memperhatikan sekitar. Padang rumput ini luas, Tae merasa ini tidak ada ujungnya. Dia ingin merasa takut tapi lagi-lagi perasaan itu seolah dihapuskan dari tempat ini

Tae berpikir, tidak bisa merasakan takut juga sebuah ketakutan itu sendiri

Tae kembali mengingat, tadi dia lari, jatuh, hampir mati, dan.. berakhir di sini. Jas hitam dengan brand ternamanya hilang entah kemana. Kini dia hanya mengenakan kemeja putih lusuh
dengan bawahan hitam dan tanpa alas kaki.

Bagus, rugi banyak. Batinnya

Tae mencoba tenang, menganalisis kembali. Tempat apa ini? Kota apa? Apakah ini hutan di Seoul, rasanya mustahil. Rasanya tempat seperti ini tidak pernah ada di Seoul.

Disisi lain, saat hati Tae mulai kalut samar-samar dia melihat sebuah pohon. Dia melangkah mendekat, pohon satu-satunya di padang rumput ini.

"Apa yang kau cari?" sebuah suara tiba-tiba muncul dibelakang Tae

"HAH ASTAGA?!" Tae kaget, jantungnya melonjak. Ketika dia menghadap belakang, matanya membulat

Seorang wanita dengan jubah berada di belakangnya. Menatapnya sangsi, Tae balas menatapnya dengan raut yang -antara menyebalkan dan lucu-.

"Apa yang kau cari, orang aneh" ulang wanita itu lagi

Tidak terima, Tae balas melipat tangan di depan "Maaf, bilang apa Anda?"

Lawan bicaranya berdecak pinggang "untuk yang ketiga kalinya, apa yang kau cari"

"Tempat apa ini?"

Wanita itu mulai kesal. "Menurutmu apa?"

"Padang rumput aneh"

"Hey beraninya kau, manusia aneh!"

"Biar ku jelaskan ya. Kau yang aneh memakai jubah dan dasi tidak jelas di tengah padah rumput siang hari begini" sanggah Tae tidak mau kalah. "Tunjukkan aku jalan tercepat menuju kota. Aku ingin pulang"

Wanita di depannya menghela napas. Dia berhadapan dengan orang yang keras kepala, sepertinya. "Keras kepala sekali kau"

"Maaf, kau yang menilai orang terlalu cepat!" Tae tidak terima

"Mau pulang kemana?" Tanya wanita itu, dengan penuh kemenangan

Sial, Tae bingung sendiri. Mau pulang ke mana dia. Bukankah dia lari?

"Kenapa diam Kim Taehyung? Perlu ku panggil Kapten Kim?"

Tae kaget setengah mati. Mencerna kondisi ditambah panggilan wanita itu.

"Kau suruhan Kim Namjoon kan, katakan?! Kembali dan katakan padanya berhenti mengatur hidupku!"

"Katakan padanya, aku bukan anaknya" katanya. Entah mengapa ada rasa sakit yang sulit Tae jelaskan saat mengucapnya

Wanita di depannya maju, merapikan jubahnya sambil menghela napas. "Aku tahu karena memang aku tahu. Suruhan katamu? Bukan. Biar ku jelaskan padamu suatu hal. Tentang tempat ini dan alasannya".

"Tapi ada satu hal. Syaratnya"

Tae menimbang, "apa?"

"Kau hanya perlu percaya" katanya dan angin berhembus lagi di padang rumput tak berujung itu.

"Orchid 8 th Avenue, tempat sebab dan akibat. Di sini kau punya kesempatan, diberi kesempatan lebih tepatnya untuk mengetahui alasan dari satu kejadian di hidupmu. Jadi kejadian apa yang kau pilih?"

Membelakangi wanita itu, Tae menimbang. "Alasan mengapa aku harus mengambil sumpah itu"

"Untuk itu kau akan belajar mengapa sumpah yang seharusnya kau ambil itu penting"

Tae berbalik "Kau tidak tipu-tipu kan?!"

"Rules pertama : kau harus percaya. Kau akan kembali saat kau menyadari artinya"

"Hah, maksudnya?!" Tae merasa tidak tenang. Sepertinya dia mempertaruhkan hal besar

"Selesaikan peranmu di sebuah masa. Ingat, hanya peranmu! Jangan mengubah peran orang lain!" perintah wanita itu dengan wajah penuh kewaspadaan. "Kau siap?"

"Hey, tunggu dulu orang aneh. Masa apa? Peran apa?"

"Sungguh, kau terlalu banyak tanya. Selesaikan peranmu. Temukan alasannya. Selesai." katanya berdecak pinggang

"Hah?! em.. oke. Hey, bagaimana kalau--"

Belum selesai Tae melanjutkan perkataannya, kabut datang dan menutup pandangannya. Dunianya kembali berputar, tubuhnya seakan ringan-menyentuh awan

"Rules pertama : percaya saja" kata terakhir wanita itu sebelum dunianya gelap.

_______________________________________

The Scene

*Orchid 8 th Avenue-Meadow*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Orchid 8 th Avenue-Meadow*


New-In Cast

*Jennie as strange woman*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Jennie as strange woman*






The Oath | Twilights Of 1935 [Taekook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang