Chapter 29 : sebuah perpisahan

1.6K 212 89
                                    

《《《PRESENT》》》


Woozy mendesah bosan, hari ini Baekhyun berada di rumah sakit lagi. Datang ia menjenguk dengan harapan bisa bermain atau sekedar bertukar cerita bersama Baekhyun tidak kesampaian. Baekhyun terbawa lelap efek dari pengobatan, Hyejin yang langsung menangani Baekhyun mengatakan pada Woozi sengaja ia sekaligus memberikan obat penenang kepada Baekhyun.

Keluar dari ruangan Baekhyun Hyejin mengambil duduk di sebelah Woozi. Kursi tunggu panjang yang berhadapan ruangan Baekhyun terasa dingin jarang terjamah.

"Bagaimana kabar Kakakmu?" basa-basi Hyejin memanggil sedikit keramaian.

"Baik, Kenapa tidak ke rumah saja. Sekalian ajak Kak Yongsun bercerita, dia terlalu banyak diam saat di rumah. Sekalinya berbicara jika bukan menyuruh, yah pasti melarang," jawab Woozi.

"Hmm .... mungkin lain kali saja, aku masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan terlebih dulu."

Dua orang perawat lain keluar dari dalam kamar Baekhyun. Meminta izin undur diri lebih dulu kepada Hyejin lalu meninggalkan area sambil membawa alat-alat bekas pengobatan.

"Kemoterapi yang Baekhyun lakukan, apa sesakit itu?" Woozi melirik Hyejin, pun sebaliknya. Saling pandang memperjelas maksud pertanyaan, Woozi melanjutkan kalimat. "Baekhyun terus mengerang sakit. Apa tidak ada cara lain agar Baekhyun tidak kesakitan?"

Simpul Hyejin tersenyum, membiarkan telapak tangan mendarat lembut ke puncak kepala Woozi.

"Baekhyun beruntung memiliki teman sepertimu sekarang."

Bukan jawaban pasti seperti yang Woozi harapakan. Ia tidak mendapat kepastian, dengan kata lain sakit untuk Baekhyun tidak bisa dihilangkan. Tidak ada cara lain mengusir penyakit milik Baekhyun selain melalui rasa sakit juga.

"Baekhyun akan baik-baik saja kan, Baekhyun akan sembuh-kan?" mencoba mencari peluang lain untuk memperbaiki ketidaknyaman pada hati.

"Woozi-ya, kita hanya punya keajaiban. Jika itu ada."

Masih ketidakpastian yang Hyejin berikan.

Esok harinya Woozi datang lebih cepat, Baekhyun belum melakukan pengobatannya. Kedua pemuda manis itu duduk santai di atas sofa dalam ruangan Baekhyun, sofa tersebut berwarna biru langit yang senada warna tembok. Biarpun begitu dari raut wajah keduanya terdeteksi suntuk bukan main, mereka bosan berdiam diri sejak tadi tanpa melakukan apa-apa. Keluar ruangan dan berjalan keliling rumah sakit saja mereka tidak diizinkan.

"Hah! Hari ini gerah sekali, minuman yang dingin-dingin dan manis sepertinya cocok," ujar Woozy sembari meraba tenggorokan.

Baekhyun menulis.

"Sepertinya iya. Ayo, kau saja yang keluar beli untuk kita berdua."

Woozi mengerucutkan bibir setelah membaca tulisan Baekhyun.

"Aaa.... panas Baekhyun baby," rengeknya

"Jangan manja Woozi ku sayang."

Woozi menutup mata, perlahan badannya ia biarkan merosot jatuh kelantai. Di lantai ia berguling dua kali, setelah berguling kepalanya menghadap Baekhyun.

"Kalau aku keluar, apa akan tepat waktu aku kembali sebelum kau mulia melakukan itu lagi?" telunjuk tangan Woozi arahkan menusuk-nusuk lengan memperagakan cara Baekhyun selalu diberikan suntikan setiap saat. "Kau pasti sudah tertidur lagi."

Baekhyun mengedikkan bahu tanda tak tahu, ia terlihat berpikir kemudian. Woozi seksama memperhatikan Baekhyun, sekilas Baekhyun terlihat baik, kabar Baekhyun bisa saja pergi dalam waktu dekat sebab penyakitnya seolah isapan jempol. Woozi ingin tidak percaya hanya saja ia tidak bisa menafikkan fakta yang bermain. Woozi takut, jika Baekhyun benar pergi.

My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang