Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu. Melaksanakan rapat kedua untuk membahas penyerangan dan penyelamatan korban sipil yang menjadi sandera di negara musuh. Arsen baru saja memarkirkan kendaraannya pemimpin Muda itu disambut hangat oleh para anggota mafianya pemuda itu membalas hormat dengan bangga
"Selamat datang Arsen Bagaimana kabar Anda?" tanya Franky selaku petuah dari kota Perth." tidak tuan Seharusnya saya ucapkan itu, Kabar saya baik. Bagaimana dengan anda?" Kata arsen sambil menyalami Jendral Franky."Saya senang karena Anda meminta untuk bekerjasama melakukan tugas ini" Jenderal berkepala tiga itu tersenyum ramah.
"Hey, apa anda tuan Dion yang memiliki IQ diatas rata-rata itu?" Pandangan Jenderal Frengky beralih saat melihat Dion yang mendekat, pemuda itu tersenyum "anda benar tuanl, tapi saya rasa jangan terlalu berlebihan panggil saya Dion saja saya sudah sangat senang" Dion Mengayunkan tangannya bersalaman.
Franky membalas "Baiklah Dion senang bertemu denganmu semoga hari mu menyenangkan" Jendral itu tersenyum.
"Terima kasih. Baiklah para Jendral terhormat, mari kita ke ruang rapat" ajak Dion sopan.
+
Setelah hampir dua jam berada di ruang rapat, akhirnya rapat itu selesai. Dengan hasil yang memuaskan.
Penyerangan akan di lakukan dua hari lagi, atas saran dari para pemimpin mafia dan anggota dan beberapa anak buah, pihak Kota Bess benar benar akan melakukan penyerangan terlebih dahulu. Hanya dengan tujuan penyelamatan para korban sandera. Jika pihak musuh tidak terima dan membalas menyerang. Maka 'perang' besar akan benar benar terjadi.
Tidak hanya membahas tujuan penyerangan, mereka juga membahas pembagian pembagian para anggota seperti tim penyelamatan, tim mata mata, tim pemenbak, dan tin pelacak.
Walau terjadi sedikit perselisihan akibat memiliki pendapat yang berbeda, namun rapat di pimpin oleh orang bijak, maka hasil akhirnya sangat sangat memuaskan.
+
Jauh dari markas, seorang gadis berambut gelombang coklat panjang tengah mengelilingi ruangan bertuliskan "parfume" di pintunya. Bersama asisten pribadinya, Sera. Tiga hari berlalu sejak kejadian itu, para bajingan masih menjalani hukuman. Mereka di jatuhi hukuman yang berlaku.
"aroma seperti apa yang anda suka nona Gretta? Disini tersedia berbagai aroma" tanya Sera. Mereka sedang berada di ruangan yang penuh dengan wewangian, botol botol kaca berjejer rapi di rak rak yang menempel pada dinding.
"aroma teh hijau, saya suka aromanya" jawab Gretta, gadis itu sedang mencari aroma kesukaannya.
"aih, nona. Jangan cari aroma teh hijau di rumah ini. Itu tidak akan pernah ada" Gadis yang tak jauh beda umurnya dengan Gretta memelas. "Tuan Arsen sangat membenci aroma teh hijau" lanjutnya, tanpa memperdulikan Gretta yang terdiam.
"kau begitu mengenali tuan Arsen, Sera." perkataan Gretta membuat Sera tersenyum "tidak juga nona, walau saya sudah dua tahun bekerja disini, ada banyak hal juga yang belum saya ketahui"
"seperti?" tanya Gretta meminta Sera menjabarkan perkataannya tadi.
"umm, mungkin seperti, masa lalu tuan, tipe gadis, atau gadis yang pernah tinggal disini sebelumnya" jelas Sera.
Gretta mengerutkan alisnya, apa Arsen sudah membawa beberapa gadis kerumahnya? Lalu apa yang terjadi? Apa mereka menjadi pembantu dirumah ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Manusia Dengan Rahasia
Fiksi Remaja"Untuk mu... Seseorang yang saya cintai, tak bosan bosan saya ucapkan cinta untuk mu. Membawa berjuta juta warna didalam kehidupan saya. Terima kasih telah hadir. Katakan pada tuhan, jika kau terlahir kembali, sudi lah menjadi milik saya, dan tingga...