♠ Danger? ♠

2 1 0
                                    

"semakin lo ingin mencari tau tentang sesuatu semakin lo dalam bahaya!!"
- rizky

                             *****

Pukul 12.02 A.M [amsterdam]

"ada kabar apa?" tanya ken

"yeah, kenapa?" tanya rynn

"sorry harus mengumpulkan kalian mendadak seperti ini" ucap ryan

"yeah, it's okay" ucap alinn santai

"saang berikan itu padaku" ucap galen sambil melirik saang

"untuk apa? Aku yang mendapatkan nya kenapa aku tidak boleh ikut?" tanya saang

"percaya pada kami, kami akan mengurusnya" ucap andi meyakinkan

"tch, terserah" ucap saang lalu membanting tanda kepemilikan daerah, dan pergi keluar ruangan.

Mereka semua hanya terdiam sambil memperhatikan kepergian saang.

"marah?" tanya ken bingung

"yeah, seperti nya begitu" ucap soma

"huh, memang nya kenapa? Biasanya dia tidak seperti ini" ucap ricca

"entahlah kami juga bingung" ucap andi santai.

"sudahlah, sekarang kita harus fokus membahas soal ini" ucap galen sambil mengambil dokumen itu

"tentang apa?" tanya ken

"south canada" ucap ryan datar.

Saang keluar dari ruangan rapat tertutup itu, ia sempat melihat raja dan ratu pun juga masuk ke ruangan itu.

"shit!! Sebenarnya siapa gadis itu" ucap saang

                               ****

Pukul 18.02 A.M [indonesia]

Melka berjalan kaki agar sampai di rumah, ia baru saja selesai membeli keperluan mingguan. Tiba-tiba saat sampai di gerbang ia melihat seorang laki-laki tergeletak di sana, ia pun berlari menghampiri nya, ternyata laki-laki itu adalah iki.

"iki!! Lo kenapa sampai kaya gini!?" tanya melka panik yang melihat iki babak belur

"gw di hajar sama preman mel" ucap iki dengan suara serak

"yaudah ayo masuk, gw obatin lo di dalem" ucap melka lalu membopong iki kedalam, iki pun hanya membantu melka membawa tas belanja nya.

"bentar, gw buka dulu pintunya" ucap melka lalu membuka pintu rumah nya.

"ayo" ucap melka

Mereka pun sampai di rumah, iki pun duduk di sofa yang empuk, ia melihat kesekeliling seolah mencari sesuatu, mungkin kagum.

"sini, gw obatin" ucap melka yang membawa p3k

Iki pun mengangguk, lalu mendekati melka. Melka pun mengobati iki pelan-pelan.

"biasanya lo ga kaya gini ki, kok bisa lo kalah?" tanya melka

"mereka main keroyokan" ucap iki

"biasanya lo menang" ucap melka, lalu memasang plester di wajah iki

"gw ga bisa ngelawan mereka mel, gw juga ga mau ngikutin perkataan mereka" ucap iki

"ikutin? Maksudnya?" tanya melka

"udahlah lupain aja" ucap iki

"yaudah deh, btw udah selesai" ucap melka

"thanks" ucap iki

Aliansi RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang