Aku tidak tahu kenapa kita harus dipertemukan kembali jika pada akhirnya kita akan berpisah lagi dengan cara yang lebih buruk dibandingkan kemarin. Rasanya diriku seperti terombang ambing sendiri beberapa minggu ditengah lautan diterpa badai yang kau ciptakan oleh tanganmu sendiri, kau tak ingin menolongku membiarkanku tenggelam dan mengucapkan selamat tinggal untuk selamanya tanpa berbicara.
Kau tau bagaimana rasanya saat aku terombang-ambing saat itu karena kau pernah berada disana dan aku membantumu tetapi kau malah menjebakku untuk merasakan bagaimana rasanya ada disana untuk beberapa kali, sungguh kejam!
Kau tidak langsung menenggelamkanku dengan cara menghancurkan kapalku tetapi kau membiarkan kapal itu tenggelam dengan sendirinya beserta diriku yang sudah hampir tak bernyawa didalamnya. Kau bahagia melihatku tersiksa, diriku yang masih belajar untuk mahir berenang dan sudah meminta tolong diawal untuk membantuku agar mahir dan meminta untuk memberitahu jika teknik renangku salah tetapi itu semua sepertinya sudah terlambat. Aku merasakan aku sudah tenggelam dan tak bernyawa.
Mungkin kau masih bisa menolongku tetapi aku tidak tahu apakah kau ingin melakukannya atau tidak karena aku tidak bisa mendengar suaramu dari atas air sana. Aku berharap ada orang lain yang bersedia menolongku sebelum aku kehabisan nafas dan bisa hidup kembali lalu membawaku ke daratan dan memelukku dengan erat.
Mungkin nanti dirimu akan terlambat dan menyesal karena tidak menyelamatkanku tetapi sepertinya tidak itu hanya sekedar mimpiku, kau tak akan pernah kembali lagi ke pelukanku, kau lebih bahagia melihatku tersiksa selamanya bersama masalahmu dan masalahku yang akan selalu menghantuiku. Aku yakin sebenarnya kau tak mencintaiku dan tak ingin memiliki diriku seutuhnya.
Cintamu tak berwujud tak bisa ku sentuh dan ku peluk, tak nyata tak bisa kulihat dan buku kosong yang tak bisa ku baca. Mungkin hanya orang lain yang bisa merasakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANJANG USANG
PoesíaEntah apa yang ingin saya tulis lagi. Saya rasa semua sudah saya tuangkan ke semua tulisan-tulisan saya sebelumnya. Tentang dirimu, wajahmu, senyummu, kebaikanmu sampai saya lupa dengan diri saya sendiri. Bagaikan seorang ayah kucing yang tidak per...