Chapter 3 - 삼

87 16 6
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak untuk penulis dengan cara voment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa meninggalkan jejak untuk penulis dengan cara voment.

⚠Ff ini berisi konten sara'.
Bagi yang tidak nyaman, silahkan mundur teratur ya.

Selamat membaca...

Sebelumnya...

"Di bandara. Mannaja uri~"
(Ayo kita bertemu!)

Suasana mendadak hening, gadis yang tadi berniat menyantap hidangan mie instan di hadapannya itu mendadak tercenung beberapa saat. Jihan tampak kebingungan padahal ia cukup mengerti dengan apa yang dikatakan seseorang di sebrang sana.

"Jihan-si?" Sapa Hoseok lagi.

"Eh- Ya?"

"Pesawat kami akan lepas landas satu jam lagi, kau bisa kesini kan untuk menukar handphone kita?" Sambung Hoseok mendesak Jihan.

"Itu? Entahlah- sekarang ini sudah tengah malam." Sahutnya tak yakin.

"Sebenarnya handphoneku banyak, tapi-"

Tiba-tiba ada seseorang yang menyaut ponsel itu tak elit, Bia lah pelakunya. Gadis itu langsung bicara pada si penelpon karena gemas melihat Jihan yang sedari tadi seperti orang ling-lung kehilangan arah.

"Ya! Apakah pemilik handphone apel digigit ini adalah Hoseok Bangtan Sonyeondan? Yang tadi konser?" Tanya Bia mengoceh tanpa basa-basi.

"Iya- kenapa?" Sahut Hoseok yang agak terbata.

"Wah wah. Aku tidak tau sampai mana tingkat penasaranmu pada Jihan, tapi bisakah kau tak membuat anak ini panik?! Handphonenya masih baru tapi kau malah membawanya." omel Bia lagi.

"Ah, maaf. Tapi aku berniat mengembalikan kok," sahut Hoseok membela diri. "Makanya aku memintanya ke Bandara sekarang juga."

"Begitu? Hmm tapi ini agak- ya- malam-malam begini kami bisa apa? Kau tidak khawatir jika salah satu dari kami ada yang diculik? Ya walaupun kota masih ramai tapi-" Ucap Bia dramatis seketika membuat dahi Jihan berkerut tak bisa berkata-kata.

"Bisa aku bicara dengan Jihan lagi?" Sela Hoseok tak memedulikan Bia yang kembali ingin mengoceh acak

"Nih!" Ucap Bia sambil menyerahkan ponsel disusul menggerutu lagi. "Jika aku tak tahu harga hape itu bisa-bisa sudah kubanting."

Jihan hanya merespon dengan gelengan pasrah.

"Iya, Hoseok-si?"

"Tolong kau ke Bandara ya? Aku benar-benar ingin bertem-u anu- maksudku ingin menukar handphone ini." Papar Hoseok yang sepertinya hampir saja keceplosan.

Gadis itu lantas menegok arah jam, sudah jelas ini hampir tengah malam.  Apa iya dirinya harus nekat pergi.

"Akan kuusahakan." Sahutnya lantas menatap Bia yang nyaris batal menyantap mienya, cukup terkejut akan keputusan Jihan.

𝐀𝐢𝐫𝐩𝐥𝐚𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang