Assalamu'alaikum all, welcome to my new story 🤗🤗
Makasih yang udah mampir baca, semoga suka sama ceritanya.
Banyak typo bertebaran, maklumin ya masih penulis pemula. Yang mau kasih saran dan masukan boleh banget.
Jangan lupa kasih jejak vote dan komen ya 👌🏻 tambah ke perpustakaan biar setiap update selalu dapet notif 😊😁
See you next part👐🏻
❤Selamat Membaca❤
***
" Bersyukur, seni sederhana untuk bahagia. "
***
"Kryyuukk... Kryyuukkk"
Plis, jangankan bayangkan itu bunyi renyahnya fried chicken!
Bunyi yang datang tanpa dosa tanpa permisi itu tak lain berasal dari seorang laki-laki kurus yang tengah mencuci tumpukan piring, gelas, dan alat memasak lainnya. Tangannya dengan gemetaran memegang gelas dan spons, menggosokan keduanya dengan sisa tenaganya yang ada. Sebab ingatannya masih jelas mengingat bahwa terakhir lambungnya kedatangan tamu nasi hangat dengan toping kecap dan krupuk itu sudah berlangsung kemarin siang.
Yap! Semalam ia tidak mendapat jatah makan.
Miris! Hanya karena menerima satu suap pizza dari cucu kesayangan sang nyonya rumah, berakhir ia kelaparan semalam.
" Padahal kemaren gue nggak minta. Felix yang maksa, tapi gue yang kena imbasnya." Gumah Faaz penuh sesal menuruti kembarannya kemarin. Tapi, sesal di akhir apalah guna.
Faaz Parvis Rayyan, biasa dipanggil Faaz. Harusnya ia anak kedua dari pasangan Keano Ivander dan Almarhumah Fadia Putri Rayyan, tapi sayang ia tak diakui keluarga termasuk ayahnya sendiri setelah kepergian ibunya saat ia dan Felix terlahir kedunia ini.
" Allah Maha Baik, Dia tak akan menguji melebihi batas kemampuan hambanya." Ucap Faaz berulang-ulang dalam hati sebagai penguat.
Selesai dengan tugasnya, ia berjalan berniat kembali ke kamarnya dengan sebelah tangan berpegang ke dinding karena kakinya mulai tak mampu menahan berat badannya sendiri. Pelipisnya mulai dibanjiri keringat. Kepalanya pusing dan matanya mulai berkunang-kunang.
Sekilas ekor matannya melirik ke arah jam mewah yang terpasang di ruang santai. Pukul 1 siang, pantas saja ia sangat kelaparan sekarang.
Baru hendak mendorong handle pintu kamarnya, suara teriakan mendahuluinya. Terpaksa ia membalik kembali badannya.
" Siapa yang suruh kamu istirahat?" Suara Anita menggelegar dengan nada sinis.
" Maaf oma, Faaz pusing. Faaz izin istirahat sebentar." Ucap Faaz dengan nada lemah.
" NYONYA, PANGGIL SAYA NYONYA! sudah berapa kali saya bilang, cucu saya hanya Felix bukan kamu." Jawab Anita marah sambil menunjuk ke arah Faaz.
" Izin? Saya tidak terima! Itu paling cuma akal-akalan kamu supaya bisa bermalas-malasan di rumah anak saya ini. Cepat potong rumput di halaman sekarang! sampai saya pulang shopping belum selesai, jangan harap kamu bisa makan nanti malam." Sambungnya sembari mengancam lalu berlenggang pergi tanpa memperdulikan Faaz yang terluka akibat ucapannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faaz (On Going)
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA! Ini tentang Faaz, laki-laki dengan tingkah kocak dan periang yang selalu membuat teman-temannya tertawa. Siapa sangka dibalik sosok yang selalu terlihat bahagia itu memendam beban hidup yang tak mudah. Akan...