3 - Lagi-lagi sakit

102 34 18
                                    

" Ketika diri inginkan bertahan tetapi keadaan terus memukul mundur. "

~Faaz Parvis Rayyan

***
Zona perbawangan harap stok tisyuu 🤧
Happy Reading all
Jangan lupa bismilahnya sayang

***

Pelan!

Peringat Keano dalam hati pada dirinya sendiri yang kini diam-diam tengah mengusap puncak kepala sang anak bungsu diam-diam dengan penuh ketulusan. Bahkan mata Keano sudah berkaca-kaca saking terharunya. Sepertinya ini kali ke 2 ia kembali bisa mengusap kepala Faaz setelah 9 tahun lalu fakta menyakitkan itu terungkap.

" Eugh. " Leguh Faaz pelan merasa terusik dengan sesuatu. Perlahan mata indah itu mulai terbuka yang membuat tubuh Keano langsung menegang.

Plak!

Wajah Faaz tertoleh kesamping karena tamparan kuat yang baru diterimanya. Bahkan nyawanya saja belum terkumpul, jiwanya seperti dicabut paksa saking syoknya.

Deg!

Faaz bertambah sakit bahkan melebihi rasa sakit yang diterima pipinya barusan mengetahui siapa pelakunya. Hingga tanpa sadar matanya mulai berkaca-kaca, bahkan ia yakin sekali ia berkedip air bening itu akan langsung mengalir dari matanya.

" Berani kamu tidur dikamar anak saya, hah? Dasar pembantu tidak tahu diri! " Hadik Keano dengan nada tinggi.

Faaz menggelengkan kepalanya dengan raut ketakutan, jangan lupa pipinya sekarang sudah basah.

" PERGI! " Bentak Keano membuat badan Faaz terlonjak saking terkejutnya. Tanpa peduli tangannya terluka, Faaz menarik kasar ikatan dari ditangannya hingga akhirnya terlepas dan meninggalkan memar merah serta lecet ditangan Faaz yang terlihat  jelas oleh Keano.

Tanpa mengucap sepatah katapun, Faaz langsung berlari keluar dari kamar Felix dengan sempoyongan. Tangis Keano pecah! Lagi dan lagi ia menjadi norehkan luka pada anaknya. Bahkan barusan ia mengatai "pembantu"  Pada anaknya sendiri seolah memang tidak ia akui.

" Arrrggghhh! " Teriak Keano sambil memukul tembok kamar anaknya berkali-kali hingga punggung tangannya terluka.

" Maafkan papa Faaz! " Bisik Keano lirih.

...

Cklek!

Bruk!

Tubuh Faaz langsung limbrung terduduk  di lantai kamarnya. Kamar berukuran kecil di deretan kamar para pembantu rumah megah ini.

" Hiks! Faaz nggak kuat bunda! " Cicit Faaz sambil menangis sesegukan.

" Sakit! " Lanjut Faaz sambil memukul dadanya yang terasa sesak.

" Hiks.. Hiks! Jemput Faaz bunda, Faaz mau ikut bunda aja... Hiks... Disini semuanya jah..hat." Raung Faaz sambil memeluk lututnya sembari bersandar pada dinding kamar itu. Perlahan pandangan Faaz terlihat kabur dan semuanya menggelap setelahnya.

...

" Perasaan udah ketutup tadi? " Batin Felix menghentikan langkahnya menatap pintu kamarnya yang terbuka lebar.

" Anj*ng! " Maki Felix langsung bergegas berlari masuk ke kamar setelah membuang asal sebuah apel yang tadi dibawanya untuk Faaz.

" Bangs*t lo Faaz! Berani lo kabur dari gue. " Teriak Felix dengan nada marah. Tanpa basa basi ia langsung keluar kamar dan menuju ruangan pojok di lantai bawah tempat para pembantu tinggal.

Faaz (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang