Prolog

71 4 0
                                    

"Dadah, Nara main ke taman dulu" anak kecil dengan rambut diikat dua itu melambaikan tangannya pada seorang wanita.

"Hati hati Nara jangan jauh jauh ya"

"Iyaa Mahh"

Dengan balutan baju berwarna hijau anak kecil itu berlari menuju taman yang memang jaraknya tidak jauh dari rumahnya.

"Huh, Nara cape banget" ucapnya kala dirinya telah sampai di tempat yang ditujunya.

Nara memperhatikan sekeliling mencari tempat untuk istirahat sejenak. Dia mulai berjalan menuju salah satu kursi dipinggir kolam ikan.

"Hai, Nara boleh ikut duduk? Sebentar aja kok, Nara cape abis lari lari"

Anak kecil itu tak menjawabnya. Bahkan sekedar melihat Nara saja tidak.

Merasa diacuhkan, Nara akhirnya mendudukan dirinya tepat disamping anak laki laki tadi.

"Kamu kenapa? Kok pertanyaan Nara gak dijawab?" ucapnya sambil memiringkan kepalanya menengok anak laki laki tadi yang terus menunduk kebawah.

"Emangnya tanah lebih menarik ya dari muka Nara?" Masih tak ada jawaban dari lawan bicaranya.

"Huft, Nara berasa ngomong sama patung" Menghela nafas sejenak "Apa jangan jangan Nara ngomong sama jin?" Nara bergidik ngeri membayangkannya.

"Ish berisik. Aku manusia bukan jin" Akhirnya setelah sekian lama anak laki laki itu mengeluarkan suara meskipun belum mengalihkan pandangannya dari tanah.

"Nah ngomong, Hai aku Khanara, kamu siapa?"

"Alfareez, panggil aja Fareez" Kini dia mengalihkan perhatiannya dan melihat lawan bicaranya.

"Okee, kamu kenapa? Diem terus dari tadi, padahal Nara ajak kamu ngobrol"

Hening seketika.

"Bunda lagi sakit, ayah lagi nemenin bunda di rumah sakit, aku gak ada temen di rumah selain Bi ijah" Nara mengangguk paham. Fareez kesepian.

"Yaudah gimana kalo kita temenan aja, biar kamu gak kesepian terus?" Nara tersenyum ceria.

"Kita? Masa aku main sama perempuan"

"Yakin nih gamau? Padahal papah Nara juga sering ajak Nara main basket lho" Lama tak ada jawaban membuat Nara mendengus kesal. "Kelamaan mikirnya, udah kita temenan aja yaaa"

Setelah mengatakan pernyataan sepihak itu Nara kemudian berdiri dan menarik tangan Fareez lalu berlari menuju suatu tempat yang memang menjadi tujuannya datang ke taman.

"Fareez liat deh banyak kelinci lucu lucu, ayooo siniii" Kandang kelinci adalah tujuan Nara datang ke taman, dia sering datang ke taman sendiri sekedar untuk memberi makan kelinci atau mengajaknya bermain.

Raut wajah Fareez yang sedari tadi murung kini mulai berubah ceria, dia mengikuti Nara berlari mengejar kelinci putih yang terus melompat menjauh.

"Yes ketangkep" Fareez tertawa senang tentunya bersama Nara disampingnya. Mereka duduk sambil memberi makan kelinci dengan wortel yang memang disediakan penjaga disana.

Waktu terus berjalan hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"Fareez, ini udah sore, Nara harus pulang takut Mamah nyariin"

Muka Fareez yang sedari tadi ceria kini berubah murung lagi.

"Besok kita main lagi okee, sekarang kamu pulang dulu" Masih tak ada jawaban dari lawan bicaranya.

"Nara gak bakal ninggalin Farrez kan?"

"Engga, emm gimana kalo kita sahabatan aja?" Nara mengusulkan ide.

Muka Fareez seketika berbinar senang.

"Janji yaa, kita sahabatan selamanya?"

"Iyaa, janji" Fareez menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Nara.

"Yaudah sekarang pulang dulu yaa, udah sore"

"Okee dehh, dadah Nara sampai ketemu besok" Fareez berjalan menjauh sambil melambaikan tangannya.

"Dadah"

________________________________________

Hallo readers!!
Jangan lupa bintang sama commentnya okee

See you, have a nice day♡

Ig: nailaanrfzh_

MORTAL STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang