Kecupan bibir Vernon terasa lembut menghujani setiap sudut wajah Seungkwan. Kening, hidung, mata, pipi, dan yang terakhir adalah bibir.
Lidah Vernon menyelinap masuk ke dalam rongga mulut Seungkwan. Saling beradu lidah dan bertukar saliva. Tentu saja Vernon lebih mendominasi. Walaupun Seungkwan handal dalam beragam jenis olahraga, namun dalam hal 'olahraga di ranjang' ini kali pertama baginya. UPS! Bukan di ranjang. Sekarang mereka sedang melakukannya di dalam mobil Lamborghini Veneno Roadster milik Vernon yang diparkir di tepi jalan nan sepi dan jauh dari orang-orang. Terdengar mewah, namun kenyataannya mereka dibatasi oleh ruangan yang sempit dan minim oksigen.
Seungkwan menepuk-nepuk pundak Vernon keras, nampaknya pemuda manis itu sudah kehabisan nafas. Vernon paham dengan sinyal yang diberikan Seungkwan, lantas ia pun melepaskan tautan bibir mereka. Terlihat disana benang saliva yang masih tergantung diantara bibir mereka.
Nafas Seungkwan tersengal-sengal, berusaha meraup seluruh oksigen di dalam mobil sempit itu. Sangat menggoda dengan wajah yang memerah dan mata yang sayu, membuat Vernon tak tahan untuk segera mencicipi hidangan lezat di depan matanya.
Sebelum memasuki inti kegiatan nakal mereka, Vernon terlebih dahulu membuka jendela mobilnya, tidak lebar, hanya celah kecil untuk membiarkan udara segar masuk. Vernon tidak mau mereka berakhir dengan mati keracunan karbon dioksida, karena mati saat berbuat mesum terdengar konyol bukan?
Sambil menciumi leher jenjang sang kekasih, tangan Vernon menyusup masuk ke dalam celana pendek Seungkwan. Mengusap paha mulus si manis dan sesekali meremas pantat sintalnya.
"Jangan cium-cium, Kwanie bau keringat!" larang Seungkwan sembari mendorong kepala Vernon menjauh.
"Engga ko, Kwanie wangi. Malah daddy suka aroma tubuh Kwanie. Bikin candu"
Seungkwan langsung menjewer telinga pria mesum itu, namun yang dijewer hanya tawa geli.
"AWW!!" jerit Seungkwan kala ia merasakan sebuah gigitan di pahanya.
"Daddy ngapain?"
"Daddy ga suka celana kamu. Terlalu pendek. Umbar-umbar paha kemana-mana.
Enak banget orang lihat paha Kwanie gratis" jawabnya sambil terus menggigit dan memberi tanda di paha telanjang Seungkwan."Jadi kalo bayar boleh dong?"
"Ya... Bukan gitu sayang.
Maksud Daddy, yang boleh lihat paha Kwanie cuma Daddy aja, Kwanie cuma punya daddy. Paham?"Seungkwan terkekeh melihat sang daddy yang overprotektif. Menurutnya Vernon terlihat manis saat seperti ini.
"Yes Daddy, I am yours and you are mine" ucap Seungkwan seraya mengecup bibir Vernon dan lagi-lagi ciuman panas itu terjadi.
Tangan Vernon menyelinap masuk ke dalam jersey biru putih Seungkwan. Menjelajah setiap inci kulit mulus tersebut seakan mencari-cari sesuatu.
"Ah~💕" desah Seungkwan kala Vernon meremas kedua titik sensitifnya.
Vernon terus bermain di sana. Meremas mencubit hingga menggigit puting yang kini mulai menegang.
"Daddy... S-stop, STOP!" lenguh pemuda manis itu sembari menggeliatkan tubuhnya.
"Yakin mau berhenti?" Tanya Vernon jahil seraya menjilat lagi puting Seungkwan.
"Coba Kwanie lihat deh... sekarang junior Kwanie udah tegang. Kan sayang kalo kita berhenti di tengah jalan"
Vernon dengan nakal menyentuh junior Seungkwan yang sudah menegang di balik celana pendeknya. Tanpa seijin sang empunya Vernon melepas celana juga pakaian dalam sang pemuda manis hingga memperlihatkan batang kecil yang sudah basah dilumuri pre-cum.
KAMU SEDANG MEMBACA
VerKwan One Shoot 🔞
FanfictionKumpulan oneshoot verkwan Bxb 🔞 Yang dibawah umur mohon mundur. Terimakasih