I'm dying (2)

2.7K 165 21
                                    


Seungkwan menatap ke arah kaki kirinya yang sekarang dibalut oleh gips berwarna putih. Dokter bilang jika kakinya terluka lagi, mungkin di kemudian hari ia akan lumpuh. Seungkwan tidak mau itu terjadi, tapi ia tidak bisa menebak tindakan buruk apa lagi yang akan Vernon lakukan kepadanya. Semoga hari ini ia tidak berpapasan dengan sang ketua geng yang arogan itu.

Baru saja Seungkwan mengatakannya, tiba-tiba saja Seungkwan dan seisi kelas dikejutkan dengan kehadiran Vernon yang datang tiba-tiba seraya membanting pintu kelas keras.

"Seungkwan! Seungkawan! Dimana kau, sialan?!" panggil Vernon berteriak.

Seungkwan yang ketakutan berusaha sembunyi di bawah meja, namun sayang mata elang Vernon dapat dengan mudah menemukannya dan menyeret pemuda malang itu ke suatu kelas kosong di lantai tiga yang letaknya jauh dari ruang pembelajaran utama.

"lepaskan aku Vernon.... Lepaskan...." Seungkwan memohon seraya menangis, namun si tuan kejam tak sedikitpun mengubris permohonan dari si pemuda malang.

Dengan sekuat tenaga Vernon membanting tubuh si lemah ke atas meja dan menarik seragam Seungkwan hingga seluruh kancingnya terlepas.

Seungkwan terus meronta-ronta, mencegah Vernon untuk menelanjanginya. Tangannya menahan selembar pakaian dalam yang masih menempel di pinggang sebagai pertahanan terakhir.

"bukan kah ini yang kau mau?! Ini kan yang kau mau?!" bentak Vernon seraya menahan tubuh Seungkwan di meja.

"tidak.... Tidak..." tangis Seungkwan.

"maaf, maafkan aku Vernon... aku berjanji tidak akan menyukaimu lagi... aku akan berhenti menyukaimu, Vernon... jadi aku mohon jangan lakukan ini padaku..."

Rengekan Seungkwan semakin membuat Vernon murka. Ia teringat kembali kejadian kemarin, saat Wonwoo membawa Seungkwan naik ke dalam mobilnya. Pemuda berkaca mata itu menyentuh pinggang dan tangan Seungkwan. Pinggang dan tangan yang seharusnya hanya Vernon lah yang boleh menyentuhnya.

"BERISIK!" sebuah tonjokan melayang tepat ke pipi Seungkwan dan membuat pemuda itu seketika terdiam.

Kejadian itu terasa begitu cepat dan begitu menyakitkan. Vernon melecehkannya, menjamah tubuh yang sebelumnya tak pernah ada seorang pun yang menyentuhnya.

Sekujur tubuh Seungkwan nyeri, terutama tubuh bagian bawah. Entah sudah berapa lama ia menangis, tapi Vernon tak kunjung melepaskannya.

Benda menjijikan itu ada di dalam sana, di tempat yang sebelumnya tak pernah terbayang ada yang memasukinya. Menjijikan, sampai-sampai rasanya Seungkwan ingin muntah.

Jika Vernon tak mencintai Seungkwan, lalu mengapa ia melakukan semua ini padanya.

Apa memerkosa Seungkwan adalah salah satu bukti bahwa Vernon sangat membencinya?

Vernon pun terus mempertanyakan hal tersebut dalam hati.

Vernon membenci Seungkwan karena telah menyukainya, tapi mengapa kala seseorang mendekati Seungkwan, hati Vernon rasanya panas dan tak terima?

Dan kala Vernon mendengar suara tangis Seungkwan yang meraung-raung, rasanya sangat menyakitkan.

Apa Vernon benar-benar membenci Seungkwan?

Vernon menatap wajah pemuda yang kini sudah kehilangan kesadaran. Tubuhnya kurus dipenuhi oleh memar-memar kebiruan. Bekas genggaman tangan Vernon pun langsung membekas pada pergelangan tangan kurusnya. Tidak hanya itu, bahkan memar yang Seungkwan terima satu minggu yang lalu pun masih membekas hingga sekarang.

"mengapa?" tanya Vernon. "bukankah seharusnya luka-luka itu sudah hilang?"

Manik Vernon beralih menatap ke arah kaki Seungkwan yang kini dibalut oleh gips.

"kaki Seungkwan patah dan mungkin bisa lumpuh jika kau terus melukainya"

Kata-kata Wonwoo seketika terngiang di kepala Vernon, menyadarkan pemuda arogan itu bahwa tubuh si pemuda kurus sangatlah rapuh, membuat luka-luka di sekujur tubuhnya sangat sulit untuk sembuh.

Dulu Seungkwan adalah siswa yang ceria dan menawan. Setiap kali Vernon menatap pemuda manis itu dari kejauhan, jantungnya seakan berdegup lebih kencang dari biasanya.

Vernon mengelus pipi Seungkwan yang bengkak dan seketika ada rasa sesal di hatinya.

Andai saja Vernon tidak mendahulukan ego dan gengsinya, mungkin ia tidak akan pernah menyakiti pemuda yang ia kasihi itu. Mungkin hari ini pun ia masih bisa melihat senyuman yang begitu manis dari pemuda berparas indah tersebut.

Vernon menyelimuti tubuh berantakan Seungkwan dengan jaketnya, lalu beranjak pergi keluar untuk mengambil kotak obat dari UKS.

Vernon sudah memantapkan diri untuk memperbaiki semua kesalahanya. Setelah ini, ia akan meminta maaf pada Seungkwan dan menerima konsekuensi dari setiap tindakannya.

Seungkwan terbangun dari tidurnya kala cahaya dari matahari senja menggores permukaan kulitnya yang sensitif. Ia menatap ke sekeliling, namun ia tak dapat menemukan sosok Vernon di sana dan hanya menemukan sebuah jaket yang menyelimuti tubuh telanjangnya.

Seketika air mata terjatuh dan mengalir membasahi pipinya.

Sakit... rasanya sangat sakit... Tubuh dan hati Seungkwan rasanya sakit.

Dosa apa Seungkwan sampai-sampai nasib buruk terus saja datang menghujam dirinya?

Seungkwan sudah tak sanggup lagi menanggung semua derita. Ia ingin mengakhirinya, Cinta, rasa sakit, juga hidupnya. Ia berharap semua akan membaik di kehidupan selanjutnya dan berharap untuk menemukan cinta yang lebih pantas untuk dirinya.

Vernon berlari tergesa-gesa menuju kelas di mana Seungkwan berada sambil membawa sekotak obat-obatan dan perban dtangan. Tak lama, hanya sebentar, namun sosok Seungkwan sudah hilang dari sana.

"Seungkwan, kau dimana?" panggil Vernon seraya mencarinya di setiap sudut ruangan.

Angin berhembus begitu kencang melewati jendela hingga menerbangkan gordeng-gorden di ruangan kumuh itu. cahaya jingga yang menyilaukan mengganggu pandangan Vernon, membuat sang pemuda berinisiatif menghampiri ke arah sana.

Kedua tangan Vernon meraih dua belah jendela yang terbuka dengan niat untuk menutupnya. namun sekilas maniknya bergerak ke bawah dan melihat penampakan yang sungguh sangat tidak ingin ia lihat.

Dari jendela lantai tiga, Vernon dapan melihat sesosok tubuh yang terkujur kaku dibanjiri cairan merah. Sosok itu sangatlah familaiar baginya, sosok orang yang paling ia kasihi, yaitu Seungkwan.

Bahkan hari ini pun tak ada kesempatan untuk aku memperbaiki kesalahanku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VerKwan One Shoot 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang