"Santai dong cantik"
Chika mengerutkan dahinya heran. Merasa salah dengar tapi si anak baru itu masih tersenyum dan menatap kedua matanya tanpa ragu. Ia kembali salah fokus dengan tangan Ara yang terbalut perban.
"Menurutmu, aku kenapa?"
"Ha?", Chika langsung sadar dan menoleh memperhatikan Ara yang mengetahui pandangan Chika sebelumnya tadi.
"Hmm?"
"Jatuh? Mau bunuh diri? Depresi?"
"Positif thinking sekali si cantik ini"
"Di marahin papa ya?"
Ara tertawa gemas melihat tingkah laku Chika yang terlihat polos itu. Perempuan cantik tersebut jadi kebingungan dan salah tingkah. Ia menyelipkan helaian rambutnya yang ada di samping telinga sambil melirik Ara yang masih menatapnya.
"Tau ga, aku habis berantem sama vampir"
Chika langsung membelalak kaget dan menghindar dari Ara saat itu juga. Ia ketakutan dan mengecek leher si murid baru serta pergelangan tangannya untuk memastikan.
"Kamu.. serius?"
"Kamu percaya vampir itu ada ya?"
"Iya"Ara langsung menyimpan senyumnya dan menunduk sedikit. Yang tadinya menatap Chika terus menerus tiba-tiba langsung terdiam tanpa merespon sedikit pun terhadap reaksi Chika. Chika yang tidak tau apa yang terjadi kepada Ara pun bertanya, "Kamu beneran berantem sama vampir?"
Ara menelan ludah lalu mendongakkan kepalanya mencoba melihat ke arah Chika lagi. Ia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Becanda. Aku ga percaya vampir"
Chika yang lega mendengar hal tersebut kembali mendekat dan berusaha menggenggam lagi tangan gadis dengan kuncir kudanya tersebut. Tetapi, Ara malah berpura-pura menggaruk dagunya untuk tidak menerima genggaman dari Chika.
"Bisa lanjut? Aku ada perlu dengan kepala sekolah"
Chika yang lagi-lagi salah tingkah itu hanya bisa mengangguk dan melanjutkan perjalanannya kembali menuju kantor kepala sekolah. Tak lama, akhirnya dia sampai di tempat tujuan.
"Aku tinggal ya, good luck"
Chika yang merasa bersalah dengan pertanyaannya tadi tidak mau memperkeruh suasana, sehingga ia memilih pergi setelah mengantarkan Ara ke ruang kepala sekolah. Ara yang belum sempat berterimakasih itu menyadari gerak-gerik Chika yang terburu-buru.
"Hmp, cewek polos, cewek polos", keluh Ara yang kemudian memasuki ruangan kepala sekolah dengan merasa sedikit aneh. Ia merasakan aroma dari sesamanya yang habis mampir memudar.
Dan, benar saja. Ia melihat sendiri sang kepala sekolah duduk terdiam dengan tatapan kosong dengan bibir komat-kamit. Ia sangat tau ada vampir yang menghipnotis kepala sekolah tersebut. Ara menarik nafas dalam-dalam sambil memejamkan kedua matanya. Saat membukanya, bola matanya berubah warna menjadi keemasan. Sambil menatap kuat pria berkumis yang ada di depannya itu.
"Hah.. hah..hahah.."
Pak kepsek yang tadinya terlena dengan hipnosis komando dari seseorang pun sadar lalu terengah-engah. Ia berdehem saat menyadari ada tamu di ruangannya.
"Ekhem, maaf saya.."
"Zahra Nur, murid baru dari keluarga Tan"Ara yang tanpa basa basi itu segera memberitahu identitasnya. Ia harus melepas perbannya karena banyak sekali mata memandanginya sedari ia sampai di sekolah. Mendengar kabar itu, pak Teguh yang merupakan kepala sekolah disitu langsung terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honey, Honey Sweet
FanfictionKumpulan cerita unik dari sebuah kota mistis tentang makhluk penghisap darah dari para gadis-gadis yang di kutuk seumur hidup menjadi vampir. Meskipun mereka terbilang muda dan masih ingin menikmati kehidupan manusianya, tetap saja hasrat dan instin...