10. Believe in Love💛

1.8K 197 170
                                    

Karina di buat panik setelah ia mendapat kabar bahwa Winter mengalami kecelakaan. Di pikirannya tidak pernah terbayang sama sekali jika Winter akan mengalami kecelakaan kembali. Kini pikirannya sudah di penuhi dengan pikiran-pikiran negatif. Otaknya kacau, ia tidak bisa berpikir jernih.

Dengan langkah tergesa-gesa Karina masuk ke dalam ruangan Winter. Bisa ia lihat tubuh tidak berdaya suaminya di atas ranjang. Dengan berbagai alat medis yang menempel di seluruh tubuhnya.

Perlahan Karina mendekati ranjang Winter, "W-winter?" hatinya hancur melihat keadaan Winter sekarang. Bagaimana bisa Winter seperti ini?

"B-bu Karin?" panggil seseorang yang memang sedari tadi ada di dalam ruangan Winter, namun Karina tidak menyadarinya.

Karina mengernyit melihat wajah si pemanggil, wajahnya terasa tidak asing untuknya, "Ryujin?" tanyanya ragu. Samar-sama ia mengingat wajah orang yang ada di depannya itu. 

Si pemanggil mengangguk, "Maaf bu" rasa bersalah menyeruak di hati Ryujin. Ia menundukkan kepalanya. Yang menyebabkan Winter kecelakaan adalah dirinya yang sudah lalai dalam mengemudikan mobilnya. Harusnya ia tadi hati-hati ketika melajukan mobilnya.

Ryujin sangat terkejut ketika mengetahui orang yang sudah di tabraknya, ternyata adalah sahabat SMA nya dulu. Sudah lama ia tidak pernah bertemu dengan Winter. Tapi sekalinya bertemu justru ia membuat Winter terbaring lemah di ranjang pasien. Dan lebih tidak menyangkanya lagi Karina adalah istri Winter. Ia tadi yang menghubungi Karina, karena nomor Karina terdaftar di kontak handphone Winter. Di sana Winter menamainya 'Wife♥️'.

Selama ini Ryujin tidak tahu jika Karina adalah istri dari sahabatnya itu. Winter tidak pernah menceritakannya sama sekali.

"Apa yang terjadi sama Winter? Kenapa dia sampe kaya gini?" Ryujin semakin menunduk, "Maaf bu" kembali Ryujin mengucapkan kata-kata maaf.

"Saya gak butuh maaf kamu! Yang saya butuhin penjelasan kamu!" nada bicara Karina naik. Demi Tuhan ia tidak terima suaminya terbaring lemah seperti itu. Hatinya sakit.

"Maaf bu, saya yang udah nabrak Winter sampai seperti ini" ujar Ryujin. Ia sudah siap jika Karina memakinya. Karena memang ini semua salahnya. Dan ia pantas mendapatkan lebih dari sekedar makian.

Mendengar perkataan Ryujin, Karina tanpa sadar mengepalkan tangannya. Ia sangat marah, tapi ia sadar jika sekarang ia sedang berada di rumah sakit. Tidak baik jika ia memarahi Ryujin di sana.

"Sekarang lebih baik kamu pergi dari sini, sebelum saya lebih marah lagi sama kamu!" ucap Karina tegas. Bagi siapa saja yang mendengarnya pasti akan di buat merinding. Wajah Karina berkali-kali lipat sangat menyeramkan sekarang. Tatapannya tajam, mungkin setajam silet? Atau lebih.

Tanpa banyak bicara lagi Ryujin keluar dari ruangan Winter. Tapi bukan berarti ia benar-benar pergi dari sana. Ia menunggu Winter di luar. Walau bagaimana pun ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Tidak mungkin ia meninggalkan Winter begitu saja. Setelah apa yang sudah menimpanya.

"Winterr hikss hikss, maafin aku hikss" tangis Karina pecah setelah Ryujin pergi.

"Maafin aku gak becus jadi istri kamu hikss hikss"

"Harusnya aku bisa jagain kamu hikss"

"Hiks Winter aku mohon bangun hikss" Karina memegang tangan Winter dan menciumnya.

Kenapa harus seperti ini perjalanan cinta mereka? Tidak cukupkah mereka terpisah selama 10 tahun? Dengan tidak mengingat satu sama lain. Apakah itu belum cukup? Tidak bisakah takdir menyederhanakan cinta mereka? Ini terlalu sulit untuk mereka.

Tapi bukankah sejak awal takdir sendiri yang sudah menyatukan mereka? Awalnya mereka dua orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain. Lalu takdir menyatukan mereka melalui ikatan pernikahan. Salah satu dari mereka berhasil jatuh cinta lebih awal, namun cukup lama ia mendapat balasan atas perasaannya itu. Walau membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tapi akhirnya cintanya itu berhasil terbalaskan.

Tapi siapa sangka ternyata itu hanya berlaku sebentar untuk mereka. Takdir memisahkan mereka selama 10 tahun lamanya. Tanpa bisa mengingat satu sama lain. Namun karena kekuatan cinta mereka yang begitu besar, mereka berhasil bertemu dan jatuh cinta kembali. Untuk kedua kalinya mereka di buat jatuh cinta oleh orang yang sama.

Dan sekarang cinta mereka kembali di uji lagi. Kali ini apa yang akan terjadi dengan cinta mereka? Apa Winter akan mengalami amnesia kembali? Dan dia melupakan Karina sebagai istrinya? Atau ada kemungkin yang lebih buruk dari itu? Entahlah, Karina hanya bisa berdoa agar Winter baik-baik saja.

~💙~

Setelah mendapat kabar dari Karina kalau Winter mengalami kecelakaan, Suzy beserta kedua cucunya segera pergi menuju rumah sakit. Soohyun tidak ikut karena dia masih berada di luar kota untuk urusan bisnisnya.

Jeongmin dan Minji sudah di beritahu oleh Suzy jika Winter adalah ayah kandung mereka. Karena ia tidak bisa menunda-nunda lagi, cepat atau lambat Jeongmin dan Minji pun akan mengetahuinya juga. Jadi lebih baik ia memberitahukannya sekarang dari pada menunggu nanti-nanti. Dan untungnya Jeongmin maupun Minji menerima dengan senang hati fakta tersebut. Winter sangat baik memperlakukan mereka selama ini. Jadi tidak ada alasan untuk mereka tidak menerima Winter sebagai ayah kandung mereka.

"Aduh pak cepet dong! Saya lagi buru-buru nih!" ucap Suzy pada sang supir.

"Iya bu, ini juga saya udah cepet kok" balas supir.

"Cepet dari mana? Ini jalannya kaya keong gini bapak bilang cepet?! Mending saya ajalah sini yang nyetir!" Suzy terus memarahi supirnya. Ia terlalu khawatir dengan kondisi anaknya, jadi ia ingin cepat-cepat melihat kondisinya sesegera mungkin.

"Sabar oma, ini juga udah cepet kok" Minji mencoba menenangkan neneknya itu. Ia tahu kalau neneknya pasti sangat khawatir dengan kondisi Winter. Ia pun sama. Tapi bukan berarti mereka mengabaikan keselamatan mereka juga kan?

Setelah sampai, Suzy buru-buru menarik tangan kedua cucunya dan segera pergi menuju kamar Winter. Karina sudah memberitahu nomor kamar Winter, jadi ia tidak perlu repot-repot bertanya lagi.

"Akhirnya ketemu" ucap Suzy setelah sampai di depan kamar Winter. Ia lalu masuk ke dalam. Belum sempat masuk lebih jauh, ia sudah di kejutkan dengan pemandangan yang ada di depan matanya. Seketika lututnya lemas.















































~💙Forget You, Remember Love💙~

"Aku percaya bahwa air mataku yang mengalir
Akan membawamu kembali padaku
Dan itu akan menghentikan air mataku
Karena semua kenangan tentangmu membuat air mataku terus mengalir

Suatu hari nanti kau pasti akan kembali lagi"

***

Forget You, Remember Love💙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang