Satu tahun kemudian...
Hari ini adalah hari yang paling melelahkan untuk Karina. Bagaimana tidak? Hari ini ia mengisi banyak kelas dan itu membuatnya sangat kelelahan. Dengan langkah gontai Karina berjalan menuju ruangannya. Padahal ruangannya dekat, tapi tidak tahu kenapa jadi terasa jauh.
Karina terus memijat kepalanya yang pusing. Tiba-tiba saja kepalanya sangat sakit. Pandangannya mulai buram.
'Greb'
Seseorang berhasil menangkap tubuhnya yang hampir saja mencium lantai kampus. Karena kehilangan keseimbangan.
"Apa anda tidak papa?" tanya seseorang itu yang masih setia memegang tubuh Karina. Raut wajah khawatir jelas tercetak di wajahnya. Walau ia tidak mengenal wanita yang ada di pelukannya sekarang.
Karina tersentak kaget mendengar suara orang itu, buru-buru ia berdiri kembali, "M-maaf saya tidak pa___?" ucapannya terpotong setelah ia melihat wajah orang yang sudah menolongnya tadi.
"W-winter?" dengan gugup Karina menyebut nama seseorang yang sudah satu tahun ini meninggalkannya.
Orang itu tampak mengernyit heran mendengar nama yang di sebutkan oleh Karina.
"BINTANG" sontak orang yang ada di depan Karina pun menoleh. Terlihat seorang laki-laki yang memanggilnya dan sekarang laki-laki itu menghampiri mereka, tidak lebih tepatnya wanita yang sudah menolong Karina tadi.
"Aku cari-cari kamu ternyata ada di sini" ucap laki-laki itu.
"Ada apa Sak?" tanya wanita yang ada di depan Karina.
Karina masih diam menyimak obrolon wanita yang ada di depannya sekarang dengan seorang laki-laki yang cukup rupawan menurutnya. Mereka berdua terlihat sangat cocok. Yang satu cantik dan yang satunya lagi tampan.
"Kita harus cepet ke rumah sakit, tadi Bima bilang Venus bikin ulah lagi" ucap laki-laki itu.
"Dia bukan urusan aku!"
"Oh ayolah Bin, dia cuma nurut sama kamu" bujuk Sakti. Namun wanita yang bernama Bintang itu tampak tidak memperdulikannya. Ia justru menoleh ke arah Karina yang masih setia di tempatnya.
"Apa anda tidak papa? Mau ke rumah sakit?" tanyanya menatap Karina intens. Karina jadi gugup. Wajah wanita yang ada di depannya ini sangat mirip sekali dengan Winter. Ia jadi merasa Winter sekarang ada di depannya.
"Hei, apa anda melamun?"
"A-ah maaf, saya tidak papa. Jadi tidak perlu ke rumah sakit. Dan terima kasih tadi anda sudah menolong saya" ucap Karina akhirnya, setelah melamun cukup lama.
"Benarkah? Tapi wajah anda pucat"
"Udahlah Bin, kata dia gak papa, ayo cepet ikut aku aja" laki-laki itu menarik paksa tangan Bintang, membuat sang empu tidak bisa menolak.
Karina mengerjapkan matanya beberapa kali setelah kepergian mereka.
'Karin sadar dia bukan Winter. Di Bintang, dan laki-laki itu pasti kekasihnya. Tapi siapa Venus? Kenapa mereka tadi menyebut namanya? Udahlah bukan urusan aku juga' Karina menggelengkan kepalanya, berusaha melupakan kejadian tadi. Lagi pula memang bukan urusannya. Jadi untuk apa ia memikirkannya?
Wajah Bintang memang mirip dengan Winter, tapi mereka dua orang yang berbeda. Jelas Karina menyadari perbedaan keduanya. Walau ia baru sebentar mengenal Bintang.
Karina lalu segera pergi ke ruangannya. Ia ingin cepat-cepat pulang ke rumah untuk bertemu dengan anak-anaknya. Sekarang mereka pasti sudah menunggunya di rumah. Belum ada 24 jam, tapi ia sudah sangat rindu dengan anak-anaknya. Beruntung ia memiliki Jeongmin dan Minji di sisinya, karena hanya merekalah penyemangatnya selama ini.
~💙Forget You, Remember Love💙~
"Aku tahu
Aku tidak akan mampu menghapusnya
Karena kenangan yang terlalu sempurna untukku
Tapi aku mencobanya kembali"***
KAMU SEDANG MEMBACA
Forget You, Remember Love💙
FanfictionCan't I Love You?💕 S2 Walaupun kehilangan ingatan mencintaimu Juga tidak bisa mengubah cinta di masa lalu Hati berdetak tidak karuan sejak awal hingga akhir untukmu Menghadang semua hujan dan badai untukmu Walaupun tidak ada sihir yang menciptakan...