Recall

578 27 0
                                    

Happy Reading 😍

Rintik hujan yang mulai turun membuat gadis yang sejak tadi fokus pada leptop di depannya menghentikan jari-jarinya yang sejak tadi menari diatas keyboardnya. Ia menoleh keluar cafe melihat  hujan yang  semakin deras. Matanya turun menatap undangan penikahan disamping kertas-kertas didepannya yang sejak tadi enggan dibukanya. Bahkan alunan lagu dari Ajarkan aku dari Arvian Dwi yang melantun di cafe semakin mendukung kondisi hatinya saat ini.

"Winda," Merasa terpanggil gadis itu menoleh melihat lelaki yang memanggilnya berdiri di depan mejanya. Winda tersenyum lembut melihat lelaki didepannya. Binar matanya yang semula sendu berubah terlihat seperti percikan binar gembira. Hatinya terasa menghangat melihat lelaki tersebut.

****

"Jadii kamu mau yang mana?," Fenadz menoleh melihat wajah Winda yang fokus menyecroll katalog yang ada di web tersebut. Ia tersenyum melihat gadis itu. Winda adalah semestanya ia tidak tahu bagaimana kehidupannya jika tidak bertemu gadis tersebut.

"Kayaknya ini bagus, kamu pilih ini atau ini," Winda menyodorkan hp nya pada Fenadz agar ia memilih gelang custom couple yang akan mereka pesan.

"Hmmm yang ini aja gimana? Bagus gak keliatan lebay,". Fenadz menunjuk gelang silver dengan ukiran nama dan icon yang bisa mereka custom.

"Hmm okay ini aja, aku langsung pesan aja deh biar cepet datengnya,". Setelah berhasil memesan ia menoleh pada Fenadz yang sedari tadi menatapnya.

"Kenapa?," tanyanya penasaran

Fenadz tambah tersenyum "kamu cantik banget Win duh kayaknya gabisa aku sehari kalau ga liat kamu. Bisa mati kali ya aku,". Winda tergelak mendengar ungkapan kekasihnya tersebut.

"Alaay dasar bocah prik,". Keduanya tertawa keras.

"Ih ayaaang,". Winda menatap Fenadz jijik. Entah keramdoman apa lagi yang dilakukan pria disampingnya ini.

"Brisik deh laperrr," dengan sigap Fendaz segera duduk mengambil Hpnya.

"Mau makan apa?," Pria itu membuka aplikasi Gofood.

"Nasi rames kayaknya enak,".  Fenadz mengangguk kemudian segera memesan dua porsi nasi rames dan 2 es teh.

"Tugas kamu yang kemarin gimana?," Winda mengercut lucu menoleh pada Fenadz.

"Capek banget aku sama anggota kelompokku. Aku tuh kesel tapi ga bisa juga kalau gak dikerjain, yaudah aku kerjain sendiri,".

"Bukannya kemarin udah mau kamu coret dari kelompok?,"

"Iyaa udah, tapi sebelumnya ga tega jadi tetep aku masukin namanya di PPT, tapi emang dasarnya ndableg kali. Pas udah mau presntasi ga dateng-dateng, akhirnya kemarin sama Dion suruh hapus nama dia daripada kelompokku kena nilai jelek karena anggotanya gak lengkap,". Fenadz menepuk nepuk pundak gadis itu yang masih menggebu-gebu karena kesal.

"Yaudah karena udah kejadian, jangan dipikirin lagi ya, nanti keselnya gak selesai,". Gadis itu mengangguk. Fenadz yang gemaspun menangkup pipi gadis itu dan memberikan kecupan ringan pada hidung Winda.

Sembari menunggu maknan mereka, keduanya kembali sibuk bermain hp masing-masing. Winda membenahi posisinya yang semula duduk menyandar pada sofa kini beralih membaringkan kepalanya pada paha Fenadz.

Winda mengamati wajah rupawan kekasihnya ini, dilihat dari sisi manapun Fenadz tetap terlihat tampan. Bahkan wajah ngupil fenadz munurutnya tetap tampan.

"Fenadz," panggillnya. Fenadz menunduk menatap gadis itu.

"Kenapa?,"

"Kok bisa kamu ganteng banget?," Fenadz tertawa mendengar ucapan Winda.

"Udah tau aku, makanya kamu mau pacaran sama aku kan?,"

"Iihh PD ny kambuh, gak jadi deh, aku tarik ucapanku,".

"Mana bisa kamu kira whatsapp," Fenadz menoel hidung Winda yang membuat gadis itu terkikik.

"Kamu tau nggak?,"

"Gak tau,"

"Beluum fenadz ih," Winda mengercut kan bibirnya kesal. Fenadz yang tidak tahan melihat kegemasan Winda pun mencubit bibirnya yang langsung mendapat tabokan dari Winda.

"Sakiit tau usil bangeet!," Winda mengelus-elus bibirnya.

"Yaa abis kamu gemesin sih," Fenadz mengacak-acak rambut Winda gemas membuat sang empu tambah kesal.

"Winda?," Fenadz memangil lirih pada Winda yang bangkit duduk membenahi rambutnya.

"I love you," Winda terdiam menatap pria yang duduk disebelahnya. Senyumnya mengembang lebar dan ia mengangguk. "Love you too,".

"Kamu janji, jangan pergi dari aku ya?," Winda mengcaungkan kelingkingnya yang disambut oleh Fenadz.

"Janji,".

Tbc.
Sebenernya ini masih konsep tapi ternyata pas tes ombak cast ada yang respon. Disela nulis play love nya Jenrina gabut pengen kisah enteng gitu.

Sorry kalau ada typo
Semoga menghibur🥰🥰

The Better Part ofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang