Happy Reading🥰
.
.
."Bunda mau nikah lagi," Winda menghela nafas untuk kesekian kalinya. Pernikahan ibunya kali ini adalah pernikhan yang ketiga.
"Kapan acaranya?,". Fenadz meraih tangan Winda diatas meja. Sejak beberapa jam yang lalu mereka telah berada di cafe untuk mengerjakan tugas sembari menunggu hujan reda.
"Minggu depan akad nikah sekaligus resepsi,". Winda mengalihkan pandangan menatap butiran rintik hujan yang mulai reda.
"Aku temenin ya?,". Winda tersenyum mengangguk.
"Gak apa Winda, aku bakalan ada disisi kamu. Selalu,". Ibu jari Fenadz mengelus-elus punggung tangan Winda seraya menenangkan gadis itu.
"Mau cari baju dulu nggak?,"
"Buat apa?,"
"Buat ketemu calon ibu mertua," Winda terkekeh mendengar ucapa Fenadz.
"Boleh, moga aja kalau datangnya pakai baju baru bisa jadi pernikahan terakhir bunda,". Keduanya terkikik konyol mendengar lelucon aneh dari Winda.
.
.
.Winda memangku wajahnya menatap Fenadz yang masih sibuk mengerjakan tugas-tugasnya. Senyum diwajahnya tidak berhenti, menurut Winda setiap hal yang dilakukan pria didepannya itu sangat menarik.
"Kenapa?,". Winda hanya menggeleng dan semakin tersenyum mendengar pertanyaan Fenadz.
"Aku tau aku ganteng,". Winda tergelak mendengar ucapan Fenadz yang benar adanya. Hal yang paling disukai Winda dari Fenadz ini meskipun pria ini sadar akan wajahnya yang diatas rata-rata tapi dia tidak pernah terkesan pamer atau haus pujian dari orang lain.
Winda merasa tenang bila disamping pria itu bahkn ketika keduanya tidak melakukan apapun, menurutnya menghabiskan waktu dengan Fenadz meskipun berdiam diri lebih menyenangkan daripada menonton drama kesukaanya.
Bahkn kadang kencan mereka hanya diam di apertemen pria itu, apertemen Winda, atau di cafe keduanya hanya saling berduduk bersampingan melakukan kegiatan masing-masing
Seperti saat ini keduanya hanya menikmati waktu berduanya meskipun dengan aktifitas masing-masing.
"Kamu capek ya?," Suara Fenadz membuyarkan lamunan Winda. Pria itu khawatir mungkin saj gadisnya itu jenuh menunggunya menyelesaikan tugas akhirnya. Melihat Gadis itu menggeleng membutnya tersenyum mengelus surai rambut Winda yang sedari tadi menopang dagunya.Winda tidak bohong, sudah dia bilang Menatap wajah Fenadz membuatnya semangat bahkan gerakan sekecil apapun ia sukai maka hal itu membuatnya tidak pernah lelah sekalipun karena ia suka memandangi pria itu.
"Permisi kak,". Keduanya menoleh menatap seorang gadis yang tengah berdiri disamping meja mereka.
"Ini untuk kakak,". Gadis itu memberikn kotak kado kepada Fenadz dengan wajah merona. Winda cemberut melihat kejadian didepan matanya itu.
"Aah itu saya dengar kakak kemarin baru sempro, semangat ya kak,". Winda semakin mendelik tidak suka. Apa gadis itu tidak melihatnya disini. Fenadz yang melihat kekasihnya sedang cemburu sedikit gemas.
"Ah terimakasih, maaf sedikit tidak sopan tapi saya tidak bisa menerima ini,". Fenadz mengembalikn kotak kado tersebut kepada pemberinya. Gadis itu tersenyum kikuk mengaruk lehernya yang tidak gatal kemudian permisi meninggalkan meja keduanya dengan perasaan malu.
"Jangan cemberut dong,". Fenadz menoel hidung Winda.
"Jangan pegang-pegang,". Gadis itu menyingkirkan tangan Fenadz yang membuat pria itu tersenyum gemas. Ia menarik kursinya mendekati kursi Winda.
"Kenapa?,". Fenadz mengelus tangan gadisnya itu untuk meredakan rasa cemburunya.
"Habisnya banyak banget yang suka sama kamu, kan aku jadi kesel. Mana pada gak tau diri, padahal ki ini ada aku lo, gimana kalau aku ga sama kamu?. Makanya Jangan ganteng-ganteng kenapa sih!,". Fenadz mencubit pipi Winda gemas karena omelan gadis itu yang terdengar sangat menggemaskan ditelinganya. Ia tidak pernah marah atau merasa gadisnya berlebihan, malah ia sangat suka juka gadisnya itu bersikap seperti itu padanya.
"Gausah cemburu aku cintanya cuma sama kamu,". Bisikan lirih Fenadz dan senyum pria itu berhasil membuat Winda memerah dan tidak bisa menahan senyumnya. Dia merasa ada kupu-kupu terbang di perutnya. Bibirnya menahan senyum dengan pandangan yang dialihkan ke arah lain agar tidak menatap pria itu.
Sungguh perlakukan Fenadz seringkali tidak baik bagi kesehatan Jantun Winda.
Tbc
Maaf kalau ada typo✌🏻
Haii maaf ya kalau ada yang nunggu cerita ini. Akau ga expect bakal ada yang mampir. Tapi maaf buat cerita yang ini aku ga bisa up rutin karena ini emang buat selingan play love. Nah, kaau play love tamat mungkin bisa fokus sama cerita ini kecuali. Cerita ini yang tamat duluan hehehhe.Makasih untuk votenya💗
KAMU SEDANG MEMBACA
The Better Part of
Romantizm"What happens when he is your prince charming, but you are not his Cinderella?" Winter X Jaemin