29

373 39 3
                                    

2025 : OLD FRIEND, OLD FLAME





"Pi.. Papi mau kemana?"

Daniel menarik bagian belakang hoodie Sunghoon saat ia telah memakai ranselnya di punggung. Makan malam untuk Heeseung dan Daniel sudah ia sediakan di meja, namun inilah hal yang berat untuknya. Saat Daniel menatapnya memelas karena tidak ingin ditinggal berdua dengan Heeseung.

Kali terakhir ia melakukannya adalah setahun lalu, mereka tiba-tiba saja kehabisan kimchi. Sunghoon pergi sebentar ke minimarket di parkiran gedung, dan saat ia kembali, Daniel sudah menangis sesenggukan di meja makan. Heeseung pergi mencari angin, meninggalkan putranya sendirian, karena ia tidak tahan berduaan saja dengan Daniel.

Tapi.. apakah sekarang ia lebih baik?

Kemarin ia dan Daniel baik-baik saja bukan, bahkan mereka menonton anime bersama? Yah.. siapa pula yang bisa menebak mood Heeseung.

"Papi mau nginep di rumah temen Papi," Sunghoon menoleh dan menepuk kepala Daniel.

"Mau ikut Papi.. nggak mau bobok sendiri," Daniel mendongak dan menatap Sunghoon berkaca-kaca.

"Nanti boboknya sama kakak, ya? Kakak disini kok, nggak kemana-mana?" bujuk Jake.

"Maunya sama Papi, bukan sama kakak," Daniel membuang pandangannya ke samping. Jake lantas berdeham dan menundukkan kepalanya.

Heeseung yang menyadari perubahan raut Jake pun membanting majalah yang tengah ia baca ke meja.

"Nggak tau terima kasih ya kamu? Udah bagus masih ada yang mau nemenin? Kamu tuh udah gede, Daniel! Sampe kapan mau manja-manjaan terus??" bentaknya seraya menghampiri Daniel.

"Hee, jangan gitu.." cicit Jake. Ia berlutut dan menangkup kedua pipi Daniel yang kini tampak menahan tangisnya. "Dek.. adek malem ini sendiri dulu ya. Adek nggak kasian sama Papi? Papi nggak pernah pergi main sama temen-temennya, nanti Papi dibilang sombong, kamu mau?"

Daniel pun menggeleng ribut.

"Papi nggak butuh temen-temen, kok. Papi udah punya aku," bantahnya.

"Pergi aja, nggak usah didengerin. Nanti kamu makin makan hati," ujar Heeseung sembari mengusap bahu Jake. "Kamu ikut nginep?"

"Nggak kok, gue sendiri. Ini Seon," sahut Sunghoon.

"Ooh, good for you then. So I get to spend the night with this cutie?" seketika, Heeseung tersenyum cerah. Ia menatap Jake berbinar.

"Yes, you can have me tonight," Jake mengulum senyumnya yang terkesan malu-malu.

"I won't make too much noise, then," Heeseung mengedipkan sebelah matanya.

"You better not!" Jake memukul dadanya, pipinya kini bersemu merah muda. "Hee.. kita mau pergi dulu ya. Janji jangan galak-galak sama anak kamu.." bisik Jake sembari memeluk Heeseung.

"Aku nggak janji. Dia nyakitin kamu tadi," lirih Heeseung.

"Nggak apa.. aku emang harus tau diri.."

"I love you," Heeseung mengecup pipi Jake singkat. "Aku jemput ya nanti pulangnya?"

"Nggak usah.. apaan sih," Jake terkikik, lagi-lagi memukul dada kekasihnya itu karena salah tingkah.



- - -



Jake's POV


"I guess my own son hates me now," ujarku seraya membaringkan kepalaku di paha Sunghoon. Kami berakhir di pinggir Sungai Han dengan beberapa potong sandwich dan Mint Choco yang sama-sama kami sukai. Sunghoon membawa tikar dan menggelarnya untuk kami, ia pikir ini ide yang lebih bagus daripada menghamburkan uang di restoran mahal... dan ia benar. Aku memang lebih menyukai hal-hal semacam ini.

HI, BYE, PAPA [HeeJake / HeeHoon / SungJake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang