06

7 0 0
                                    

"Kenapa harus putus sih?!" Una mengusak rambutnya sebal, pasalnya senar gitarnya putus disaat ia sedang mencoba mengarasemen lagu untuknya latihan.

Meletakkan gitarnya pada kursi. Ia berdiri mengambil slingbag dan diisinya dengan ponsel dan juga dompetnya. Ia harus segera bergegas untuk membeli senar gitar yang baru. Ia tidak bisa berdiam diri seharian tidak melakukan apapun, tiap harinya ada banyak ide di kepalanya untuk arasemen yang harus Una coba. Cita-citanya sebagai musisi profesional tidaklah hanya angan belaka.

Beruntungnya toko alat musik tidaklah jauh dari tempatnya tinggal. Hanya memakan tiga puluh menit hingga ia tiba disana. Matanya menulusuri toko alat musik itu, ia sangat suka disini. Dimana Una bisa melihat banyak alat musik yang berjejer di etalase. Ia ingin mencoba semuanya, tetapi angannya terhentikan setelah mendengar suara yang memanggilnya.

"Una?"

Una sedikit tersentak.

"Johnny?"

"Um.. hai?" Johnny sedikit kikuk. Ia senang sekaligus tidak menyangka bahwa dirinya bertemu lagi dengan Una.

"Hai.. lo cari alat musik juga disini?" Sapa Una kembali. Sedikit berbasa-basi tidaklah buruk bukan?

"Nope, gue nemen-"

"John!" Suara teriakan perempuan dari arah seberang membuat Johnny sekaligus Una menoleh ke arahnya.

Gadis itu sedikit berlari kecil kearah mereka dengan menenteng paperbag yang Una lihat dari toko alat musik itu.

"Gue lagi nemenin temen, dia lagi cari pianika buat adiknya. Kenalin, dia Gaby. Gaby ini Una" lanjut Johnny memperkenalkan mereka satu sama lain.

Gaby tersenyum seraya mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Una. Begitu pula dengan Una. Mereka memperkenalkan diri satu sama lain.

"Oh ya? Lo ada perlu apa disini?" Tanya Johnny

"Kebetulan gue mau cari senar gitar. Senar gue putus, jadi harus gue ganti"

"Ah.. i see"

"Kalau gitu gue duluan ya" ucap Una, ia tidak ingin berlama-lama. Tujuan utamanya disini adalah untuk membeli senar gitar baru.

"Ok, take care"

Una membalikkan badannya seraya berjalan menjauh. Tetapi lagi-lagi langkahnya dihentikan lagi oleh suara Johnny.

"Una, sorry kalau gue ganggu. But, can i get your phone number?"

----- P L-----

Di dalam mobil keduanya hanya terdiam dengan pikirannya masing-masing. Hanya terdapat suara radio yang meramaikan.

"John?" Panggil Gaby pelan. Mencoba tidak mengganggu konsentrasi Johnny saat menyetir.

"Ya?"

"Una yang tadi itu siapa, temen kampus?"

Johnny menyengkram setir mobilnya sedikit lebih erat. Ia agak terkejut dengan pertanyaan Gaby yang muncul tiba-tiba.

"Itu kenalan gue waktu pameran kemarin"

"Lo suka sama dia?"


Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


PELIPUR LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang