04

16 2 0
                                    

Pameran.

Salah satu wujud dari kerja keras anak UKM fotografi selama satu tahun. Sudah menjadi tradisi setiap satu tahun UKM fotografi akan menyelenggarakan pameran yang dibuka untuk umum.

Meskipun hanya belajar melalui UKM namun hasil karya dari mahasiswa yang disajikan bagaikan karya seorang fotografer profesional. Bahkan tidak jarang ada orang yang menawar harga foto tersebut dengan harga yang begitu fantastis.

Tahun ini ukm fotografi akan menampilkan hasil karya dari acara dies natalis universitas kemarin. Dikarenakan acaranya yang meriah serta banyaknya artis papan atas yang tampil pada acaranya, ketua ukm memutuskan untuk memilih event itu sebagai highlight pameran.

Semua orang sibuk menyiapkan acara, termasuk Johnny. Dia selalu gugup. Padahal hasil jepretannya juga tidak pernah mengecewakan.

Pameran akan dibuka 15 menit lagi. Semua orang bersuka cita menantinya. Entah karena alasan suka dengan dunia fotografi, terlalu gabut untuk berdiam diri di kos, atau sekedar cuci mata melihat para panitia ukm fotografi. Kalian harus tau kalau panitia ukm fotografi terkenal dengan predikat "good looking."

Saatnya pameran dibuka semua orang yang sudah mengantri masuk dengan menunjukkan tiket pada petugas.

"Calm John. Everything will be fine, jepretan kamera lo gak pernah mengecewakan" Bobi menepuk pundak Johnny tanda menenangkan. Ia tahu juniornya yang satu itu selalu gugup.

"Iya bang, santai gue mah" jawab Johnny dengan sedikit terkekeh.

------P L------

"Gue udah di depan nih? Kalian dimana?"

"Kalian masih di jalan? Astagaa.. masih lama dong?" Una terlihat mengomel dalam penggilan teleponnya.

Jam 11.00 siang, seharusnya Una sudah masuk ke dalam gedung pameran tetapi karena menunggu temannya yang tidak kunjung datang ia rela menunggu di parkiran.

"Gue masuk duluan nih? Ya udah, kalian hati-hati ya. Nanti kabarin kalo udah sampai"

Dengan sedikit menghentak langkah akibat menunggu di luar pada cuaca yang tidak bisa dikatakan sejuk, Una melangkahkan kakinya pada gedung pameran fotografi. Ini adalah kali pertama ia datang ke sebuah pameran. Ia mendapat tiket gratis ini dari Yudhis. Katanya "Dari pada lu galauin Tio terus di kosan mending jalan lah, healing urself"

Setelah melewati pengecekan tiket hawa dingin dari pendingin ruangan dalam gedung menyambutnya. Una menggulirkan matanya melihat sekelilingnya, banyak sekali foto yang terpajang. Ia sedikit bingung untuk memulai dari mana melihat pameran itu, akhirnya pilihan jatuh pada sisi kanan.

Tidak buruk, batinnya. Banyak sekali foto yang menarik. Hingga terdapat satu foto yang merenggut perhatiannya.

Itu adalah fotonya. Foto saat ia tampil di panggung. Seketika moment itu berputar kembali pada ingatannya. Euforia penonton yang menikmati penampilannya, sampai rasa patah hati setelah turun panggung karena insiden  putusnya ia dan sang mantan kekasih.

Una melangkahkan kakinya mendekat pada fotonya. Tangannya terulur ingin menyentuh hasil potret tersebut. Rasa heran dan sedikit malu mendiami pikirannya. Ia tidak pernah menyangka bahwa wajahnya akan terpampang pada pameran.

"Itu foto kamu" sebuah suara menyapanya, membuat Una seketika menarik tangannya dari foto pajangan.

"Eh?"

"Sorry, gue gak sopan.. gak memperkenalkan diri dengan baik. Johnny Najandra, salah satu panitia ukm dan orang yang ambil foto itu" ucapnya seraya mengulurkan tangan tanda perkenalan.

"Una. Aruna Gantari" Una menatap uluran tangan itu dan menjabatnya tanpa ragu.

Hangat. Itu yang Johnny rasakan saat menjabat tangan Una. Doanya setiap hari terjawab, Tuhan ternyata mendengar doanya. Setiap hari ia berdoa ingin dipertemukan pada gadis yang mencuri perhatiannya sejak acara dies natalis. Hatinya senang melihat orang yang ia sebut dalam doanya, sekarang berdiri tepat dihadapannya.

Aruna, gue harap ini adalah awal yang baik buat kita berdua. 

Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PELIPUR LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang