Dua orang itu terduduk dalam satu meja dalam sebuah cafe yang tidak jauh dari tempat pameran. Salah satunya mencoba menyelami netra seseorang yang selama ini ia sebut dalam doanya.
"Jadi?" Una memulai pembicaraannya.
Johnny memperkenalkan dirinya untuk menjelaskan mengapa foto Una ada di dalam pameran itu dan di cafe ini lah mereka berdua memutuskan untuk mengobrol.
"Ekhm! Sorry.." suaranya Johnny menjadi serak seketika.
"Oke gue akan mulai. Sorry kalau lo nggak nyaman dengan adanya foto lo di pameran tadi"
Una masih memperhatikan Johnny yang sedang berbicara. Sebenarnya ia sudah tidak keberatan dengan adanya potret dirinya disana, hanya saja rasa penasaran sedikit mengusik pikirannya. Kenapa dari banyaknya objek yang dapat dipotret, salah satunya adalah dirinya.
"Well, gue emang kaget dengan itu. But it's not a big deal. Gue cuman penasaran sih.. kenapa milih gue buat jadi objek potret lo"
Karena gue kagum sama lo
"Karena lo keren waktu diatas panggung"
"Hm?" Alisnya terangkat tanda bingung. Ini bukanlah hal pertama ia dibilang keren saat sedang menyanyi, sudah banyak yang berkata seperti itu padanya mulai dari ibunya hingga teman-temannya. Hanya saja saat Johnny mengatakannya ia sedikit terkejut, secara Johnny adalah orang asing yang baru saja dikenalnya.
"Is it weird? Buat bilang lo keren?"
"No. No at all. But thanks. Gue gak nyangka aja ada strangers yang bilang begitu secara langsung ke gue"
Ouch. Strangers. You hear that, John?
Hati Johnny sedikit tersentil saat mendengar kata strangers keluar dari bibir Una. Tapi mereka memang dua orang yang tidak saling kenal, jadi apa yang harus diharapkan?
"Ah.. i see" Johnny hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Btw-" suara dering ponsel Una memotong ucapan Johnny.
"Gue lagi di cafe, bentar lagi gue balik. Tunggu disana. Jangan kemana-mana"
"Gue harus balik ke tempat pameran buat nemuin temen. Thanks udah mau ngobrol sama gue" Una beranjak dari kursinya.
Seharusnya gue yang bilang itu ke lo Una.
"Thanks juga udah mau ngobrol sama gue. Kebetulan gue juga mau balik ke pameran, mau jalan bareng kesana?"
"Is it ok?"
"Of course" Johnny tersenyum lebar setelahnya.
------ P L -------
Mungkin ini sedikit aneh bagi Johnny. Hanya sekedar mengobrol bahkan tidak sampai satu jam, ia semakin terpesona dengan kehadiran Aruna. Semua hal tentang Aruna berusaha ia simpan baik-baik dalam memori di pikirannya, rambutnya yang bergelombang, aroma parfumnya, raut wajahnya, dan suaranya saat mengobrol.
Satu hal yang pasti Johnny ingin sangat dekat dengan gadis itu. Johnny ingin mengenalnya lebih jauh. Tapi, apa bisa?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
PELIPUR LARA
FanfictionSatu hal yang pasti, yang perlu kamu ingat. Eksistensi kamu dalam hidup saya membuatnya berubah. Berbagai warna kamu tumpahkan pada hidup saya. Kamu berharga untuk hidup saya. Entah kalimat apalagi yang pantas untuk saya sampaikan kepada kamu seba...