07

8 0 0
                                    

Lo suka sama dia?

Pertanyaan itu seketika memenuhi isi kepala Johnny. Lidahnya kelu, itu hanya pertanyaan sederhana tapi kenapa untuk menjawab sangatlah susah. Bahkan Johnny ragu akan perasaannya sendiri, ia tidak bisa mengerti apa yang terjadi pada dirinya. Semua yang ia rasakan hanya sebatas rasa kagum atau rasa ingin memiliki? 

"Hmm.. suka gak ya?" ucapnya dengan pose berpikir dengan wajah imut yang dibuat-buat. 

"Elah, alay banget lagak lu. Tinggal jawab doang" Gaby berusaha meraup wajah Johnny dengan tangannya, gemas dengan jawaban yang Johnny berikan. 

Johnny hanya tertawa begitu juga dengan Gaby. 

Oh, tentang Gaby. Gaby adalah salah satu orang berpengaruh bagi hidup Johnny. 

Mari berkenalan dengan perempuan dengan style agak tomboy satu ini. 

Gaby Micellia, namanya terdengar feminim bukan? tapi tidak dengan tingkah lakunya. 

Flashback

"Lari woy! lari elah!!" Gaby berteriak pada tim basketnya. Saat ini diadakan latihan untuk turnamen antar fakultas. Gaby sebagai kapten basket bergerak sebagai penyemangat untuk rekan timnya. 

"Woy Siti Defence!" suara Gaby semakin menggelegar. 

Prittt... Pritttt

Pelatih memberhentikan sesi latihan mereka dan mengarahkan kepada seluruh tim untuk berkumpul di tengah lapangan untuk evaluasi permainan kali ini. 

"Permainan sudah oke, saya harap kalian bisa mempertahankan sampai di turnamen nanti. Ingat, jaga badan, jaga stamina. Saya gak mau dengar menjelang hari turnamen salah satu dari kalian ada yang tumbang" pesan pelatih basket fakultas ekonomi kepada anak didiknya. 

Satu persatu anggota akhirnya meninggalkan lapangan untuk segera kembali pulang ke rumah karena hari  juga sudah mulai gelap. Gaby pun segera menuju ke motornya untuk bergegas. 

Tiga hari ini tetangga kompleknya sedang mengadakan hajatan sehingga ia harus memutar sedikit lebih jauh untuk menuju ke rumahnya. Hanya ada salah satu jalan dan jalan itu gelap. Tapi itu bukan masalah untuknya karena Gaby adalah tipe orang yang pemberani, hal-hal berbau mistis bukanlah gangguan untuknya. Mottonya adalah "Elah, setan juga takut kali ama gua. Setan ngeliat gua ngereog pada ngibrit", ucapnya.

Brak! 

Suara barang terjatuh di pertengahan gang membuat Gaby memberhentikan motornya. 

"Uang dulu sini baru boleh lewat, orang baru jangan belagu!" 

"Ampun bang, saya beneran gak ada uang" 

"Alah, bohong kan lu? ngeliat tampang lu aja udah keliatan kalo lu anak dari orang berduit" 

Gaby yang mendengar percakapan sekaligus melihat seorang anak lelaki dipalak  dengan segera mengambil bola basketnya dan melempar bola itu tepat ke kepala salah satu pemalak. 

 "Anjing! siapa nih lempar-lempar?! Woi bangsat!" 

Bukannya melarikan diri, Gaby semakin mendekat dan pasang badan. Adrenalinnya mengalir begitu kencang dari dalam tubuhnya. 

Bug! Bug! Bug!

"Lu kata keren hah malak-malak anak orang?! Mau duit tuh kerja anjing! Jangan jadi pengangguran. Sono pergi lu! ini wilayah bokap gua yang punya!"

 Orang-orang pemalak itu kabur dengan sendirinya. 

"Lu gak kenapa-napa kan?" tanya Gaby pada anak laki-laki yang meringkuk ketakutan itu. 

"Gak apa-apa kak. Makasih ya kak udah nolongin aku" 

"Iye dah, kecil itu mah. Rumah lu dimana? sini gua anter" 

"Di Jalan Manggis B-5 kak" 

"Lah?! Tentanggaan dong kita? Rumah gua sebelahan percis sama rumah lu B-04. Berarti lu orang baru dong? Dah buruan naik, gua anter dengan selamat" 

Ting Tong-

"Selamat malam Ma-" 

"Haikal kamu kemana aja dek? abang cariin di tempat les gak ada katanya kamu udah pulang. Hp kamu juga gak aktif abang telpon" lelaki dengan tinggi tubuh menjulang itu segera menghampiri adiknya, tanpa menoleh sama sekali ke Gaby karena terlewat khawatir adik satu-satunya tidak memberikan kabar. 

"Tadi hp adek mati bang, lupa ngecharge. Tadi aku pulangnya jalan dan lewat gang lain, nggak taunya disitu ada orang yang mintain duit" Haikal bercerita dengan ekspresi wajah yang muram. 

"Kamu dipalak?!" 

"Iya, tapi tadi adek ditolongin sama kakak itu" ucap Haikal seraya menunjuk ke arah belakang Johnny. 

Johnny yang baru menyadari ada eksistensi lain selain dirinya dan adiknya seketika berbalik dan sedikit terkejut dengan adanya seorang gadis yang masih memakai jersey basketnya.

"Akhirnya keberadaan gue diakui" batin Gaby.

"Terima kasih ya mbak karena sudah nolongin adik saya" Johnny berterima kasih seraya menjabat tangan Gaby. 

Gaby yang tiba-tiba tangannya dijabat sedikit terkejut. 

"Eh, iye-iye. Sama-sama, kecil itu mah kata gua. Ngelawan anakan lele mah gampang. Dah ya, gua balik dulu. Adek lu tuh jagain baik-baik" 

Dari tragedi itulah Johnny dan Gaby menjadi dekat. Ibu mereka juga akrab satu sama lain dan kebetulan mereka juga satu kampus tetapi berbeda fakultas. 

Kalau kalian berpikir salah satu dari mereka ada yang jatuh cinta, jawaban kalian adalah salah. Johnny dan Gaby adalah penggambaran dua lawan jenis bisa menjadi sahabat sejati tanpa melibatkan perasaan. Gaby sendiri sudah memiliki kekasih dan sudah berpacaran selama 5 tahun lamanya. Bahkan Johnny juga kenal dekat dengan pacar Gaby. 

Gaby yang telah mengenal Johnny sangat antusias melihat sahabatnya mulai terbuka kembali untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Gaby berharap pancaran kebahagiaan Johnny saat melihat perempuan di toko alat musik tadi akan terus ada dan tidak akan pernah padam. 

tbc


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PELIPUR LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang