"Ada yang menanyakanmu kemarin."
"Siapa?"
"Orang yang kemarin ikut makan malam dengan kita. Yang meminta nomor ponselmu."
"Ooh." Kepalanya mengangguk. Ia sudah tahu siapa yang dimaksud.
"Responmu hanya itu?"
"Memangnya harus seperti apa?"
"Setidaknya ada ekspresi menolak atau menerima tergambar di wajahmu. Yang ini datar sekali."
Ia hanya terkekeh. Tidak tahu harus menjawab apa.
"Dia bertanya padaku, katanya kalau dia mendekatimu, bagaimana? Aku jawab, maju saja kalau memang serius denganmu. Tapi urusan diterima atau tidak, aku tidak bisa menebak atau memperkirakannya. Karena aku tidak tahu kriteria pasanganmu. Kau tertutup kalau urusan percintaan. Tidak tahu kapan pacarannya, tiba-tiba sudah putus saja."
Kali ini ia tertawa, lalu menarik nafas panjang.
"Bukannya tertutup. Aku hanya tidak suka orang lain terlalu ikut campur dengan hubungan yang kumiliki. Yang sudah-sudah seperti itu. Dan akhirnya hubunganku hancur."