Bianglala

5 0 0
                                    

Malam ini, tiba-tiba aku diajak keluar untuk naik bianglala. Entah apa tujuannya. Pemadangan diluar dari ketinggian terlihat sangat indah. Nyala lampu gedung dan bangunan di bawah membuat suasana malam semakin terasa romantis. Seharusnya itu yang kurasakan.

Sayangnya aku tidak sedang bersama kekasihku. Aku justru bersama dengan orang yang cuek dan dingin. Pertemuan dan perkenalan kami terjadi karena keinginan orang tua. Sedangkan aku tidak bisa menolak karena memang sudah waktunya dan aku pun sudah malas mencari kekasih baru.

Sepanjang perjalanan, dari rumah bahkan sampai didalam bianglala ini, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir kami masing-masing. Sikapnya yang cuek dan dingin juga membuatku merasa sungkan untuk memulai pembicaraan dengannya.

Seharusnya aku tidak mengiyakan ajakannya. Untuk apa keluar bersama tapi sibuk dengan pikiran kami masing-masing.

Aku mulai bosan dan mengantuk.

"Kamu mau menikah denganku?"

Pertanyaan itu membuyarkan rasa kantukku. Aku benar-benar terkejut. Ada apa denganya? Aku langsung menoleh kearahnya untuk memastikan bahwa aku tidak salah dengar.

Ia sedang menatapku tajam.

Aku membalas tatapannya, "Kamu bercanda?"

"Tidak. Aku serius."

Tepat setelah ucapannya, pintu gondola yang kami tumpangi terbuka.

"Terima kasih sudah datang," ucap penjaga bianglala dari luar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang