CHAPTER 3 : DM tak terbaca

9 1 0
                                    

Ngomong-ngomong ini kalau alurnya kerasa kecepetan atau kurang nyaman tolong maklumi ya. Indah udah lama banget gak buat cerita dan pastinya kosa kata indah sedikit demi sedikit terkikis oleh waktu.

Kalau ada saran atau kritik bisa ditulis di kolom komentar, tapi tolong gunakan attitude ya.
Kalian yang baik maka indah akan baik pula. Kali aja indah terlena dan bisa lanjutin kisah si Ara. Wkwkwk, spoiler ah. Kemungkinan nanti kalau Indah sudah bebas dari ujian-ujian dan beraktifitas seperti biasa.

BTW, Indah minta do'a nya semoga Indah diberikan pilihan terbaik diantara dilema indah terkait masa depan indah. Mirip kek Valin sih, cuman lebih realistis aja. Campuran antara dilema masa depan Valin dan Ara nih. Semoga yang terbaik yaaa, Aamiin.

TMI sekarang Indah sudah kelas 12 loh. Berarti...

HAPPY READING

.

.

.

Valin masih tertawa ngakak sepanjang perjalanan menuju rumah Rindu. Jelas saja, lelaki sok yang cuman bisa jadi beban tim itu kalah telak pada costume by one dengannya siang tadi.

"Udah Valin, lo masih aja ngakak. Kalau ketahuan mami habis lo."

Valin terlihat menarik nafasnya, mencoba menghentikan tawanya yang sepertinya sudah menghabiskan lebih dari setengah tenaganya.  "Mami gak bakal tau kalau lo gak bocor."

"Lo itu kenapa sih? Keras kepala banget, mami lo kan udah larang lo main tapi lo dengan tololnya malah buat ruang kedua buat game gak jelas itu." Rindu tak faham dengan Valin yang  masih dengan rela bermain meski sebelumnya sudah mendapat peringatan keras dari mami superior nya itu.

"Lo gak ngerti Ndu, kebahagiaan savage dan berjuang mempertahankan title." Valin menepuk dadanya dengan tangan kiri yang sontak menyebabkan motor yang dikenadarainya oleng. "Eh eh, nyetir yang bener dong. Gue belum mau mati!"

Valin terkekeh, "Nyantai Rinduuuu."

"Valin gue pinjem hp lo dong!" Rindu menepuk pundak Valin memastikan Valin mendengar ucapannya. "Buat apa?"

"Gue mau cek akun si Dodi, kata Lala kemaren statusnya ganti."

Valin mendengus ketika tahu niatan Rindu meminjam ponselnya untuk stalking akun instagram mantan terindahnya itu. "Ambil aja, di resleting yang besar."

Rindu terlihat sibuk menemukan ponsel Valin sebelum keduanya hening, Rindu yang sibuk dengan stalking-nya sedangkan Valin sibuk menikmati angin sejuk suasana Bandung.

"Valin! Tumben lo dapet DM-an bukan dari cowok doang." Rindu berseru, mencoba melawan suara angin yang meredam ucapannya.

"Ha? DM? Gak tau gue belum buka instagram dari kemarin." Valin balik berseru.

"Hahaha, lo mau di tipu inimah." Rindu menepuk dua kali pundak Valin sembari tertawa.

"Apaan memang?"

Don't U Know I Am A SAVAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang