Cerita ini bergenre kisah remaja dengan tag mimpi dan comedy. Jadi seperti biasa, couple romance bakal muncul dari tengah ke akhir itupun kalau indah masih bisa connect ke sana.
Seperti biasalah.
Pict Valin
HAPPY READING
.
.
.
Rindu, sahabat terdekat Valin terlihat berdiri di depan pagar seperti tengah menunggu seseorang dan ya orang yang ditunggunya adalah sahabat tak tahu diri yang memanfaatkannya untuk kabur dari sang mami tercinta.
'Buruan astagfirullah lo lelet banget ih.'
Voice note itu berhasil terkirim dengan dua centang biru tanda Valin sudah membuka pesannya.
'sabar atuh neng. Ini gue lagi ngebut juga.'
Rindu menekan ikon mic, 'gue hitung sampe sepuluh, kalau belum nyampe juga gue balik lagi aja ke kamar.'
'mainnya ngancem ya sekarang.'
Tak lama sebuah motor scoopy hitam terlihat bergerak mendekat sebelum berhenti apik tepat di hadapan Rindu.
"Lo bawa motor sambil main hp?" Rindu menatap Valin dengan mata membelalak antara kesal dan tak percaya. Sedangkan sang pelaku hanya tersenyum lebar sembari mengangkat ponsel yang masih berada di genggaman tangan kirinya.
"Jangan kek yang gak pernah deh, gue mah rossi jadi aman-aman aja. Insyaallah." Valin menaikan kaca helmet nya sebelum mengode sahabatnya itu agar segera naik keatas motor.
Valin bergerak refleks membukakan step kaki motornya yang di dikuti gerakan Rindu menaiki motor masih ditemani dengan omelannya yang cerewet. "Lo tuh ya, kebiasaan enggak menghargai keselamatan. Lo fikir sehat itu ada buat di sia-sia in?"
"Ya ya ya.. Nyai, daripada ceramahin gue mending sekarang mikir kita mau kemana?" Sela Valin memcoba menghentikan bacotan tak henti sahabat dekatnya itu.
"Ke cafe biasa ajalah, memang mau kemana lagi?"
"Gak mau ke mall atau bioskop?" Valin menengokan kepalanya sembari bertanya meyakinkan. "Bego, kan masih ppkm mana ada bioskop buka?"
Valin terkekeh kecil menyadari sarannya yang tak difikirkan terlebih dahulu. "Yaudah cafe."
Kedua gadis itu berlalu meninggalkan halaman rumah Rindu menuju ke Cafe tempat biasa mereka bermain. Butuh sekitar lima belas menit untuk berhasil memasuki pelataran cafe bertema alam itu, dan kini motor Valin telah terparkir dengan cantik diantaa jajaran motor lainnya di parkiran Ranting Cafe.
"Mau apa? Matca ice aja atau sama makan?" Rindu bertanya, karena pada dasarnya dia adalah orang yang bertugas memesan makanan ketika keduanya bersama.
"Iya, tapi tambah spageti katsu." Valin menaruh helm nya di atas spion motornya setelah sebelumnya merapikan rambutnya. "Gue tunggu di atas aja ya." lanjutnya yang dibalas anggukan Rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't U Know I Am A SAVAGE
Teen Fiction"Bewan kok bawa kawan." Receh gadis yang terlihat sibuk menggerakkan jarinya diatas layar sentuh ponselnya. "Cieee, kalah mekanik ya." Lanjut gadis itu. INI ADALAH CERITA FIKSI PENDEK KARANGAN EMPRESSIN JANGAN OVER-EXPECTATION