Prolog

980 76 2
                                    

Kabut tipis terlihat jelas tatkala pria bermata malas menghembuskan napas, sepasang kaki berlari di tengah dinginnya malam, maniknya berulang kali melirik arloji di tangan takut hal tak diinginkan terjadi pada kakak dan kekasihnya. Dengan langkah tergesa-gesa Rindou memasuki ruangan Sanzu dan Ran, tapi si pemilik tak berada di tempat.

Setelah pulang dari apartemen Izana, Rindou bergegas menemui mereka dengan perasaan kalang kabut. Entah kenapa kali ini ia merasa hal buruk akan terjadi, tak biasanya Rindou merasa khawatir saat mereka bekerja tanpa dirinya.

Haitani Ran, Haitani Rindou dan Sanzu Haruchiyo adalah eksekutif perusahaan Bonten yang bergerak di dunia bawah, tugas mereka menghabisi siapa saja yang menghalangi jalannya perusahaan. Tiga pilar besar yang sering kali melenyapkan pengganggu tanpa jejak, bak bayangan yang selalu hadir, mereka tak akan melepas mangsa begitu saja ketika sudah menargetkan dari awal.

Sanzu yang bertugas menjadi mata-mata, Rindou yang mendapat bagian sebagai pencari informasi dan Ran yang memiliki jabatan ketua sekaligus orang penting yang selalu membersihkan sisa kejahatan mereka.

Namun hal yang membuat Rindou cemas kali ini ialah peran dalam tim yang terlupakan begitu saja. Untuk tugas Sanzu, Rindou tidak perlu khawatir karena memang terkadang Ran memberikan tugas pribadi, tapi tidak pernah sekalipun Ran menjalankan tugas tanpa dirinya. Yang anehnya lagi Sanzu dan Ran bersama? Agak mustahil mendengarnya.

"Ayo angkat" Rindou berdecak kesal lantaran Ran dan Sanzu sama sekali tak menjawab dan membalas pesannya.

Satu jam ia menanti panggilan, tapi sepertinya Sanzu dan Ran benar-benar mengabaikannya kali ini. Jam menunjukkan pukul dua belas malam, Kakucho baru saja pamit pulang. Pria tinggi itu bilang Sanzu dan Ran sudah tidak ada saat ia tiba di sana.

Kakinya terus melangkah ke sana kemari, memutari ruang kerja tanpa alasan yang jelas, suasana yang gelap dan sepi semakin memperkeruh suasana hatinya. Rindou memijat pelipisnya pelan, ia meringis ketika tak sengaja mengusap luka beberapa hari lalu.

Rindou berjalan menuju cermin, mengusap poni ke belakang sembari mengecek luka yang sudah mengering. Karena sedikit lalai dengan pekerjaan beberapa hari lalu, ia jadi punya bekas luka cakar di dahinya.

Drrt drtt

Suara deringan ponsel mengalihkan atensi Rindou, ia bergegas mengangkat telefon saat melihat nama Ran tertera di layar ponsel.

"Halo kalian di mana?" tanya Rindou langsung.

"Ah, Rindou. Tenang, aku baik-baik saja. Tapi ..." saat Ran menjeda kalimatnya, dengan susah payah Rindou meneguk ludahnya.

"Tapi apa?"

"Sanzu tertimpa reruntuhan bangunan" jawab Ran ragu.

"Apa?! Bagaimana bisa? Sekarang kalian di mana?"

Sikap Rindou kali ini jelas berbeda, pria yang biasa memberikan tatapan malas dan kalimat terus terangnya tengah termakan kepanikan.

"Wow tenang, tenang. Kami ada di rumah sakit sekarang, aku akan kirim alamatnya"

"Bagaimana aku bisa tenang? Apa kau baik-baik saja?"

"Sepertinya begitu, cuma pergelangan tangan kiri yang patah" balas Ran enteng.

"Cuma kau bilang? Aku akan membunuh kalian setelah sampai di sana. Cepat kirim alamatnya." ketus Rindou.

"Tenanglah, sayangnya Sanzu belum mati" Rindou melirik ponselnya setelah Ran berucap begitu, pemusuhan yang tiada akhir masih terus terjadi disituasi seperti ini.

"Apa lukanya parah?"

"Hm, dia masih belum membuka mata. Bagaimana kalau dia mati ya?"

"Hei kalau dia mati apa kau senang melihat ku terpuruk?" kesal Rindou. Kakaknya tak pernah malu menunjukkan rasa bencinya pada Sanzu karena telah berhasil mengambil hati adiknya.

"Maaf, aku cuma kesal"

"Harusnya aku yang bilang begitu"

Sambungan dimatikan sepihak, sejujurnya Rindou sangat kesal karena mereka pergi tanpa mengajaknya, muncul rasa bersalah lantaran tak bisa ikut andil dalam membantu.

Saat alamat dikirimkan, Rindou langsung bergegas ke tempat tujuan. Ia mengambil jaket dan kunci mobilnya. Perasaannya sangat tidak nyaman, Rindou sangat takut jika terjadi sesuatu pada Sanzu. Untungnya Ran masih bisa mengabari walaupun datang dengan berita buruk seperti tadi.

Masalah mereka baru saja dimulai, bahkan ketiganya tak tahu seberapa gelap jalan yang akan mereka telusuri kedepannya.

*
**
***

Finale : Pink Scandal

***
**
*

Bersambung...
20/12/2021

Penumpang kapal SanRin, akhirnya sekuel mereka debut di spin off ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen untuk mendukung author!
Thanks and stay safe!

Finale : Pink Scandal [SanRin Ft.Ran]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang