Lima bulan berlalu, sekarang Rindou sudah menjalankan tugas seperti biasa, sedangkan Sanzu belum diberikan tugas yang terlalu berat. Namun di kesempatan kali ini Sanzu kembali mendapatkan tempatnya, mereka akan menjagal satu perusahaan yang mencurangi kerjasama dengan perusahaan Bonten.
"Rindooouuu" ucap Sanzu berulang kali sambil memeluk kekasihnya. Selama lima bulan ini Rindou ditugaskan ke luar negeri, membuatnya tidak bisa bermanja dengan sang kekasih.
"Menyingkir aku mau jalan" rutuk Rindou kesal. Sedari pulang dari bandara Sanzu terus saja menempelinya Rindou jadi kesulitan bergerak karena itu.
Ran masuk ke ruangan si adik tanpa permisi apalagi mengetuk, dua orang ini berhasil membuatnya frustasi dalam sehari. Padahal sudah lama tak bertemu tapi tetap menjengkelkan.
"Sanzu ada panggilan lagi untukmu"
"Masih mau sama Rindou" rengeknya. Ran menghela napas gusar, kemudian menendang Sanzu yang masih saja memeluk adiknya.
"Sakit bodoh" sebuah amplop coklat diberikan padanya, Sanzu berdecak kesal lalu pergi begitu saja.
Rindou menyeritkan alis bingung, Sanzu mau menurut tanpa bicara? Agak mustahil tapi memang terjadi.
"Bukannya dia seharusnya sudah libur?"
"Tugasnya belum selesai"
"Kukira sudah" sahut Rindou.
Ran tertawa kecil, seringai tipis tercetak dibibirnya. "Libur atau tidak tugas kali ini cukup membuatnya bersenang-senang" ujar Ran.
Sanzu melajukan mobilnya ke sebuah apartemen yang biasa ia kunjungi, kakinya melangkah malas, entah sudah berapa kali ia menghela napas sebelum membuka pintu apartemen.
"Lama sekali" seorang gadis muncul dari balik pintu, memeluk leher Sanzu erat lalu mengecup pipinya.
"Kau berlebihan" ucap Sanzu kesal.
"Kau tidak mengabariku lagi"
"Aku punya urusan penting, ayo bicara di dalam saja nanti ketahuan" lengannya ditarik masuk ke apartemen tersebut. Gadis itu tertawa mendapat reaksi dingin Sanzu, padahal kalau berkunjung ia tak biasanya memasang wajah masam begitu.
"Eh? Bukannya itu Sanzu?" tanpa mereka sadari Izana tengah mengamati gerak-gerik aneh kekasih temannya. Dan lagi, siapa gadis yang memeluk Sanzu barusan, mereka terlihat dekat sekali.
***
**
*Suara bel menginterupsi Izana untuk bergerak, satu alisnya terangkat. Siapa yang datang malam ini, kalau Kakucho jelas tidak mungkin karena dia baru pergi dua puluh menit lalu.
"Rindou?" pria bersurai dwi warna itu menampilkan wajah masam, alis ditekuk dan tatapan matanya menjelaskan jikalau Rindou sedang dalam suasana hati yang buruk.
"Masuk lah"
Setelah mendapat izin, Rindou masuk ke dalam apartemen. Duduk di sofa dan terus memperhatikan Izana.
Kalau datang saat jam malam seperti ini, berarti ada sesuatu yang terjadi pada Rindou. Bukan cuma Rindou, tapi Kisaki terkadang juga memakai apartemen Izana sebagai tempat pelarian. Lagipula selain Kakucho dan mereka berdua tak ada lagi yang mengetahui tempat tinggal pria cantik itu.
"Kelihatannya panas sekali" ledek Izana sembari meletakkan dua kaleng bir.
Rindou menghela napas frustasi, mengusap wajahnya kemudian menumpu dagunya. Mata malas itu melirik ke layar televisi yang menyala.
"Keparat, aku dipindahkan sementara" umpat Rindou.
"Ha?" Izana duduk di sebelah Rindou, bersandar di sofa sembari meminum birnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finale : Pink Scandal [SanRin Ft.Ran]✔
Fanfic[Tamat] Spin-off kisah kelanjutan perjalanan Sanzu, Rindou dan Ran dari book sebelumnya yang berjudul "Finale" Kejanggalan sifat Ran dan Sanzu membuat Rindou sulit menaruh rasa percaya pada mereka lagi. Padahal kakak dan kekasihnya itu tak pernah me...