Terpecah

350 48 0
                                    

Suara langkah kaki terdengar jelas di lorong kosong yang Ran lewati, lembab dan kotor, bau tak sedap menusuk hidung ketika ia melangkah lebih dalam. Ekor matanya melirik setiap sisi dari ruangan sempit itu, ruang bawah tanah adalah yang paling ia benci.

Gedung yang mereka hancurkan beberapa bulan lalu masih menyisakan misteri, lawan kali ini bukan orang sembarangan, Ran harus waspada karena ini bukanlah wilayah miliknya.

Satu serangan datang dari arah belakang, Ran berbalik dan menangkap lengan orang yang mau menusuknya. "Lain kali jangan berlari" ujarnya.

Orang itu berusaha memukul Ran dengan tangan kirinya, lagi-lagi ia mengankap lengan si pria, namun pria itu tak tinggal diam. Ia menendang Ran, pada saat melangkah mundur tanpa sadar pergelangan tangannya tergores pisau kecil yang berada di ujung sepatu pria itu.

Ran menyeringai kagum, ia tertawa sambil menatap si pria. "Pintar" gumam Ran.

Pria tinggi itu berlari mendekat, wajah Ran berubah datar. Kakinya bergerak menendang si pria sampai terjatuh, Ran memegang bahu pria itu, mendorongnya kuat hingga kepalanya terbentur keras. Si surai dwi warna duduk menindih korbannya, ia tersenyum simpul lalu memegang kepala si pria dan mematahkannya tanpa ragu.

"Pengganggu" ucap Ran kesal. Sorot matanya terlihat dingin, ia melirik pria bertubuh besar di depannya.

"Hebat" puji orang itu.

"Kenapa harus di tempat busuk seperti ini?" wajahnya memang tersenyum tapi si lawan bicara sadar jika senyuman manis Ran hanyalah topeng belaka.

"Cuma ingin melihat si Haitani bersaudara" Ran mengepal tangannya kuat, ia tidak suka nada bicara orang itu.

"Seharusnya aku membawa satu lagi?" ia tertawa kecil, ekspresi Ran membuatnya sedikit bersemangat.

"Jangan berani menyentuhnya brengsek" umpat Ran.

"Apa yang kau inginkan Terano?!"

"Tidak ada. Kalian sudah menghancurkan salah satu pionku, jadi aku cuma mau menawarkanmu untuk bekerjasama denganku" Ran menaikan sebelah alisnya, tidak mungkin semudah ini. Bos dunia bawah yang paling ditakuti, Terano South. Dari dulu mereka tak pernah mau berurusan dengan orang ini, Ran paham betul apa yang terjadi jika mereka menyentuhnya, Terano tidak akan melepaskan targetnya bahkan sampai kau mati, ia akan terus menghantui keluargamu jika sudah terlibat dengannya.

"Kalau aku ikut denganmu biarkan Rindou"

"Kakak yang manis, rela mengorbankan diri untuk adiknya" Terano tertawa remeh, ia menatap Ran nyalang.

Tatapan pria itu tak goyah, Ran tidak akan membiarkan Terano menyentuh adiknya. Dari awal masalah membunuh Kiyomasa adalah perintahnya, tak apa jika sekarang ia harus berhadapan dengan Terano karena keteledorannya menguak informasi si germo itu.

"Kau pikir murah mengganti semua kerugian yang kau perbuat?" Ran terbelalak ketika kepalan tangan Terano melayang ke arahnya, ia langsung menyilangkan tangannya di depan wajah namun sayang hantaman Terano lebih keras dari yang ia duga. Ran terlempar jatuh ke belakang, ia meringis ketika punggung menabrak tempok dingin di sana.

"Jadi kau mau bermain denganku?"

"Ck sialan" Ran tersudut, tidak ada jalan lain selain mengalahkan pria bertubuh besar itu. Ia mengusap sudut bibir yang tersobek, kembali berdiri tegak dan bersiap mendapat serangan berikutnya.

***
**
*

"Maaf mengatakan ini, bukannya aku ingin hubungan kalian hancur tapi aku melihat belakangan ini Sanzu jalan dengan seorang gadis"

Finale : Pink Scandal [SanRin Ft.Ran]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang