11

4.8K 132 3
                                    

Seorang perawat yang sedang mendorong troli obat berhenti ketika salah satu rekannya mengintip pintu kamar pasien

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Seorang perawat yang sedang mendorong troli obat berhenti ketika salah satu rekannya mengintip pintu kamar pasien.
"Lo ngapain ngintipin kamar pasien?"

"Mau ngasih obat sama liat jaitan," balasnya. "Gue udah ketok dari tadi tapi nggak ada jawaban."

"Pasiennya keliatan ada?" Ia menggeleng.

"Yang keliatan cuma ruang tamunya."

"Masih tidur kali. Jangan sering-sering diketok deh, VIP." Rekannya mengangguk kemudian berlalu bersama.

Sementara di dalam..

Jina berdiri mendongak sambil meringis, tangannya kuat mencengkeram sisi meja wastafel karena hanya benda itu yang bisa diraihnya.

Benar Jina merasakan sakit luar biasa. Bukan karena luka di kakinya, tapi karena Youngho yang sedang aktif bergerak maju mundur mengoyak Jina.

Mereka memulainya lagi.

"Sshh..sakitt Youngh!" Lirih Jina.

Sudah lama sekali sejak permainan terakhir mereka. Mereka sama-sama tahu jika sesering apapun Youngho memasuki Jina, gadis itu masih akan selalu sempit. Apalagi mereka sudah lama tidak melakukannya.

Mereka berada di kamar mandi kamar inap Jina. Youngho menolak mati-matian keinginan Jina untuk bermain karena gadis itu sedang merah, namun Jina memaksa.

"Mau dikeluarin aja?" Jina menggeleng cepat. "Lo nggak minum obat?" Sambung Youngho masih dengan gerakannya yang tidak beraturan, kadang cepat, lalu melambat.

"Gue mens, aahhh! Belum waktunya anak lo tumbuh di sini.. Young, eumhh lo nyiksa gue!!"

Pria itu tersenyum. Jina akan selalu begini jika sudah sangat ingin. Tapi anak yang Jina maksud membuat Youngho bersemangat menggenjot Jina.

"Aahhh- yaa, gitu John-eunghhh lebih dalem.." desah Jina sambil meremas rambut belakang Youngho.

Wajah Jina yang sedang tinggi seperti sekarang tidak pernah bisa membuat Youngho tenang. Pria itu hanya ingin memberikan Jina yang terbaik dari dirinya.

Kini tangan Jina Ia gunakan untuk menopang tubuhnya. Gadis itu membusungkan dadanya yang bergoyang karena gerakan Youngho, membiarkan Youngho melumat pucuk payudaranya. Rakus sekali, seperti bayi yang sangat kehausan.

"Asshhh, John, berapa lama eunghh sih-"

"Lama, Na! Untung gue nggak lupa rasa puting lo!"

"Angghh~ lidah lo enak bangethh! Terus- ouhhh isephh!"

Jika bukan di rumah sakit, mungkin Jina akan mengerang sekeras-kerasnya karena dua titik sensitifnya diserang Youngho bersamaan.

Jina lalu dengan kasar menangkup wajah Youngho, mengangkatnya hingga Jina bisa melumat bibir pria itu.

The Kiss | Johnny Seo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang