2

10.7K 215 10
                                    



"Lihat siapa yang datang?"

Jina tersenyum mendengar kalimat sambutan itu ketika Ia baru saja memasuki ruang tamu besar rumah milik keluarganya.

Dapat Jina lihat ada orangtuanya, orangtua Jaehyun serta Nenek dan adik sepupunya; Lian, sedang duduk di sana sambil bermain-main dengan bayi berusia delapan bulan bernama Ryu, putra pertama dari kakak perempuan Jaehyun yang meninggal tepat dua bulan setelah kelahiran bayi itu karena pendarahan hebat.

Jina dengan cepat berlari ke dapur rumahnya untuk mencuci tangan. Setelahnya Ia kembali lagi dan menggendong Ryu.

Jaehyun, calon tunangan pilihan Kakek dan Neneknya, keluar dari kamar Jina ketika mendengar suara Jina yang bercanda dengan Ryu.

"Tuh, Papa!" Tunjuk Jina menggunakan tangan gembul Ryu pada sosok Jaehyun di lantai dua rumahnya. "Papa come, gitu dek."

"Kirain nggak jadi balik, Kak?" Tanya Lian.

"Jadi lah, weekend kan besok?" Jina menengok sekilas saat sebuah ciuman mendarat di pipinya, dari Jaehyun.

"Cepet nikah deh kalian, mau tunangan sampe kapan?" Jina dan Jaehyun bertukar pandang setelah mendengar celetukan Ayah Jung. "Udah cocok loh itu jadi orangtua!"

"Ayah ngomongnya sama Jina aja, kan dia yang minta tunangan dulu?" Goda Jaehyun sambil menyubit pipi Jina.

Jina memang gadis penurut. Ia tidak sama sekali menolak titah dua pasang Kakek Neneknya dan Jaehyun saat menjodohkan mereka berdua. Menerima pinangan Jaehyun bukan berarti Ia telak mencintai pria asing itu.

Belum. Jina belum. Jina masih terlalu takut ditinggalkan lagi seperti dua tahun lalu saat Yuta, kekasihnya yang berkebangsaan Jepang, memilih menikahi gadis yang satu negara dengannya setelah berpacaran selama empat tahun.

Sementara Jaehyun yang sudah mengenal Jina sejak magangnya di kantor Jina yang sekarang, sudah mulai menyukai gadis itu karena hatinya yang lembut dan sosoknya yang menyenangkan.

Jaehyun pikir, menikah dengan Jina akan membuatnya menjadi pria paling bahagia di muka bumi karena Jina sudah masuk dalam kategori istri idamannya kala semua sikap baik Jina yang tanpa cela di mata Jaehyun.

Pun saat gadis itu dengan tangan terbuka menerima Ryu, anak mendiang Kakak perempuannya yang kadang-kadang diurus Jaehyun. Membuat orang lain yang belum mengenal pria itu menganggap bahwa Jaehyun adalah duda beranak satu.

Tidak masalah. Jina hanya meminta satu. Pertunangan. Jujur, Jina juga bisa saja jatuh cinta pada Jaehyun, karena pria itu juga tidak memiliki cela di mata Jina. Namun semua itu butuh waktu.

"Nanti ya, Yah? Kita masih sama-sama muda, masih 27 tahun. Jina juga kan harus belajar ngurusin Ryu?"

"Ryu kan sama Mama, Na?"

Jina menggeleng. "Enggak, Ma. Ryu nanti tinggal sama Jina sama Jaehyun. Emang kamu belum ngomong sama Mama, Jeh?" Tanya Jina menyikut perut Jaehyun.

Pria itu hanya tersenyum manis menunjukkan lesung pipinya. Pikirnya, Ia berhasil membuat Jina yang memberitahu sendiri keluarga besar mereka tentang rencana asuh Ryu.

"Dasar Papuy!" Ejek Jina sambil meninju dada Jaehyun menggunakan kepalan tangan Ryu di pangkuannya.

"Mama gimana?" Tanya Jaehyun hati-hati pada Mama Jina.

"Mama dapet menantu kaya kamu aja udah berkat banget, Jae. Kalo cuma nambah Ryu sih pasti bakal lebih nambah berkat ya?" Tenang Mama Jina yang disambut hangat senyum semua orang di sana

"Kurang bersyukur apa ya Yah, kita punya calon menantu sebaik Jina? Plus keluarganya yang open banget sama Ryu."

"Baik, cantik, penyayang, sabar. Ini sih kalo bisa nuker Jaehyun sama Jina, Ma, Ayah juga siap!"

The Kiss | Johnny Seo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang