Enjoying~~~
"Bagas, sekali-kali cobalah seperti kakakmu." Lagi, ucapan yang sama di lontarkan oleh kedua orang tuanya.
"Iya bu..."
"Iya terus kamu, contoh lah kakakmu. Dia membanggakan tidak seperti dirimu."
Pemuda yang di panggil Bagas itu hanya tersenyum sendu sembari mengangguk. Kemudian dirinya pamit undur diri untuk mengistirahatkan badan serta mentalnya.
Bagaskara Putra Nugroho, anak ketiga sekaligus bungsu dari pasangan Davian Nugroho dan Roseline Mauren.
Pemuda yang menyimpan apik rasa sakitnya. Pemuda kuat dan tegar yang selalu di bandingkan dan di sangka lemah. Namun kuatnya ia dalam artian yang berbeda.
Bagas menolehkan wajahnya ke arah lemari kaca yang berisikan rentetan piala yang berjejer rapi di dalam sana. faktanya hal itu masih belum cukup bagi kedua orang tuanya.
Tanpa ia sadari air matanya mengenang di pelupuk netranya dan siap untuk terjun.
Selalu seperti ini, semua yang dia lakukan seperti tidak ada arti bagi ayah ibunya. Dunia mereka hanya berputar pada kedua kakaknya, tidak untuk dirinya.
Pemuda itu mengusap air matanya. Untuk saat ini, biarkan dia istirahat sejenak. Biarkan Bagas tertidur dengan nyenyak dan tenang.
Perlahan mata Bagas mulai tertutup dan ia tertidur.
"Sayang bangun nak..." netra Bagas perlahan terbuka saat mendengar ada seseorang yang memanggilnya.
Seseorang dengan suara yang begitu lembut. Suara yang tak pernah ibunya layangkan pada dirinya.
"Eyy malaikatnya mommy baru bangun," gumam orang itu yang ternyata seorang wanita.
Bagas mengernyitkan dahinya bingung. "Mommy?" dirinya linglung. Baru saja menutup mata lalu setelah membukanya kembali ia di hadapkan dengan seorang wanita paruh baya.
"Ada apa sayang? Kamu butuh sesuatu hm?" wanita itu menatap lembut dirinya, kemudian wanita yang memanggilnya dirinya mommy itu mengecup lembut keningnya.
Hangat, rasa hangat menjalar di tubuhnya. Tanpa sadar air matanya turun tak terbendung. Wanita di depannya terlihat kaget dan langsung memeluk dirinya.
"Hikss...mommy..." lirihnya. Bagas refleks memanggil wanita itu dengan 'Mommy' . dia tak kuasa untuk tidak menangis saat ini.
"Baby kenapa nak? Mimpi buruk? Apa kamu baru saja bermimpi buruk," tanya wanita itu dengan nada khawatirnya. Dengan lembut ia mengelus punggung yang lebih kecil darinya.
"Ada apa sayang?" suara berat mengintrupsi mereka. Tetapi Bagas tetap menangis di dalam pelukan wanita asing di depannya.
"Honey, kemungkinan baby bermimpi buruk. Aku baru saja membangunkanya, dan dia langsung menangis." Pria pemilik dari suara barithon itu mendekat.
Kemudian tanpa aba-aba mengangkat Bagas ke dalam gendongannya. Bagas sedikit merespon, ia sedikit menoleh ke arah pria yang sudah mengangkat dirinya.
Kemana pelukan hangat itu pergi. Pemuda itu menoleh kesana kemari mencari keberadaan wanita tersebut. Setelah dapat, bibirnya melengkung ke atas, ia menginginkan pelukan hangat itu. Bagas kembali menangis. Katakan ia cengeng. Namun demi Tuhan, pelukan itu adalah pelukan hangat yang ia dapat untuk pertama kalinya.
Pria itu malah menjauhkan dirinya dengan wanita tadi. Membuat tangisnya semakin pecah, sementara orang yang tengah menggendongnya itu malah menatapnya, mengusap air matanya dengan tisu yang baru saja di ambilnya.
Kemudian memeluk dirinya dengan tubuh tegapnya.
Hangat
Hangat kembali ia rasakan. Bagas membalas pelukan erat pria tersebut. Ia menangis sampai sesenggukan, pertama kali dalam hidupnya ia merasakan kehangatan yang luar biasa dari pelukan orang asing.
Setelah lelah menangis, Bagas berhenti. Ia baru sadar bahwa ia menangis di pelukan orang yang tak ia kenal.
"Maaf, om tante siapa?"tanya Bagas. Ia mencoba berontak dari gendongan pria yang sedari tadi menggendongnya bak anak kecil.
"Nak, apa mimpimu begitu buruk hingga melupakan kami?" wanita itu menatap khawatir dirinya.
"Eung?" Bagas yang bingung hanya memiringkan kepalanya.
"Nak kami orang tuamu, aku mommymu dan yang menggendongmu itu daddy mu," jelas wanita tadi.
"Mimpi?"
"Ya, Baby nya mommy ini bermimpi buruk yah?"
Bagas memiringkan kepalanya. Mimpi? Yang mana yang mimpi? Apa dirinya bermimpi.
"Apa itu mimpi mom?" Bagas merasa linglung. Bagian mana mimpi yang wanita itu sebutkan. Mimpi yang mana?
"Apa kamu ibuku?" wanita itu mengangguk.
"Lalu, apa kamu ayahku?" Bagas menatap pria itu langsung pada netranya. Pria itu mengangguk, bagas mencoba mencari kebohongan di tatapan keduanya.
Mimpi?
Apa semua itu mimpi?
Yang mana yang mimpi?
Kenapa semuanya terlihat sangat nyata?
Tbc.
Cerita baru dengan suasana baru (๑'ᴗ')ゞ🌺
