Enjoying~~
Hari ini adalah hari minggu. Weekend yang selalu di tunggu sebagian orang. Karena akhir pekan adalah hari yang pas untuk bersantai.
Sama halnya juga dengan Leaman. Mereka setuju untuk libur dari kerja mereka dan menghabiskan waktu untuk keluarga.
Reagan lah yang paling heboh, ia menyarankan untuk piknik di halaman belakang Mansion. Semuanya setuju dengan ide putra ketiga Leaman tersebut.
Kesha di bantu dengan maid, menyiapkan beberapa cemilan dan minuman yang pas untuk piknik. Sedangkan yang lain menunggu dengan anteng. Tetapi berbeda dengan Reagan yang berlari kesana kemari mengejar capung yang lewat.
Rupanya bocah itu tidak kapok dengan hukuman yang di berikan oleh daddy-nya. Bagas sendiri hanya berdiam diri di pangkuan sang daddy, awalnya ia mengikuti kakaknya mengejar capung, tetapi ayahnya langsung menggendongnya dan membawanya duduk.
Bagas juga sempat diberi petuah oleh kakak keduanya,Valdo. Dan itu tidak berlaku bagi Reagan, mereka tak berhasil menangkap anak itu karena terlalu gesit.
Hingga akhirnya mereka biarkan saja. Toh hukuman sudah menanti Reagan dengan senang hati.
"Daddy, apa kakak tidak merasa lelah?" Baga d bertanya pada Brandy.
Ia hanya penasaran karena sudah 1 jam an sejak kakaknya itu berlarian. "Entahlah, kakakmu itu nakal dan sangat aktif." Valdo bersedekap dada.
"Apakah Bagas juga nakal kak?" Ya tuhan! Tolong, Valdo, mengapa adiknya sangat menggemaskan.
Bagas mengedipkan netranya, ia menunggu jawaban dari kakaknya. "Adik kakak satu ini tidak nakal. Dan jangan mengikutinya, atau Kakak juga akan menghukum mu. Mengerti?" jelas Valdo.
"Tidak bisa!" tiba-tiba Reagan datang dan berteriak mengagetkan Bagas.
Brandy menatap putranya itu tajam, sedangkan Valdo mengelus dada Bagas yang kembang kempis karena kaget. Sementara sang pelaku hanya nyengir tak berdosa. "Bagas akan mengikutiku, karena dia anakku!" serunya.
"Ya ampun sayang, sejak kapan adikmu menjadi anakmu?" gemas Kesha. Ia datang bersama maid yang membawa makanan.
Reagan menatap mommy nya dengan binar. "Karena adikku menggemaskan, jadi aku angkat saja dia jadi anakku mom." mereka semua tergelak. Apalagi Jeff dan Brandy yang tiba-tiba terbatuk.
"Memang dengan cara apa kamu menafkahinya hmm?" tanya Kesha, mengikuti alur yang di buat putranya.
Dengan bangga Reagan mengatakan, "Dengan uang yang di berikan oleh daddy."
"Bukan dengan kerja?" Valdo ikut menimpali.
"Tidak, uang daddy sudah banyak. Nanti kalau tidak di habiskan kapan habisnya mommy." Reagan menatap Mommynya serius dengan wajah yang ia buat sangar seperti wajah daddynya.
"Jadi aku ambil untuk membeli keperluan anakku saja." muncul keringat sebiji jagung di dahi Kesha. Apa anaknya ini perlu di ruqyah?
Bagas mendengarkan dengan seksama. Lau ia membalikkan tubuhnya untuk menatap daddy-nya, "Daddy..."
"Apa sekarang aku menjadi putra kakak?" tanyanya penasaran.
Brandy mengecup kening bungsunya itu. "Tidak, jangan dengarkan kakakmu."
"Heh daddy! Kalau adik tidak mendengarkan aku papanya, dia mau dengerin siapa-Kakak!"
Reagan terpekik saat tubuhnya malah di angkat ala karung beras oleh kakak keduanya.Valdo sudah tidak tahan dengan celotehan adiknya yang tidak masuk akal. Menjadikan adik bungsu mereka sebagai anak? Sepertinya adiknya ini butuh yang namanya di ruqyah.
"Kakak oyy turunin elah!" Reagan berontak saat kakaknya itu malah membawanya ke dalam.
"Mommy kakak mau di baa kemana?" Kesha mengelus pipi yg terisi itu dengan lembut.
Sang mommy menjawab, "Mungkin kakakmu ada urusan, sebaiknya kita mulai pikniknya okay?"
Bagas menggelengkan kepalanya. "Tidak mau, kak Reagan harus ada disini."
"Sayang nanti mereka akan menyusul kok."
"Tidak mau mommy, kak Rea harus ada disini. Aku mau main sama kak Rea."
Jeff turun tangan, ia mengambil alih adiknya. "Mereka akan menyusul baby, kita nikmati saja dulu, mereka akan kemari jika urusanya selesai," ujar Jeff.
"Benar?"
"Tentu."
"Baiklah." Jeff mengecup kedua pipi adiknya. "Bagus."
_________________
"Nah adik, bagaimana kalau kita bertanding siapa yang lebih dulu sampai di depan mereka." Reagan menantang Bagas. Semangatnya begitu membara.
Bagas hanya mengangguk. "Ada hadiahnya?" tanyanya.
"Kakak akan membelikanmu es krim yang banyak!" Reagan merentangkan kedua tangannya memeperagakan banyaknya es krim yang akan di dapat.
Netra Bagas berbinar. "Baiklah!"
Saat ini mereka berjarak agak jauh dari para orang dewasa. Mereka tidak tau apa yang di rencanakan oleh putra mereka yang satu itu. Karena setau mereka Reagan itu mengajak Bagas untuk melihat kelinci yang berada tak jauh dari mereka.
"Siap?" Bagas mengangguk
1
2
3
Mereka mulai berlari yang di pimpin oleh Reagan. "Ayo adik kejar aku!!" teriak Reagan.
Mendengar teriakan Reagan, mereka menoleh ke arah suaranya. Betapa kaget nya melihat keduanya tengah berlari dengan kencang.
"YA AMPUN, REAGAN. BAGAS! JANGAN BERLARIAN NANTI KALIAN JATUH!" Teriak Kesha. Ia khawatir keduanya akan jat-
Brug
Brug
Belum sempat Kesha bermonolog keduanya lebih dulu terjatuh. Valdo dan Jeff langsung menghampiri keduanya. Mereka langsung mengangkat keduanya. Valdo yang mengangkat Bagas dan Jeff yang mengangkat Reagan.
Mereka berdua merintis berbarengan. Reagan terluka dibagian dahi karena ia terjatuh lebih dulu, lalu Bagas yang terluka di lutut karena terjatuh di samping Reagan, untung saja ada tubuh Reagan. Jika tidak mungkin dahinya juga terluka.
Karena mereka jatuh di tempat yang tidak ada rumputnya.
Mereka di bawa kedalam untuk di obati. Kesha menangis melihat luka yang di alami kedua putranya. Sedikit meringis kala melihat darah mengalir di dahi putra ketiganya.
Bagas diam saja sesekali mengaduh sakit pada kakaknya. Lain halnya Reagan, netranya berkaca-kaca menahan tangis. Lukanya sakit, tetapi ia tahan karena tidak mau menangis di depan anaknya.
Nanti dia di kira lemah dong. Anaknya tak akan mau bermain dengannya lagi nanti. Reagan tak mau hal itu terjadi.
Reagan harus terlihat keren. Kapanpun,dimanapun ia berada. Apa kata Bagas nanti jika ia menangis, tentu saja adiknya itu tidak akan mengatainya. Tetapi ia sendiri nanti akan malu.
Tbc
900 kata, meningkat guys (⁎⁍̴̛ᴗ⁍̴̛⁎)