Mantan (Anita)

15.4K 141 4
                                    

Request accepted
Request dari orang yang berbeda, tapi karena temanya sama-sama mantan, jadi kugabung dalam 1 cerita saja.

.

5 tahun pasca tragedi penculikan berdarah itu, Bagas dan Mirna hidup tenang dan bahagia di Singapura bersama putera mereka yang diberi nama Aaric yang berarti pelindung yang kuat, karena ia dapat kuat bertahan di dalam rahim ibunya menghadapi siksaan dari sang penculik. Dan meski terlahir prematur pun ia kuat bertahan hidup di dalam inkubator selama sebulan tanpa komplikasi kesehatan apapun. Hanya saja ada saraf-saraf di otak yang kurang berkembang dengan baik yang mengakibatkan Aaric mengalami keterlambatan dari anak-anak seusianya.

Selama 5 tahun ini mereka masih belum kepikiran untuk menambah anak lagi. Kejadian traumatis pada kehamilan pertama Mirna itu masih membekas di benak mereka. Mirna sempat koma beberapa hari setelah operasi caesar. Ia dilarang untuk hamil minimal sampai 2-3 tahun pasca operasi karena rahimnya cedera oleh siksaan dari Bang Jon. Sementara Bagas juga harus menjalani operasi dan pemulihan alat kelaminnya yang cedera karena diinjak Bang Jon. Keduanya juga berobat ke psikiater dan rutin minum obat antidepresan.

2 tahun pasca kejadian, mereka baru bisa beraktivitas seksual dengan normal karena keduanya sudah dinyatakan pulih. Namun sampai saat ini mereka masih belum dikaruniai anak lagi meskipun mereka tak pernah pakai KB apapun. Antara rahim Mirna yang tak bisa diisi lagi atau Bagas yang berhasil dibikin Bang Jon jadi impoten, namun mereka tak memedulikan hal itu. Mereka hanya fokus membesarkan Aaric saja.

Namun pada suatu hari Mirna mulai mual-mual. Awalnya ia mengira hanya masuk angin saja atau flu, tetapi setelah ke dokter, ternyata ia positif hamil. Reaksi Bagas maupun Mirna tak seantusias saat pertama kali tahu Mirna mengandung Aaric. Ada rasa takut dan khawatir. Memori penculikan 5 tahun lalu itu masih menghantui mimpi-mimpi mereka. Beberapa kali Mirna mengalami mimpi buruk di trimester pertama. Bagas selalu mendampinginya dan berusaha untuk terlihat kuat meskipun sebenarnya dia sendiri juga bermimpi buruk, takut Mirna mengalami pendarahan dan koma lagi, bahkan tak jarang ia bermimpi Mirna meninggal dunia. Bagas harus menambah dosis obat penenangnya untuk menghindari mimpi buruk itu. Tetapi Mirna tidak berani melanjutkan pengobatan karena takut akan berpengaruh buruk terhadap kandungannya. Meskipun dokter bisa meresepkan obat antidepresan yang aman untuk bumil, tapi Mirna tetap khawatir.

Akhirnya dokter Chua, psikiater mereka yang sudah berusia setengah abad itu merekomendasikan seorang ahli hipnoterapi yang juga biasa menangani bumil-bumil agar tidak takut menghadapi persalinan. Namanya Anne Ng.

Mereka pergi ke kliniknya yang berada di sebuah apartemen. Klinik itu tak tampak seperti klinik dokter, tapi seperti rumah. Auranya membuat pengunjung merasa nyaman begitu memasuki ruang tamu. Seorang resepsionis menyambut mereka dan menyuruh mereka mengisi data diri. Mirna disuruh masuk sendiri, sementara sang suami disuruh tunggu di ruang tamu.

Mirna diantarkan ke sebuah ruangan, ada sofa panjang buat rebahan, meja dan kursi kerja, ada pula kulkas dan minu pantry. Seorang wanita seusia Bagas menyapanya ramah. Ia disuruh rebahan dan ditanyai berbagai hal terkait trauma yang dialami Mirna. Mirna disuruh fokus melihat pendulum yang digerakkan di depan matanya.

Click!

Mata Mirna terpejam.

*****

Bagas menoleh ke arah pintu geser yang terbuka. Mirna keluar dari sana dengan senyum cerah.

Beberapa kali melakukan terapi, Mirna sudah merasakan hasil yang positif. Ia dapat tidur nyenyak tanpa obat tidur dan tak pernah bermimpi buruk lagi. Ia tak takut lagi jika melihat orang asing terutama pria. Bahkan ia tak menderita morning sickness seperti yang biasanya dialami bumil pada trimester pertama.

Karma (bdsm-Pregnant series 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang