Livia merenggangkan tubuhnya, salah satunya menyentuh bantal dingin di sampingnya. Ia termenung sesaat menatap bantal kosong itu, yang semalam ditiduri oleh Om Basro.
Masih berbaring, ia mengambil ponsel dari nakas yang berdiri di samping tempat tidurnya, mengecek notifikasi yang masuk.
-- maaf, Om buru-buru karena ada meeting pagi ini. Om nggak tega bangunin kamu sepagi itu, apalagi setelah semalam kita bergadang. Om sudah transfer 10 juta, silakan belanja sepuasnya.
Livia mendengus kesal. Memang ia masih menyukai uang berlimpah yang diberikan oleh si Om, tapi kini ia juga butuh belaiannya. Niat awal hanya ingin mencari tambahan uang jajan secara instan, akhirnya ia malah jatuh cinta terlalu dalam kepada pengusaha yang usianya 30 tahun lebih tua darinya itu.
Perlahan ia bangkit dari tempat tidurnya sambil mendesis oleh rasa yang tak nyaman di perutnya. Sesuatu di dalam perut yang telah membuncit itu menggeliat dan menendang ke sana - ke mari.
Ya, Livia tengah mengandung anak dari Om Basro. Ini yang ketiga kalinya. Kali pertama, ia menggugurkannya atas permintaan si Om, dan saat itu dirinya sendiri juga belum siap hamil karena masih sekolah (SMA). Kali kedua, ia keguguran pada trimester pertama. Dan kali ketiga ini, kandungannya dapat bertahan sampai sudah hampir 9 bulan.
*
Sekitar seminggu kemudian, Om Basro baru muncul di apartemen yang diberikan untuk Livia. Pria tua itu beralasan sibuk di kantor, juga sibuk dengan keluarga resminya. Livia selalu diminta untuk memahami posisi hubungan mereka. Sejak awal Om Basro sudah memberitahu Livia bahwa ia tak bisa bercerai dengan istrinya, dan tak akan meninggalkan keluarganya. Livia hanya akan digunakan untuk melampiaskan hasrat si Om yang tak bisa disalurkan kepada istrinya yang lebih tua 5 tahun darinya itu yang sudah menopause dan tidak se'nikmat' yang dulu lagi. Livia sudah setuju akan hal itu. Ia juga terus terang pada Om Basro, bahwa ia hanya butuh uangnya saja. Namun setelah hampir 7 tahun bersama, Livia menginginkan lebih dari itu. Apalagi dia tengah mengandung anak perempuan yang selama ini didambakan oleh Om Basro, karena ia punya 3 anak lelaki dari istri sahnya.
Selama 1 jam Om Basro merayu Livia yang ngambek. Sampai akhirnya Om Basro berjanji, setelah bayi mereka lahir, Om Basro akan menceraikan istrinya dan menikahi Livia. Ia memberikan sebuah cincin berlian sebagai tanda janjinya. Dan Livia pun luluh.
Malam itu, seperti malam-malam kebersamaan mereka biasanya, mereka berhubungan intim. Perut besar tak menghalangi mereka mencapai kenikmatan surga dunia. Om Basro menggarap Livia dari belakang. Livia yang menungging memeluk perut yang menggantung itu dengan sebelah tangannya untuk meminimalisir guncangan dari belakangnya.
Setelah puas, mereka berbaring sambil berpelukan. Tangan Om Basro mengelus-elus perut buncit Livia yang berkedut-kedut. Lama-kelamaan tangan itu mulai turun ke liang senggama. Lagi, Om Basro minta ronde kedua. Livia pindah posisi membelakangi Om Basro yang segera menancapkan kejantanannya ke liang hangatnya. Om Basro mengguncangnya sampai cairan kentalnya meluber keluar. Perut Livia terasa penuh dan terasa sedikit mengencang.
*
Lagi, Om Basro meninggalkannya begitu saja di pagi hari, dengan pesan singkat dan transferan uang berjuta-juta.
"Akh..." Livia meringis saat ia bangkit dari ranjangnya. Ia mengusap perutnya yang masih terasa kencang sejak semalam. Ada flek kecoklatan yang mengering di atas spreinya. Agak khawatir, ia menelepon Om Basro tapi tidak diangkat.
Sampai sore, Om Basro masih belum bisa dihubungi juga. Flek itu memang sudah tidak keluar, tapi perutnya masih sering terasa kencang dan nyeri yang datang dan pergi. Ia pikir, apa mungkin ini waktunya untuk ia melahirkan?
Ting tong...
"Om?" Livia mengira yang datang adalah Om Basro. Ia membuka pintu tanpa melihat siapa yang datang lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma (bdsm-Pregnant series 3)
Mystery / Thriller21+++++++ kumpulan cerita pendek seputar wanita hamil dan melahirkan. akan ada 3 seri: 1. modern 2. jadoel 3. Bdsm PERINGATAN KERAS!!! PALING KERAS!!! BOCIL DI BAWAH 20 TAHUN HARAP MINGGIR. CERITA INI MENGANDUNG UNSUR VIOLANCE (KEKERASAN) TINGKAT T...