Taehyung tengah bersama Jungkook di depan meja belajar. Mengajari Jungkook menjumlah dan mengurangi. Dia sangat senang sebab Jungkook mudah memahami ucapannya.
"Hyung membeli sepuluh permen lolipop. Tiga permen lolipop hyung berikan pada Kookie. Lima permen lolipop hyung berikan pada ayah. Jadi sisa permen lolipop hyung berapa?" Tanya Taehyung.
Jungkook segera menghitungnya dengan sempoa. Ia mengambil sepuluh biji, lalu menguranginya tiga biji, lalu mengurangi lagi lima biji. Jadi tersisa dua biji.
Jungkook menunjukkan sisa biji itu pada Taehyung dengan semangat. Lantas menunjuk dua jarinya sebagai jawaban.
"Woah Kookie sangat pintar berhitung. Tulislah disini."
Jungkook menulis angka dua di sebelah tanda sama dengan. Lalu dengan bangga ia menunjukkan lagi pada Taehyung.
Taehyung hanya tersenyum kecil. Dengan hal seperti itu saja Jungkook sudah sangat bahagia.
Jungkook lalu menepuk pundak Taehyung, lalu memperagakan bahasa tubuhnya, "Kenapa hyung memberi permen ayah lima dan Kookie mendapat tiga?"
Taehyung tak mengerti. Namun ia coba memahami dari gerak jari Jungkook. Ada jari lima dan jari tiga. Lalu raut wajah Jungkook yang sedikit cemberut.
"Oh itu karena ayah adalah orang yang patut kita hargai. Lihatlah berapa permen yang tersisa? Hanya dua bukan? Hyung sangat menyayangi Kookie, jadi hyung bagi tiga permen untuk Kookie dan dua untukku sendiri." Jawab Taehyung. Jungkook mengangguk-angguk paham.
Selepas belajar menghitung selesai, Taehyung sudah hendak pulang. Kebetulan Namjoon baru saja pulang dari kantor dan berpapasan dengan Taehyung di ambang pintu. Taehyung pun berpamitan dengan Namjoon untuk izin pulang dulu.
Jungkook lantas memeluk Namjoon selepas kepergian Taehyung. Seperti biasa, Namjoon akan memeluk dan menciumnya banyak. Wangi tubuh Jungkook sangat membuat Namjoon nyaman. Pasti anaknya sudah mandi saat ia pulang dari kantor.
Tak terasa hari sudah mulai malam. Mereka makan malam di ruang makan bersama.
Jungkook yang tengah lahap memakan nasi tiba-tiba mencolek pipi Namjoon. Namjoon pun menoleh.
"Ada apa, nak?" Tanya Namjoon.
Jungkook menunduk, ia ingin meminta sesuatu pada Namjoon. Tapi takut ayahnya tidak mengizinkan.
"Katakan saja. Kookie ingin apa?" Namjoon yang menyadari raut wajah Jungkook berubah pun bertanya.
"Ayah, tidakkah Taehyung hyung tinggal bersama kita saja? Aku sangat menyukainya." Tutur Jungkook malu-malu.
"Kookie menyukainya?" Tanya Namjoon lagi. Jungkook mengangguk pasti.
Namjoon berpikir sejenak. Jika ada Taehyung di rumah ini, itu sangat membantu. Apalagi ia kasihan pada Taehyung saat anak itu harus kembali mengamen di jalanan. Ia tak tega membiarkan Taehyung memeras keringat sendiri dan hidup sendiri.
Jungkook pun anak yang tak pernah meminta apapun sebelumnya. Jungkook terlalu tertutup untuk urusan sosialisasi. Tapi sejak kehadiran Taehyung, Jungkook menjadi senang membaur. Taehyung mampu membuat anaknya percaya diri.
"Baiklah, akan ayah pertimbangkan."
Jungkook tertawa senang lalu memeluk tubuh Namjoon erat.
***
Seperti yang diinginkan Jungkook, sore ini Namjoon akan mengatakan pada Taehyung. Taehyung tengah menunggu Namjoon pulang agar Jungkook tidak kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Fiksi PenggemarMenjadi anak semata wayang, siapa yang tidak menginginkannya? Kasih sayang, perhatian, harta, seluruhnya akan menjadi hak anak. Tidak ada yang dapat merebut darinya sampai kapanpun. Begitulah yang kini dialami Kim Jungkook. Putra tunggal dari Kim N...