“Soonyoungie, keluar” lirihnya dengan tangan mengepal didepan pintu.
Matanya memanas, tubuhnya merosot. Ia tidak pernah kuat jika dihadapkan pada situasi seperti ini. Jihoon benci didiamkan seperti ini.
“Hiks-hiks” isakan lirih mulai terdengar sebagai bukti bahwa sang pemuda Lee tidak mampu lagi menahan sesak didadanya.
Brak.
Brak.
“BODOH! KALAU KAU MARAH KELUAR DAN TERIAKLAH! Hiks-hiks
-JANGAN BERSEMBUNYI, KWON SIALAN BODOH SOONYOUNG!”
Brak.
“Sakit~ jangan-hiks, jangan mendi-hiks, mendiamkanku-hiks”
Cklek.
“Sayang!” Soonyoung yang baru membuka pintu kamarnya karena mendengar raungan Jihoon, ia membulatkan mata terkejut dengan raut wajah bersalah saat melihat sosok mungil tersayangnya yang meringkuk didepan kamarnya sembari memeluk tubuhnya sendiri.
Jihoon langsung mendongakkan kepala, membiarkan Soonyoung melihat wajahnya yang kacau karena airmata.
Melihat sosok sang kekasih, Jihoon kembali meraung keras.
“Kau jahat! Jahat! Aku benci Soonyoung! Aku sangat membenci Kwon Sonyoung! Bodoh! Pengecut! Kwon Soonyoung sialan!!” umpatnya mengeluarkan segala sesak di dadanya.
Soonyoung kini merasa sangat bersalah karena menjadi penyebab Jihoon sekacau ini, jadi dengan dada yang dilingkupi rasa bersalah, ia ikut merendahkan tubuhnya dan duduk bersimpuh didepan Jihoon yang masih terisak kepayahan, nafasnya tidak beraturan.
Dan pemandangan didepan Soonyoung ini membuatnya hatinya teriris menyakitkan.
Seharusnya ia tidak bersikap egois tadi dengan bersikap diam untuk melampiaskan amarah pada sang kesayangan.
Seharusnya ia bisa lebih baik lagi dalam mengendalikan diri.
Seharusnya hal yang sudah biasa ini tidak mengganggunya separah ini.
Soonyoung menyesali semuanya, ia benar-benar menyesali sikapnya yang menuruti egonya tanpa memikirkan sang kekasih.
“S-sayang” panggilnya lirih, lengannya bergetar hendak meraih tubuh yang masih terisak dihadapannya.
Mata sipitnya sudah memerah, menahan airmata yang hendak turun karena merasa sangat sedih menyaksikan pemandangan didepannya saat ini.
Mereka berdua sangat jarang bertengkar hingga Jihoon menangis, dan seharusnya ia sudah tau jika seorang Lee Jihoon tidak pernah suka didiamkan olehnya.
Dan bodohnya, ia justru melakukan apa yang dibenci Jihoon.
Soonyoung merasa seperti sampah sekarang, benar-benar tidak berguna.
“Hiks-hiks, maaf”
Matanya melebar mendengar ucapan lirih yang keluar dari sosok yang kini menyembunyikan wajahnya dilipatan tangan yang ia tumpukan diatas kedua lutut yang hanya terbalut celana pendek itu.
“Maaf karena-hiks membuat-gh Soon-soonyoungie marah, ma-maafkan a-hiks aku” lanjutnya lagi, dengan nafas tersengal.
“Soon-hiks Soonyoungie boleh-hiks boleh mar-hiks marah, ta-tapi jangan mendi-hiks mendiamkanku. A-aku tidak suka. Aku benci”
“Sayang” rintih Soonyoung dan dengan cepat meraih tubuh Jihoon kedalam pelukannya, memeluknya erat.
Tidak kuat mendengar setiap rangkaian kata yang dengan kepayahan diutarakan oleh yang lebih mungil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living Together | Soonhoon
FanficKeseharian pasangan manis, Kwon Soonyoung yang seorang model terkenal, dengan Lee Jihoon si pemuda manis seorang mahasiswa pecinta musik.