BAB 2

145 25 2
                                    

Aku dikamar membaca buku yang tadi aku beli sambil tiduran. Memang sudah kebiasaan aku baca buku sambil tiduran. Sampai sampai ibuku marah kalau ngeliat aku baca buku sambil tiduran.

****

" Sherin, ibu pergi dulu ya? "

" Ibu mau kemana?

" Ibu mau pergi ke swalayan. "

" Ohh, aku nitip makanan ringan ya bu. "

" Iya nak. " Ibuku mengelus rambutku.

****

Pagi hari Dinda sudah menjemputku untuk berangkat sekolah. Tetapi ini kebiasaan buruk aku. Selalu telat untuk bangun tidur, sehingga Dinda lumayan lama menunggu aku untuk beres beres berangkat sekolah.

Kebiasaan buruk aku lumayan banyak lhooo. Kalau dijelasin satu persatu bisa sampai malam ngejelasinnya.

" Sherin, buruan mandinya, Dinda sudah nunggu kamu tuh. " panggil ibuku dengan nada sedikit kencang.

" Iya bu. " Sahut aku dari dalam kamar mandi.

****

Dinda sudah menungguku lumayan lama maka dia sedikit marah denganku. Sampai sampai aku jatuh dari sepeda dia tidak menolongku. Dia terlihat biasa saja seperti tidak melihat aku sedang tergeletak dijalan.

Sampai disekolah pun ia masih saja marah sama aku. Aku bingung harus berbuat apa dengan Dinda. Dinda itu orangnya pendiam. Tapi kalau sudah marah, dia bakalan cuekin semua orang. Termasuk aku, orang yang dicuekin sama Dinda.

Sedihnya dicuekin sama Dinda, kemana - mana nggak asik kalau nggak ditemenin dia. Ke kantin sendiri, ke perpustakaan sendiri, pulang sendiri, berangkat sendiri, hmmmm. Rasanya garing nggak ada Dinda.

Tireless Then No LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang