.
.
"Hey... Naruto, antar Hinata pulang ke rumahnya. Ini sudah malam" Ucap Sakura"Untuk apa aku mengantarnya pulang? Hinata itu kuat, tidak mungkin ada laki-laki yang akan mengganggunya" jawab Naruto.
Hinata pergi begitu saja dan memeluk kado yang seharusnya dia berikan pada Naruto.
"Dasar Bodoh!" Ucap Sakura dan langsung mengejar Hinata. "Hinata...Hinata..."
"...."
"Tolong maafkan Naruto, dia memang agak bodoh" jawab Sakura berusaha untuk menenangkannya.
"Aku tidak apa-apa"
Hinata terus berjalan, tatapannya kosong dan dia merasa seluruh perjuangannya sia-sia. Dia mencintai Naruto sudah sangat lama, tapi tidak pernah ada balasan darinya.
Sakura merangkul Hinata dan menjadi mental supportnya. Sakura adalah sahabat baik Hinata, setelah peperangan usai. Sakura berhasil menyelamatkan Neji yang sempat sekarat saat melindungi Naruto.
"Bagaimana kabar Sasuke?" Tanya Hinata untuk mengalihkan topik pembicaraan.
"Eeeeh.... Kenapa tiba-tiba membahas mengenai Sasuke? " Pipi Sakura memerah dan sangat malu hanya dengan mendengar nama Sasuke.
"Aku hanya penasaran bagaimana kabarnya"
"Dia baik-baik saja, dia sedang pergi untuk menjalankan misi " jawab Sakura. "Bagaimana dengan Neji? "
"Kak Neji sudah membaik, hanya butuh istirahat lebih" jawab Hinata.
"Hina... "
Hinata melihat Neji sedang membawa payung dan Jaket dan segera menghampirinya. Neji memberinya Jaket sembari tetap memayungi Hinata.
"Seharusnya Kak Neji istirahat di rumah. " Ucap Hinata dan segera memakai jaket yang diberikan Neji.
"Apa yang dikatakan Hinata itu benar, kau seharusnya istirahat" Sakura mengangguk setuju.
Neji tidak menggubris Sakura lalu membersihkan Salju dari rambut Hinata. "Ayo pulang, Ayahmu mencemaskanmu"
"Baik"
Neji membungkuk pada Sakura. "Aku yang akan mengantar Hinata pulang, terimakasih sudah menemaninya sampai sini."
"Oh... Oke... dah Hinata"
Hinata mengangguk dan dia berjalan pulang dengan Neji. Hinata masih trauma saat melihat Neji terluka sangat parah dan hampir saja tewas, Hinata menatap wajah Neji dengan mata berkaca-kaca seolah masih tidak percaya kalau Neji selamat.
"Apa yang kamu pegang, Hina?"
"Ah... Ini bukan apa-apa" jawab Hinata.
Neji mengernyitkan dahi dan menghela nafas. " Itu hadiah untuk Naruto? Hari ini hari kasih sayang kan?"
"Tidak kak"
"Jangan berbohong, Hinata Hyuga"
Hinata tidak bisa lagi menahan air matanya dan membuat Hinata langsung menangis dan memeluk Neji dengan erat. Neji tidak bergeming meskipun pelukan Hinata menyakitinya karena lukanya belum kering.
"Kak, Apa usahaku sia-sia? Aku merasa semuanya percuma, kenapa aku harus merasakan hal ini kak" ucap Hinata dengan suaranya yang lirih.
"Kamu tidak salah Hinata, Naruto hanya tidak layak untuk mendapatkanmu" ucap Neji sembari mengelus kepala Hinata dan berusaha menenangkannya.
Hinata mengangguk dan menyeka air matanya. "Terimakasih karena selalu ada kak, aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa kak Neji " Hinata tersenyum simpul dan mereka pulang ke rumah.
Hanabi melipat tangannya dan terlihat marah pada Neji. " Aku kan sudah bilang, kalau aku saja yang menjemput kak Hinata! Ayah! Lihat kak Neji! Dia pergi di tengah musim dingin saat terluka"
"Suruh mereka masuk, Ayo kita makan malam bersama" Hiashi menghidangkan sup miso dan ikan panggang.
Hanabi melototi Neji dengan penuh amarah. "Kalau lukamu terbuka lagi, aku tidak akan memanggil kak Sakura untuk mengobatimu" Hanabi cemberut dan menggembungkan pipinya.
"Sudah, ayo masuk " Neji menjewer telinga Hanabi dan masuk ke dalam rumah.
"Ayah, Hinata ganti baju dulu"
"Ya... Tapi cepat ya, nanti supnya dingin" Hiashi duduk dan mengambil porsi nasi untuk mereka semua.
"Ayah! Kak Neji menjewerku"
Hiashi meminum tehnya dan berbicara dalam batinnya. "Aku ingin tenang sebentar saja, aku sudah terlalu tua untuk menghadapi mereka"
Hiashi menghela nafas panjang. Neji melihat kearahnya. "Kenapa tuan menghela nafas seperti itu?"
"Aku hanya sedang meratapi masa tua"
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
He Knows me
FanfictionNaruto disclaimer to Masashi Kishimoto-sensei Bagaimana kalau seandainya Hinata sadar kalau selama ini pengorbanannya sia-sia saat memperjuangkan Naruto? Sudah saatnya Hinata berhenti sesaat dan lebih peka dengan lingkungan sekitar dan menghargai d...