Hinata melihat mangkuknya yang sudah kosong, meletakkan sumpit di bibirnya dan ragu saat ingin mengambil nasi lagi.
Neji tanpa banyak bicara langsung mengisi mangkuk Hinata dan memberikan lauknya padanya.
"Makanlah"
Neji melihat senyum Hinata yang membuatnya tersenyum pula, hatinya terasa hangat saat melihat Hinata.
Hiashi melihat mereka dan segera keluar dari rumah dan duduk di teras. "Apa aku sudah terlalu keras pada mereka?"
"Paman"
Hiashi menoleh ke arah Neji lalu menepuk lantai kayu yang ada disampingnya. "Duduklah "
Neji mengangguk dan duduk disamping Hiashi. "Ada apa paman?"
"Berapa usiamu sekarang?"
"20 tahun paman "
Hiashi menghela nafas panjang dan melihat ke arah bulan. "Baguslah kalau begitu, kamu sudah cukup dewasa. "
"Memangnya kenapa paman menanyakan masalah usiaku?"
"Aku berniat untuk menjodohkanmu dengan Hinata, selama ini aku terlalu keras pada Hinata. Aku sadar kalau aku bukan sosok ayah yang baik untuk Hinata tapi aku tidak tega melihat Hinata yang murung setiap hari karena bocah kyubi itu"
"Lalu?"
"Aku ingin sekali mencarikan sosok pria yang baik untuk Hinata. Saat aku melihatmu begitu peduli padanya, aku jadi merasa kalau kau adalah pria yang pantas untuk Hinata"
"Tidak paman, Aku tidak bisa" Neji memijat pelipisnya dan menggelengkan kepalanya, Neji sangat paham betapa akan menyakitkan bagi Hinata kalau dia terpaksa untuk menikah dengan pria yang tidak dia cintai.
Hiashi mengelus punggung Neji. " Aku melakukan ini bukan hanya untuk Hinata tapi juga untuk Ayahmu, Ayahmu sangat ingin Hyuga terbebas dengan sistem kasta. Dengan kalian menikah itu sama dengan menyatukan keluarga utama dan keluarga cabang"
"Aku tetap tidak bisa paman" Neji masuk ke dalam kamarnya dan mengunci dirinya sendiri.
Neji melepas ikat kepalanya dan menatap dirinya didepan cermin. "Aku tidak tega memaksa Hinata untuk hidup semati denganku, dia pantas mendapatkan orang yang lebih baik dariku."Neji menyentuh tanda di dahinya yang sudah memudar saat peperangan usai. "Aku tahu aku sudah bebas dari kutukan tapi itu bukan berarti aku sudah setara dengan Hinata"
Neji melepaskan bajunya lalu berbaring di atas ranjangnya dan membiarkan rambutnya yang panjang terurai dengan indah.
"Aku berharap ayah masih hidup dan memberiku saran, Ayah kalau menurutmu aku sebaiknya tidak menikah dengan Hinata...." Neji terdiam sesaat lalu meremas ikat kepalanya. " Aku mohon hentikan aku, jika perlu cabut nyawaku juga "
Hanabi tidak sengaja mendengar ucapan Neji lalu dia pergi menemui Ayahnya. "Ayah, apa yang sudah ayah lakukan pada kak Neji?"
"Aku hanya berbincang dengannya " jawab Hiashi.
"Aku mendengar Kak Neji menggumam soal pernikahan" Hanabi duduk disampingnya lalu bersandar di pundak ayahnya. "Apa itu dengan kak Hina?"
Hiashi mengangguk pelan lalu menundukkan kepalanya dan murung " tapi dia menolak tawaran yang aku berikan"
"Eeeeeh?! Kenapa???! Kak Hina itu kuat, cantik, cerdas dan berhati lembut. Kenapa kak Neji menolak kak Hina??!" Hanabi terlihat syok dan berniat melabrak Neji sekaligus mengonfrontasinya namun Hiashi menghentikan Hanabi dengan cepat.
"Jangan salahkan Neji, ini salah Ayah... Dia berhak untuk menolak, kalau saja sejak awal aku menolak sistem kasta ini mungkin Hizashi tidak akan meninggal dan masih menegur kita jika melakukan hal yang tidak benar menurut tradisi"
Hanabi memeluk ayahnya dengan erat. "Ayah jangan menyalahkan diri sendiri, Aku yakin Paman Hizashi sudah memaafkan Ayah"
Hiashi menepuk kepala Hanabi. "Terimakasih karena sudah menenangkan Ayah. Pergilah tidur, ini sudah larut malam"
Hanabi mengangguk dan pergi ke kamarnya. Hiashi menutup pintu dan jendela rumah dan melihat foto Hizashi saat masih muda. "Harusnya aku sadar kalau Hinata itu sama sepertimu adikku, dia berhati lembut dan tidak pernah ingin melukai orang lain. " Hiashi mematikan lampu di ruang tamu dan dapur. "Selamat malam"
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
He Knows me
FanfictionNaruto disclaimer to Masashi Kishimoto-sensei Bagaimana kalau seandainya Hinata sadar kalau selama ini pengorbanannya sia-sia saat memperjuangkan Naruto? Sudah saatnya Hinata berhenti sesaat dan lebih peka dengan lingkungan sekitar dan menghargai d...